○35○Ternyata Penempat Hati

940 76 4
                                    

× jika aku melakukannya, apakah aku jadi lebih baik? ×

*****
Keputusan yang di ambil saat hati sedang tidak baik itu memang sangat meragukan apalagi jika keputusan itu bisa membuat seseorang kehilangan orang yang ia sayangi. Tapi Adiba tidak memikirkan hal seperti itu lagi hari ini. Ia benar-benar sudah lelah dengan semua rahasia dan kemana perginya Akbar selama beberapa hari ini.

Jessica pernah bercerita kalau Akbar adalah murid terkenal di sekolah apalagi di antara guru-guru. Ia bahkan tidak pernah izin pulang kalau tidak ada urusan yang sangat mendesak dan sekarang laki-laki itu selalu saja izin dari sekolahnya. Bagaimana Adiba tidak ingin tahu dia pergi kemana?

Panggilan dan pesan yang Adiba kirim untuk Akbar semua di abaikan jadi tidak ada pilihan lain lagi bukan?

Adiba tidak senaif itu. Ia tahu keputusannya salah tetapi ini satu-satunya cara agar dirinya bisa berpikir apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Ah, Adiba belum pernah merasakan sesulit ini rintangan dalam menyukai seseorang. Tandai hanya menyukai.

Adiba melirik ke arah minuman yang baru saja sampai ke meja yang Adiba tempati. Entah berapa kali Adiba mendecak karena sudah kesal dengan keadaan saat ini.

"Lama nunggu?" ucap seorang laki-laki yang baru saja sampai dan langsung duduk di depan Adiba.

Adiba sedikit tersentak. Pasalnya baru kali ini ia bicara lagi dengan Ken setelah Ken mengantarnya pulang waktu itu.

"Ah? Lumayan," jawab Adiba. Perempuan dengan seragam sekolah Rajawali itu dengan susah payah menetralkan kegugupannya.

Bagaimana tidak? Ia tahu bahwa Ken menyukainya. Adiba harus mendengarkan dengan baik bisa jadi laki-laki ini hanya nempermainkannya bukan?

"Lama gak ketemu," ucap Ken sambil menatap Adiba, "Gimana? Makin deket gak sama Akbar?" tanyanya membuat Adiba menarik nafasnya pelan.

"Untuk apa aku kasih tau kakak?"

Ken terkekeh, "Lo pasti tau gue suka sama lo kan?"

Adiba terkejut. Hei apa tidak bisa ditahan dulu pertanyaan itu.

"K-kenapa kakak suka sama aku?" tanya Adiba sesekali fokusnya teralih pada bibir yang tersenyum itu.

"Karena lo deket sama Akbar,"

"Maksudnya?"

"Karena gue enggak mau lihat Akbar deket sama cewek lain," kata Ken membuat Adiba membelalakkan matanya.

"Jadi kakak suka sama kak Akbar?!" pekik Adiba sambil menunjuk Ken dengan wajah terkejutnya.

Ken menggeleng lalu tertawa, "Pikiran lo dangkal ternyata ya," ucapnya sambil menurunkan jari telunjuk Adiba dari hadapannya.

Adiba mengerenyit tak mengerti.

"Gue suka sama lo karena lo berhasil rebut perhatian Akbar dari cewek yang dia sukai selama ini," ucap Ken.

Adiba mendengus. Ayolah ia sedang tidak ingin bermain teka-teki.

"Trus kenapa kakak enggak suka lihat kak Akbar sama cewek lain?"

"Awalnya gue memang enggak suka lihat lo deket sama dia dan buat dia jadi bahagia lagi," ucap Ken, "Dia harusnya selalu sedih dan mikirin cewek yang lagi ada disana. Setelah kedatangan lo dia malah berani bentak Nada dan mulai lupa sama cewek itu," lanjutnya membuat Adiba benar-benar tidak mengerti.

"Jadi Nada pacar kak Akbar?" tanya Adiba berusaha menangkap inti dari perkataan Ken barusan.

Ken menggeleng, "Bukan. Lo tahu kan gimana benci nya Akbar sama cewek itu?"

Zero O'clock (Completed✔)Where stories live. Discover now