37. Mengejar Happy Ending

464 131 81
                                    

Greeekkk...

Cahaya matahari yang memaksa masuk ke dalam pupil mata membuat Unaya terjaga. Gadis yang semalam mabuk berat itu menghela nafas panjang. Ia masih mengantuk dan cukup terganggu dengan gorden yang dibuka secara tiba-tiba. Lantas saja Unaya memasang wajah sebal ke arah maid yang menatapnya tanpa ekspresi. Sebodo amat, Unaya menarik selimutnya hingga menutupi wajah.

"Nona masih bisa tidur nyenyak setelah apa yang Nona lakukan pada Tuan Guan semalam?". Tanya maid itu hingga Unaya dibuat mikir keras. Memang apa yang ia lakukan semalam? Seingatnya ia minum di club lalu mabuk, terus?

Unaya memutar bola matanya beberapa kali. Sekelebat ia mengingat sesuatu.

ANJING LO! BANGSAT!

"Pftttt... Oh yang itu". Unaya menahan tawa. Tidak ada rasa takut dengan apa yang telah ia lakukan, melainkan puas. Ia puas telah memaki Guan semalam.

"Hahahaha... Semalem itu gue keren kan maid?". Unaya menyibak selimutnya. Kini gadis itu terlihat bar-bar. Bahkan maid di depannya pun terheran-heran dengan sikap Unaya yang berbeda. Maksudnya cara bicara gadis itu.

"Anda masih bisa tertawa disaat rumor buruk tentang anda dan Tuan Guan tersebar?". Tanya maid itu lagi. Unaya berdecak, gadis itu mengambil ponselnya.

"Aduhhh Lo ngomel mulu, maid. Kepala gue pusing, mending Lo bikin air jahe kek atau teh hangat buat gue". Perintah Unaya.

"Anda harus melihat ini dulu Nona". Kata maid itu sambil menunjukan sesuatu di ponselnya. Unaya yang sedang membalas pesan dari Jun pun menatap ponsel si maid dengan malas.

"Breaking news! Una Frozen bikin skandal lagi! Mabuk di club dan diam-diam tunangan dengan pengusaha muda. Benarkah Una Frozen mengalami kekerasan dari tunangannya itu? Una Frozen yang dikenal dengan image kiyowo ternyata hidupnya keras juga...".

"Hahaha apaan sih ini artikel aneh tapi bener juga. Baguslah, biar semua orang tahu kalau Guanjing itu baik di depan media cuma buat pencitraan doang". Komentar Unaya sambil terbahak. Maid yang sedari tadi memperhatikan Unaya bengong ditempatnya. Benar-benar heran dengan sikap gadis itu yang berubah seratus delapan puluh derajat.

"Maid, Lo kenapa malah bengong disini? Kan gue bilang mau air jahe atau teh anget, buruan". Tegur Unaya jengkel.

"Nona, Tuan Guan marah sekali pada Nona. Nona akan dikurung di dalam kamar selama seminggu". Kata Maid itu prihatin. Tentu saja merasa kasihan dengan nasib Unaya. Puluhan maid dan ajudan yang sudah bekerja di rumah Guan tidak bisa keluar lagi. Mereka juga dikurung seperti Unaya. Bahkan maid itu pun menyesal telah bekerja di rumah ini. Unaya masih muda dan memiliki karir yang gemilang, sungguh sayang jika terjebak di neraka ini. Ia hanya akan diinjak-injak oleh Guan. Pemuda itu memiliki prinsip jika wanita yang ia cintai tidak boleh lebih unggul dari dirinya. Karena baginya wanita itu pantasnya tunduk di bawah kuasanya.

"Cuma seminggu doang? Nanggung amat, kenapa gak setahun aja? Atau selamanya gitu, biar gue enggak lihat wajah Guanjing itu lagi". Sahut Unaya cuek. Benar-benar tidak peduli dengan perlakuan Guan. Yang penting semalam ia bisa mengeluarkan unek-uneknya didepan pemuda itu. Sudah lega dan puas. Ia merasa lebih tenang.

"Nona, tolong jaga ucapan Nona. Kalau tuan tahu...".

"Stop maid! Lo dari tadi bawel mulu! Tugas Lo tuh cuma jagain dan ngelayanin gue. Gak usah ikut campur". Bentak Unaya. Bukan bermaksud kasar, hanya saja Unaya sedang pusing dan lelah. Butuh istirahat, bukan dengerin ocehan maid gak jelas.

"Maafkan saya Nona". Kata Maid itu menyesal. Sadar kalau terlalu ikut campur urusan Unaya. Maid itu hanya kasihan dengan Unaya, takut jika Guan mendengar sumpah serapah yang diucapkan Unaya dan berakhir mendapat hukuman yang lebih kejam.

Bangsat Boys (Book 1&2)✔️Where stories live. Discover now