18. Skrip

449 117 72
                                    

Warn!
Part ini mengandung muatan dewasa. Harap bijak!

Tak terasa hari ini pengumuman seleksi penerimaan mahasiswa baru, tapi Unaya masih tertidur dengan cantiknya diatas ranjang karena kelelahan. Sementara itu Jeka semalaman tidak pulang lantaran sibuk mengurus tetek-bengek persiapan ospek sekaligus jadwal syuting Unaya. Jeka memang jarang ada dirumah, untuk itulah Sonia memaklumi dan tidak terlalu mengkhawatirkan pemuda itu.

"Astaghfirullah, punya anak perawan kerjaannya tidur mulu. Bangun dong Nak, kamu gak mau ngecek pengumuman penerimaan mahasiswa baru?". Sonia sudah berkali-kali membangunkan Unaya namun gadis itu tetap istiqomah ngorok.

"Ihhh... Mama! Unaya tuh capek Ma, pulang pemotretan tengah malem. Ini ntar jam delapan harus ketemu client lagi". Rengek Unaya sembari menutupi wajahnya dengan bantal. Mendadak Sonia merasa kasihan dengan anak sulungnya itu, sebenarnya tidak ada juga yang menyuruh Unaya kerja keras seperti itu. Tapi memang pada dasarnya saja Unaya mau hidup mandiri, tidak mau bergantung pada Papa-nya dan berakhir diatur ini-itu.

"Mama kasih waktu kamu lima belas menit buat lanjut tidur. Kalau Mama balik kesini dan kamu belum bangun juga, Jeka Mama kawinin sama temen arisan Mama". Ancam Sonia kemudian pergi begitu saja. Unaya yang mendengar Jeka hendak dikawinin dengan orang lain pun langsung bangun dari tidurnya.

"Ihhhhhh... Mama rese!". Unaya mencak-mencak sambil melempar bantal dan guling kesegala arah. Gak rela lah Jeka kawin sama orang lain. Sonia terkikik geli, oalah begitu toh caranya membangunkan Unaya yang kebo maksimal wkwk.

Sementara itu Jeka yang baru selesai dengan segala kesibukannya itu masuk kedalam rumah sambil menguap lebar. Ditangannya terdapat sebuah skrip FTV setebal kitab suci yang akan dibintangi Unaya. Kurang sayang apa coba Jeka pada Unaya, demi memberi waktu tidur yang berkualitas pada gadis itu ia rela menemui client pagi-pagi buta.

"Samlekum!". Teriak Jeka sambil garuk-garuk kepala. Pemuda yang baru saja mewarnai rambutnya menjadi pirang itu langsung ngacir ke dapur karena lapar.

"Waallaikumsallam...". Sahut Sonia namun suaranya melirih diakhir, wanita itu shock melihat penampilan baru Jeka.

"Buceri dari mana nih?". Ledek wanita itu yang membuat alis Jeka mengerut bingung.

"Buceri apaan sih Ma?". Sahut Jeka malas sembari mencomot pisang goreng yang baru diangkat Sonia.

"Bule ngecat sendiri hehe. Nambah ganteng aja nih anak bujangan Mama, tumben kamu ngewarnain rambut ngejreng begitu". Komentar Sonia. Pasalnya Jeka itu malas menjadi pusat perhatian, kalau rambutnya mencolok begitu kan otomatis bakal tambah jadi sorotan. Tapi itu semua ia lakukan demi couplean dengan Unaya.

"Iya dong Ma, kan biar gak kalah sama Unaya. Biar kek pasangan kekinian, couple goals gitu loh Ma". Sonia geleng-geleng kepala mendengar perkataan Jeka, Duh bucin sampai ke tulang-tulangnya.

"Terserah deh yang bucin sampai ketulang-tulangnya mah beda". Ledek Sonia.

"Ralat! Yang bener bucin sampai ke sumsum-sumsumnya". Sahut Jeka cepat.

"Daripada kamu berisik disini, mending bangunin Unaya gih. Dia tuh kebo banget, tapi Mama kasihan juga dia kelihatan capek gitu". Ujar Sonia dengan wajah sedihnya.

"Mama tenang ya, sekarang Jeka kan udah jadi manajer Unaya. Jeka bakal atur jadwal Unaya biar gak kecapekan. Senyum dong jangan sedih gitu". Hibur Jeka yang membuat Sonia mengulas senyum kecil. Wanita itu meraih tangan Jeka dan dielus punggung tangannya.

Bangsat Boys (Book 1&2)✔️Where stories live. Discover now