○27○Malioboro

892 78 7
                                    

× maaf ya aku banyak kurangnya, enggak kayak dia ×

******
Adiba menghela nafasnya pelan, pandangannya lurus melihat jalanan yang ramai itu dari jendela besar kamar hotel mereka, Adiba lalu mengalihkan pandangannya ke ponsel yang ia pegang sambil hanyut dalam pikirannya.

Kenapa ia menyukai Akbar?

Kenapa harus Akbar?

Siapa dia berani-beraninya membuat Adiba jatuh cinta sedalam ini walaupun mereka hanya sesekali berinteraksi.

Siapa dia berani-beraninya membuat Adiba tidak marah karena selalu diganggu oleh Nada yang bahkan Adiba baru mengenal perempuan itu.

Siapa dia yang dengan beraninya membuat pertahanan satu tahun Adiba runtuh begitu saja.

Dan bagaimana Adiba harus meladeni perasaannya?

Adiba mendecak pelan, suasana sangat membosankan bagi Adiba karena mereka di beri waktu seharian ini untuk beristirahat, hanya ada suara nyanyian Tari dari dalam kamar mandi sana yang membuat suara-suara teriakan seperti sedang bernyanyi rock.

Entah kenapa mood Adiba rusak dan hancur begitu mengingat bagaimana kejadian yang membuat Akbar harus menjauhinya, bagaimana Akbar harus menyuruh Adiba menjaga jarak padanya, bagaimana tidak perdulinya Akbar pada Adiba saat ini.

Ia membenci Nada, sangat-sangat membenci Nada, walaupun Adiba tidak bisa melakukan hal seperti yang Nada lakukan padanya Adiba akan berusaha membuat wanita itu pergi dari hidup Akbar, apapun caranya walau ia yang akan tersakiti nantinya.

Karena Adiba sangat menyukai Akbar, yah walaupun Adiba tidak tau bagaimana perasaan Akbar padanya

Adiba merebahkan tubuhnya di kasur hotel itu, ah rasanya duduk di bis selama berjam-jam itu sangat pegal dan membuat bokong nya menjadi sangat sakit.

"Mandi dulu goblok!" Ucap Tari yang baru saja keluar dari kamar mandi, terlihat dari gulungan handuk yang ada di kepalanya

Adiba mendengus malas,"Nanti lah capek"

"Jorok lo! Mana mau kak Akbar sama lo kalo lo aja jorok" Ejek Tari membuat Adiba mendelik sebal, harus membawa-bawa Akbar huh?

"Diem lah"

"Lo kangen kan sama kak Akbar?" Tanya Tari, tiba-tiba?

"Ya..ya kangen tapi kan gue bukan siapa-siapanya" Ujar Adiba sadar diri

"Gue juga bingung sama lo berdua yang kayaknya saling suka tapi malah kak Akbar berubah jadi kayak gitu cuman gara-gara Nada" Ucap Tari

"Mungkin memang seharusnya dia enggak deket sama gue" Kata Adiba dengan segala sesak di dadanya, ah kenapa rasanya semenyakitkan ini padahal mereka belum terhitung setengah tahun dekat

"Ada dua alasan kenapa manusia berubah, pertama pikiran mereka telah terbuka dan yang kedua hati mereka pernah terluka"

Adiba menghela nafasnya,"Ya mungkin"

"Nanti malem tuh lagi bebas Dib, lo gak mau ikut keluar bareng double B sama kak Akbar?" Ucap Tari membuat Adiba membuka matanya cepat lalu mendudukkan posisinya

"Emang mereka mau kemana?" Tanya Adiba

"Gak tau, katanya sih mau jalan-jalan aja di jalan malioboro, cari angin sambil cari jajanan" Ucap Tari membuat Adiba merasa kalau itu akan seru

"YAAMPUN JOGJA AKHIRNYA GUE HIRUP UDARA DISINI" Teriak Tari sambil merentangkan tangannya lalu menjatuhkan tubuhnya ke kasur

Adiba terkekeh melihat kelakuan teman sekamarnya ini,"Apa kira-kira Nada bakal ikut?"

Zero O'clock (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang