Empat Tujuh

34 8 0
                                    

Rivali meninggalkan kediaman Mama dan menuju RS. Sesampainya di sana, Rivali berjalan bersama anak dan istrinya menuju pintu yang bertuliskan VVIP 1.

"Kak Ily?"

Terlihat pintu membuka hingga seseorang berteriak. Bukan hanya itu, gadis tersebut memeluk kencang sang istri.

"Ini pasti Sisi. Aunty Ririn... kangen banget."

Ia melihat gadis tersebut membungkukkan tubuhnya lalu menciumi wajah Sisi. Terlihat Sisi bahagia mendapat perlakuan itu.

"Rin... ini Ali."

Kalimat Ilyana membuat Rivali menoleh. Diulurkan tangannya sebagai salam perkenalan.

"Senang bertemu dengan Ka Aly. Ayo masuk. Kami semua sudah menunggu." Ujar perempuan itu sebelum ke dalam ruangan dengan Sisi di sampingnya.

Rivali mengenggam tangan sang istri. Terlebih wajah Ilyana begitu tegang.

"Semua akan baik-baik saja, Sayang." Bisiknya kepada Ilyana.

Ia melihat Ilyana mengangguk. Dirinya memasuki ruangan tanpa melepas tautan jemarinya. Sesampainya di dalam terlihat beberapa orang dewasa dan Sisi yang sedang tertawa dengan dua balita.

Tak lama, Rivali melihat Ririn mengajak Sisi, dua anak balita serta pengasuhnya menuju kantin RS. Suasana sepi pun seketika terasa.

"Pih. Lihat siapa yang datang?"

Ia melihat dari ranjang wajah laki-laki yang sedang terbaring tersenyum kepada sang istri. Rivali melihat Ilyana masih terdiam bersamanya. Dibisikan sesuatu ke telinga sang istri. Perlahan tangan mereka terlepas. Ilyana berjalan menuju ranjang.

Rivali melihat sang istri menciumi tangan yang tertusuk jarum infusan itu. Tak lama terdengar suara isak di tengah pelukan itu. Sontak yang berada di ruangan pun ikut larut.

*****

Rivali melihat wajah Sisi begitu bahagia. Bahkan di dalam tidurnya, senyum gadis itu masih terlihat.

"Sayang, Kamu tidur aja."

Kalimatnya ditanggapi sang istri dengan menggelengkan kepala.

"Semalam Kamu kurang tidurnya."

Sekali lagi terlihat Ilyana menolaknya. Namun Rivali mengetahui bahwa mata hazel itu sudah tidak dapat menahan kantuknya. Ia pun menyetel musik klassik berharap sang istri dapat beristirahat. Benar saja, tak lama kelopak mata itu menutup.

Rivali berkonsentrasi ke jalanan. Tak lama terlihat tetesan air menyentuh kendaraannya. Hujan turun cukup lebat. Di dalam mobil pun menjadi lebih dingin. Dikecilkan pengatur suhu kendaraan itu.

Sekitar jam 10 malam, kendaraan memasuki rumah. Ia berlari menembus hujan untuk menekan tombol guna membuka gerbang. Setelah itu dengan kemeja yang basah ia memasuki mobil. Sesampainya di garasi. Ia menutup pintu gerbang. Hasilnya pakaiannya bertambah basah.

"Sayang... "

Dirinya dikejutkan oleh suara Ilyana.

"Kamu basah-basahan?" ujar perempuan itu saat melihat dirinya.

"Kenapa ga bangunin Aku. Bisa pakai ini untuk bukanya."

Terlihat Ilyana mengeluarkan gawainya yang berisikan aplikasi otomatis untuk menutup dan membuka gerbang.

"Ga apa-apa Sayang. Nanti aku langsung mandi." Ujarnya.

Rivali melihat Ilyana membangunkan putrinya. Tak lama terlihat mata Sisi membuka. Terlihat sang istri membuka pintu dan menghampiri Sisi. Rivali melihat ibu anak itu masuk ke dalam rumah.

*****

"Sisi udah tidur lagi?"

Rivali yang baru membersihkan tubuh melihat Ilyana memasuki kamar.

"Iya... woahhhhh." ujar sang istri seraya menguap.

"Sayang, Kamu mandi dulu. Aku udah siapin air hangatnya."

Tanpa berkata, Rivali melihat Ilyana memasuki kamar mandi. Ia pun berjalan ke area lemari untuk mengambil kebutuhan sang istri setelah mandi. Diletakkan di ranjang. Setelah itu, Rivali berjalan ke meja rias milik Ilyana dan mengambil pengering rambut.

Sekitar tiga puluh menit, pintu kamar mandi terbuka. Terlihat Ilyana dengan kimono handuk. Mata indah itu menahan kantuk.

"Pakai bajunya di kamar?"

Pertanyaan Rivali dijawab dengan anggukan. Dengan cepat Rivali keluar kamar. Ia tidak ingin Ilyana tidak nyaman dengan kehadiran di kamar.  Tak lama pintu kamar terbuka kembali. Terlihat Ilyana sudah menggantikan pakaian.

"Kamu mau dibuatkan sesuatu?" ujar sang istri.

"Aku sudah kenyang. Tidur aja. Kamu udah ngantuk banget kan?"

Perkataan itu sontak dibalas dengan anggukan oleh Ilyana. Rivali pun menarik tubuh sang istri ke ranjang. Perlahan selimut itu ditarik hingga menutupi tubuh Ilyana. Tak lama Rivali merasakan Ilyana sudah berada di alam mimpi. Setelah memberikan kecupan pada wajah sang istri, ia pun mulai meleburkan kelelahannya.

*****

Bersambung

Love (Selesai)Where stories live. Discover now