Empat Belas

32 11 0
                                    

Sisi terlihat menatap tiap kendaraan yang berhenti di gerbang utama sekolah. Namun tidak ada satupun yang dikenalnya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 16.00.

Ia melirik benda pipih di tangannya. Melihat dan berharap Bunda membalas pesannya.

"Non Sisi. Tunggu di dalam saja. Nanti kalo Ibu datang, pasti Bapak panggil."

Perkataan itu membuat Sisi menoleh. Ia pun mengangguk seraya mengucapkan terima kasih. Ia mencoba kembali menghubungi rumah dan Bunda. Informasi dari Bi Nah, Bunda belum tiba di rumah.

Sekolah sudah sepi dan hening. Hanya petugas keamanan yang sedang mengontrol keadaan sekolah. Lampu-lampu sudah mulai dipadamkan. Saat ini sudah pukul 17.00. Sisi memeriksa isi dompetnya. Rencananya ia akan memesan ojek online. Namun dirinya ragu, karena Bunda selalu melarang dirinya untuk menggunakan kendaraan umum. Sisi siap jika Bunda akan memarahinya.

Sisi berjalan menuju gerbang. Tak lama teriakan membuatnya berhenti dan menoleh.

"Bunda sudah jemput Pak. Sisi pulang dulu ya."

Tanpa menunggu balasan Sisi segera berjalan ke luar gerbang. Ia sengaja menunggu ojek pesanan sedikit menjauh agar tidak terlihat penjaga sekolah. Tak lama ojek pun datang.

Sisi segera naik ke motor. Pada saat bersamaan sebuah mobil berhenti tepat di depan motor. Seorang laki-laki berjalan ke arahnya. Sisi dan pengendara motor itu terkejut. Namun ia segera tersenyum saat melihat siapa yang berada di depannya.

"Om Ali!" serunya.

Laki-laki itu tersenyum. Sisi melihat Om Ali berbicara dengan pengendara motor. Ia pun melihat Om Ali memberikan beberapa lembar uang itu.

"Ayo Sisi turun. Biar Om yang antar."

Sisi pun segera turun dari motor dan berjalan mengikuti Om Ali menuju mobil hitamnya.

"Sisi ga dijemput Bunda?" Tanya Om Ali

"Iya Om. Tumben Bunda tidak menjemput. Sisi telepon juga ga diangkat. Pesan Sisi ga dibaca. Akhirnya Sisi pesan ojek online aja."

"Sekarang Sisi hubungi Bunda lagi. Takut Bunda nyariin." Ujar Om Ali.

Sisi mengambil gawainya. Menelpon Bunda dan nihil. Sisi menelpon juga Bi Nah, takutnya Bunda menghubungi nomor rumah. Ia pun mengirim pesan kepada Bunda bahwa dirinya pulang bersama Om Ali.

*****

Sisi keluar kamar. Ia melihat Bi Nah sedang mempersiapkan makan malam. Sisi berjalan ke ruang depan. Melihat-lihat jika Bundanya pulang. Tak lama terdengar klakson. Sisi mengecek CCTV. Ia pun menekan tombol untuk membuka gerbang hitam. Mobil berwarna putih pun masuk dan berhenti di garasi dalam.

Wajah Sisi bahagia dan lega, saat Bunda keluar dari mobilnya. Ia berlari menyambut dan memeluk erat perempuan yang sangat dicintainya. Sisi juga merasakan pelukan Bunda lebih dari biasanya.

Tak lama pelukan itu lepas.

"Bunda jangan sedih. Sisi ga apa-apa. Maaf ya Bun. Kalo Sisi tapi pulang diantar Om Ali. Sisi ketemu pas nunggu ojek."

"iya, Sayang. Maaf kan Bunda ya. Bunda janji ga akan buat Sisi menunggu."

Sisi memeluk Bunda kembali. Mereka pun memasuki rumah seraya berpelukan. Sesampainya di dalam rumah, Sisi memutuskan duduk di ruang tengah sedangkan Bunda masuk ke kamar untuk mandi.

Sisi mendengar panggilan masuk dari gawainya. Nampak nama Om Ali ...

"Assalamualikum Om."

....

"Sudah Om. Bunda baru pulang."

....

"Om. Sekali lagi Si ucapin terima kasih sudah antar pulang."

....

"Iya. Om juga selamat istirahat ya.

Percakapan itupun selesai. Sisi melihat Bunda keluar dari kamar. Sisi segera berjalan menuju Bunda untuk sama-sama menuju meja makan.

*****

Bersambung

Love (Selesai)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum