39. Melepas Status Lajang

714 165 54
                                    

Sonia berjalan terburu menuju ruang rawat Unaya. Jeni dan Yeri mengikuti langkah Sonia dengan tergopoh-gopoh, sementara itu Jun sedang on the way menuju rumah sakit. Begitu matanya menangkap sosok Jeka dan Suryo, wanita itu semakin mempercepat langkahnya. Wajahnya penuh amarah, kesal sekali pada satu manusia egois. Siapa lagi kalau bukan Suryo. Kendati lelaki itu sudah sadar akan kesalahannya, namun tetap saja bagi Sonia ialah yang patut disalahkan.

"Kamu masih berani nunjukin muka kamu disini?!". Desisnya langsung begitu sampai di depan dua laki-laki yang tadi sedang berbincang serius itu. Jeka dan Suryo langsung berdiri, terkejut dengan kedatangan Sonia yang tiba-tiba.

"Mama, udah dateng dari tadi?". Tanya Jeka basa-basi. Sudah bisa menangkap raut amarah dari wajah Sonia. Jeka berusaha mencairkan suasana, ia tidak mau ada keributan. Situasi sudah rumit, maka lebih baik mencari solusi untuk masalah ini ketimbang ribut dan menyalakan satu sama lain. Semua sudah terlanjur terjadi, tidak bisa diperbaiki.

"Kamu masih berani nunjukin muka setelah apa yang kamu lakukan sama anak saya, ha?". Desis Sonia sekali lagi tanpa menghiraukan Jeka.

"Unaya juga anak saya, saya yang ngerawat dia setelah kamu meninggalkan kami". Sahut Suryo dengan berani.

"Omong kosong!". Bentak Sonia kemudian menampar pipi Suryo.

"Ma, tenang Ma. Jangan ribut disini". Cegah Jeka. Yeri dan Jeni merangkul lengan Sonia agar wanita itu tidak berbuat macam-macam.

"Gak bisa Jeka! Mama gak bisa tenang setelah masa depan anak mama hancur! Coba bayangkan bagaimana jadinya Unaya nanti? Dia pasti bakal menanggung malu dan terpuruk, mama gak bisa bayangin betapa hancur perasaannya. Dia kehilangan sesuatu yang berharga Jeka. Kasihan Unaya...". Tangis Sonia pecah. Tubuhnya limbung dipelukan Jeni. Wanita itu seperti merasakan apa yang Unaya rasakan. Merasakan hancurnya, sakitnya, sedihnya. Sebab wanita itu yang melahirkan Unaya, ia tahu betul perasaan putrinya. Meski ia tidak merawat Unaya secara utuh, meski ia pernah meninggalkan tanggungjawab sebagai seorang ibu.

"Mama tenang aja, Jeka akan menikahi Unaya. Jadi Unaya gak perlu menanggung malu. Ini salah Jeka juga karena gak bisa menjaga Unaya seperti permintaan Mama". Kata Jeka sambil menunduk. Ia sadar telah melakukan kesalahan besar, membiarkan Unaya tinggal di rumah seorang iblis. Padahal ia telah berjanji pada Sonia untuk menjaga Unaya bagaimanapun caranya. Tapi sayang, Jeka telah gagal menjalankan perintah itu.

"Kamu aja yang tanggungjawab? Terus orang ini mau tanggungjawab apa buat bayar kesalahannya?". Sindir Sonia. Wanita itu menatap Suryo dengan penuh kebencian. Benci sekali karena lelaki yang selama ini sudah merasa paling benar mendidik putrinya itu malah diam saja.

"Kamu mau saya melakukan apa? Saya tahu betul jika semua ini bermula dari saya. Saya rela melakukan apa saja, kalau memang bisa menebus kesalahan saya pada Unaya". Ujar Suryo sungguh-sungguh. Sonia salah jika mengira Suryo sama sekali tidak menyesali perbuatannya. Suryo sangat menyesal telah menjodohkan Unaya dengan Guan, entah sudah berapa kali lelaki itu berujar demikian. Bahkan mungkin ia akan dihantui rasa bersalah ini selamanya. Karena keegoisannya, sesuatu yang paling berharga dari putrinya terenggut. Bahkan membuat masa depan Unaya nyaris hancur karena trauma.

"Pergi sejauh mungkin dari kami. Saya benci sekali sama kamu. Saya meninggalkan semuanya demi kehidupan yang layak untuk Unaya dan Jeni. Tapi seperti ini akhirnya? Saya memang menyesalinya, tapi saya tidak pernah menyesal telah meninggalkan kamu dulu". Sahut Sonia kemudian masuk kedalam ruang rawat Unaya diikuti Jeni dan Yeri.

Selepas ucapan Sonia tadi, Suryo semakin tertunduk pilu. Kini ia sudah jatuh dan tidak punya apa-apa. Harta tidak punya, keluarga pun tidak. Lelaki itu tidak pernah menduga jika Tuhan dengan begitu cepat mengambil semuanya. Inikah balasan dari keserakahannya selama ini?

Bangsat Boys (Book 1&2)✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن