13. Hadiah Ulang Tahun Unaya

497 127 84
                                    

Ide-nya udah muncul beberapa minggu lalu, eksekusinya baru sekarang. Maaf ya, ngelawan rasa malas itu susahnya luar biasa😬

++

Lucas mengantar Yeri pulang menjelang malam. Gadis itu yang meminta karena tidak mau orang rumah khawatir melihatnya dalam keadaan tidak baik-baik saja. Setelah memastikan jika Yeri tenang dan tidak menunjukan wajah shock seperti tadi, Lucas langsung mengantar gadis itu. Ngeri nanti diamuk sama Jeka kalau Yeri-nya telat dipulangin. Lucas kan masih mau hidup seribu tahun lagi.

Dan benar saja, begitu masuk ke pekarangan rumah, Jeka sudah menunggu didepan teras sambil bersedekap dada. Ngeri abis deh, udah duduk ngangkang sambil ngerokok, tangan di tatto, natap dengan tatapan setajam sinar laser. Lucas yang notabene penguntit aja gak berani kok beradu tatap sama Jeka.

Jeka terus menyoroti dua manusia berbeda jenis kelamin itu sampai berdiri tepat dihadapannya. Terutama menyoroti sosok pemuda asing yang membawa pulang adiknya telat hari ini. Sementara itu Yeri yang paham kalau bakal terjadi masalah besar, cepat-cepat merangkul tangan Abang-nya.

"Abang, maafin Yeri pulang telat hari ini. Tadi tuh...".

"Lo siapa?". Tanpa menghiraukan adiknya dan tanpa melepas tatapan dari Lucas, Jeka bertanya dengan nada nge-gas.

"Saya Lucas Bang". Sahut Lucas sambil mengapitkan kedua pahanya karena takut ngompol.

"Anak mana lo? Temen Yeri? Kenal Yeri dari mana? Punya nyali juga lo bawa Adek gue pulang malem! Tahu gue siapa gak?!". Tanya Jeka bertubi-tubi tanpa rem, biasalah rem-nya udah blong. Yeri pun dibuat tidak enak pada Lucas. Duh... cowok itu kan yang udah bantuin lolos dari Mario, bahkan dengan baik hatinya mau nemenin dan nganterin pulang dengan selamat. Terlebih Lucas sekarang jadi gebetan baru-nya, kalau Abang-nya beringas gini gak ada cowok yang berani deketin dia dong.

"Ihhhhh... Bang Jeka gak sopan banget sih, ada tamu bukannya disuruh duduk malah diomelin". Tegur Yeri.

"Oh lo mau duduk?". Tanya Jeka sarkas, Lucas otomatis mengangguk dengan mata berkedip-kedip.

"Ya udah duduk aja...".

"Yes!". Sorak Lucas dengan suara amat lirih dan hendak duduk di kursi sebelah Jeka.

"Duduk di lantai maksudnya!". Tambah Jeka sadis.

"IHHHHHHH... ABANG!!!". Jerit Yeri jengkel.

"Lo diem aja Yer, nih cowok beraninya bawa lo pulang telat banget kayak gini. Gue khawatir kalo ada apa-apa sama lo, gue denger dari Jeni si Mario berulah". Ujar Jeka melembut di akhir kalimatnya. Pemuda itu tahu adiknya sengaja menutupi kebusukan Mario darinya. Untuk itulah ia berhati-hati ketika mulai membahas kekasih adiknya itu. Yeri menunduk dan kembali terisak, Lucas yang mendengarnya merasa terenyuh. Seharian bersama Yeri membuatnya paham kesedihan gadis itu, ia jadi ikut merasakan sakitnya dimanfaatkan seseorang yang kita cinta. Duhhh... kok Lucas jadi pingin bahagiain Yeri.

"Udah gila kali ya gue, Abang-nya beringas gitu! Ngeri nanti di mutilasi kalo bikin adiknya nangis walau hanya setetes". Batin Lucas sambil geleng-geleng kepala mencoba mengenyahkan pikiran ngawurnya barusan.

"Maafin Yeri Bang, Yeri udah kecewain Abang". Jeka menghembuskan nafas untuk meredam emosinya kemudian membawa Yeri ke dalam pelukannya.

"Gak apa-apa. Dijadiin pembelajaran, jangan sampai lo dimanfaatin cowok cupu kayak dia. Bilang sama gue, lo diapain sama dia? Gue kudu apain dia?". Yeri menggeleng keras. Gak mau bikin gara-gara. Gak mau kalau Jeka dan Mario kembali bermusuhan seperti dulu. Udah cukup jangan ada dendam-dendaman lagi.

Bangsat Boys (Book 1&2)✔️Where stories live. Discover now