11. Lunar Eclipse

614 125 106
                                    

Jeka masih betah dirumah Victor. Ririn pun tidak merasa terganggu karena jika ada Jeka baby Tiger akan menempeli pemuda itu, alhasil Ririn jadi punya me time. Gadis itu sekarang sedang tidur manja-manja dikursi depan teras setelah tadi merawat wajah dengan masker.

"Vi kalo semisal nih lo jadi cewek, terus kita tuh saling suka kek crush gitu terus gue grepe-grepe lo karena kebawa suasana. Lo bakal marah gak? Apa yang lo pikirin tentang gue?". Karena tidak tahan dengan dugaan-dugaan soal Unaya dikepalanya, Jeka terpaksa menanyakan hal itu pada Victor meski tidak mengatakan jika itu kasusnya.

"Hah? Gue kan cowok, ya mana gue tahu. Bambang!". Omel Victor karena memang sedang fokus sekali bermain PS-nya. Jeka yang sebal pun lantas melempar stick PS yang dibawa Victor dengan emosi.

"Shit Man!". Umpat Victor karena ia jadi kalah duelnya.

"Gak usah bawa-bawa Bambang, kasihan orangnya nanti sakit kuping! Gue serius Sat!". Victor langsung menghadap lurus kearah Jeka. Dua pemuda itu memang tidak ada aturan, padahal ada anak kecil tapi malah bicara kotor.

"Gue juga serius Bos, mana gue tahu kan gue cowok. Kalo grepe cewek karena kebawa suasana sih gue juga udah pernah". Sahut Victor jujur. Jeka lantas mengacak rambutnya frustasi, takut kalau semisal Unaya menjauhinya gara-gara aksi kekhilafan itu.

"Asli deh Unaya pasti nilai gue cowok gak bener, terus doi bakal jauhin gue. Duh mana sanggup". Tanpa sadar Jeka curhat pada Victor. Victor yang paham duduk permasalahannya pun heboh seketika, inilah alasan kenapa Jeka jarang curhat pada pasangan alien; ember. Lebih memilih curhat pada Jimi tapi sayang pemuda itu sedang sibuk dengan urusan kampus.

"Anjay lo Bos, baru tiga hari doi balik udah main grepe aja. Gercep amat, mau nikung lo?". Ujar Victor sambil bertepuk tangan. Jeka berdecak sebelum menjitak kepala Victor.

"Bukan nikung, cuma mau nyari celah doang. Itu suasananya mendukung banget, masuk selimut pas mati lampu sama hujan. Doi ngasih celah juga". Cerita Jeka sambil cengengesan, Victor pun ikut-ikutan cengengesan.

"Lo sempat mainin playdough-nya gak Bos?". Tanya Victor sambil bisik-bisik takut kalau Ririn tahu, istilah playdough hanya ia dan sang istri yang tahu.

"Hah? Playdough apaan? Kayak begini? Unaya mana punya". Tanya Jeka sembari mengangkat playdough yang baru dimainkan baby Tiger.

"Ck! Masa lo gak tahu playdough yang gue maksud sih, Ekhem itu lho sumber ASI". Kata Victor malu-malu. Wajah Jeka sontak memerah begitu paham maksud perkataan Victor. Pemuda itu langsung salah tingkah dan pura-pura batuk.

"Ekhem... i-itu cuma pegang doang. Mana bisa gue remes-remes". Jawaban Jeka membuat Victor mengupat kecewa. Padahal suasana mendukung begitu kalau Victor sih langsung gas aja. Kalau beruntung bibit-nya bisa masuk pot, kesempatan untuk mendapatkan Unaya terbuka lebar. Ya meski dengan cara licik sih wkwk.

"Ahhh... bego emang lo Bos. Cuma lo doang kali kucing yang melengos pas ada ikan didepan mata. Ya pantes aja sih doi lo diserobot orang lain, lo tuh terlalu ragu-ragu orangnya. Lihat noh anak gue aja yang masih kecil udah jago ngeremes-remes, masa lo kalah sama bocah umur tiga tahun". Victor menunjuk baby Tiger yang tengah meremas-remas playdough-nya. Jeka langsung menjitak kepala bapak berotak geser itu dengan emosi.

"Anjir parah emang lo, gak beres banget jadi bapak! Yang diremes anak lo emang playdough beneran Sat! Bukan lemak unyu!". Kini giliran Victor yang bingung dengan istilah lemak unyu.

"Lemak unyu apaan?".

"Tete!!". Sahut Jeka dengan emosi.

"Hei! Pantes tete aku gatel dari tadi, diomongin ternyata!!!". Omel Ririn dari teras rumah. Jeka langsung menepuk dahinya kemudian menutup telinga baby Tiger, kasihan anak itu punya orangtua yang otaknya perlu direparasi :')

Bangsat Boys (Book 1&2)✔️Where stories live. Discover now