○24○Bukannya Tak Bisa Memilih

957 78 18
                                    

× cinta sialan ini karenamu, aku tak bisa berpaling walaupun hatiku tersakiti ×

******
Adiba tak henti-henti nya merutuki Tari, sejak tadi ia sudah mencak-mencak tidak jelas pada wanita yang sedang tertawa tanpa rasa bersalah itu, kalau saja ini bukan di tempat ramai ingin rasanya Adiba mencakar wajah gadis itu sampai ia lupa cara tertawa

Benar-benar menyebalkan.

Bagaimana tidak? Baru di tinggal sebentar saja ke toilet dia sudah membuat masalah yang sangat besar membuat Adiba benar-benar murka

"Lo tuh ya astaga!" Teriak Adiba membuat Tari menahan tawanya, kurang ajar sekali.

"Biar sadar Dib" Ucapnya membuat Adiba mendelik

"Lo iss!" Gemas Adiba

"Gue kasih wejangan" Katanya lalu tertawa terbahak-bahak

"Dari mana lo dapet?" Tanya Adiba menelisik pasalnya itu sepertinya Adiba pernah mendengar

"Gue liat diary lo, tadi dirumah gue foto" Jawab Tari santai membuat Adiba menghela nafas berat

Perempuan ini baru saja mengirimkan pesan pada Akbar lewat ponsel Adiba! Yaampun padahal Adiba saja tidak berani kalau mau memberi pria itu pesan, ia hanya berani melihat last seen nya saja tanpa berniat memberi pesan tetapi sekarang? Tari malah mengirim pesan dengan kata-kata yang puitis pada pria itu.

Malu sekali!

Apa kata Akbar nanti?

Pasti Akbar akan marah dengan itu, bukannya meminta maaf malah mengiriminya kata-kata.

Aish! Adiba ingin membunuh Tari rasanya

"Liat kan lo, kak Akbar gak bales sama sekali, dia pasti nyangka gue galau" Ucap Adiba kesal, kesal pada Tari dan juga centang dua biru di ponselnya itu

Kenapa sangat menyakitkan melihatnya.

"Mungkin lagi mikirin kata-kata yang pas buat lo Haha" Ujar Tari, kenapa perempuan ini tidak berhenti tertawa sih!

Akbar bukan tipe orang seperti itu, yah walaupun Adiba baru dekat tetapi Adiba tau sedikit bagaimana Akbar

"Ngaco lo!" Umpat Adiba

"Sensi amat lo onta" Kekeh Tari

Adiba mendengus,"Lo yang nyuruh jangan mikirin kak Akbar tapi lo malah buat gue kepikiran sama dia, kurang ajar ya emang"

"Dia tuh gimana ya Dib, dia sebenernya gak mau ngelakuin ini ke lo jadi lo rebut lagi lah hati dia" Ucap Tari

Enteng sekali mulutmu mengucap nak.

"Lo kira semudah lo minta duit sama nyokap lo? Beda Tar! Dia beda" Ucap Adiba

"Nanti juga luluh sendiri Dib, yang sabar aja" Ujar Tari lalu terkekeh

"Harusnya gue nerima ini Tar, kak Akbar lakuin ini gara-gara dia gak mau gue kena sama Kak Ken dan Nada, tapi gue bener-bener gak bisa ngejauh dari dia" Ucap Adiba sambil menghela nafas dan memandangi orang yang berlalu-lalang di depannya

"Kak Akbar sama double B pasti lindungin lo, tenang aja" Yakin Tari

Tiba-tiba Tari mengerenyit,"Lho! Itu Ken sama Nada"

Adiba mengalihkan pandangannya ketempat dua orang yang Tari maksudkan,"Mereka"

"Mereka berdua mantan tapi kelihatan kayak orang pacaran, heran ya gue sama anak muda jaman sekarang" Oceh Tari

"Kenapa enggak balikan aja coba" Lanjutnya

"Gara-gara mereka" Gumam Adiba sambil melihat tajam dua orang yang sedang berjalan masuk ke salah satu toko di mall itu

Zero O'clock (Completed✔)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora