Sebentar.

Ciuman? Antara dirinya dan Ryujin?

Wah! Sepertinya Hwang Renjun sudah tidak waras hingga mengingat ciuman tak sengaja antara dirinya dan Ryujin saat di balkon restauran beberapa saat yang lalu.

Sadarlah Hwang! Kau suami wanita lain dan Ryujin adalah calon istri pria lain. Hubungan kalian hanya akan sebatas pembimbing dan pupilnya. Begitu seterusnya.

Renjun mempersingkat mandinya sebelum memori-memori aneh semakin mempengaruhi jalan pikirnya. Mengenakan pakaian sekadarnya dan ditambah jaket parasut , Renjun keluar kamar dengan membawa gitar yang selama seminggu lebih berada di Vietnam belum sempat disentuh selain tadi sebelum gitarnya beralih ke tangan Jungwoo.

Keluar penginapan, Renjun melangkah menuju pantai. Lalu duduk di salah satu batu karang yang terlihat nyaman untuk diduduki. Tidak menghiraukan angin yang menerpa kencang mengacak rambut basahnya yang bisa saja membuatnya masuk angin keesokan hari.

Dengan gitar di pangkuan, netra Renjun mengedar menatap deburan ombak pasang yang tinggi. Lalu menatap ke atas, disuguhkan dengan pemandangan langit cerah dengan cahaya gemerlap bintang.

Rasa hampa kemudian menyeruak secara tiba-tiba tanpa Renjun pinta. Dengan segala hal yang dicapainya dalam hidup dan masalah-masalah yang datang silih berganti, rasa hampa tidak pernah absen dari diri Renjun.

Kadang Renjun sendiri bingung. Dibalik kehidupan kebercukupan, prestasi bidang akademik yang tidak pernah buruk melainkan selalu di atas kesempurnaan, pekerjaan sukses yang membuat orang iri, hingga bisa menikahi wanita cantik seperti Cho Miyeon yang merupakan idaman banyak kaum pria di negeri ginseng, terkadang perasaan hampa seperti saat ini masih saja hadir dalam hidupnya.

Bukannya Renjun tidak bersyukur dengan hidupnya. Namun terkadang rasanya lelah ketika dirinya harus bertahan hidup dibalik ekspektasi dan harapan banyak orang. Renjun terlalu muak hingga rasa hampa tak ayal menghantuinya.

Tangan Renjun reflek memetik senar gitar dan memainkan lagu yang sebelumnya ia mainkan di kamar saat Jungwoo berkunjung ke kamarnya. Lagu yang menemaninya dalam sepi selama sepuluh tahun terakhir. Lagu yang tidak pernah absen Renjun nyanyikan atau mainkan dengan gitarnya.

Set Me Free

Judul lagu itu. Lagu yang merepresentasikan jiwa Hwang Renjun yang ingin bebas dari kehampaan hidupnya. Ingin setidaknya diberi Tuhan kesempatan untuk memilih apa yang ingin ia lakukan. Ingin lepas dari banyaknya ekspektasi yang orang-orang harapkan.

Seakan hapal di luar kepala, Renjun bernyanyi dan memetik gitar sembari menutup mata. Menikmati semilir angin pantai sekaligus bagaimana alunan lagu memasuki gendang telinga. Liriknya tertanam di otak dan tidak pernah menghilang dari ingatan.

Terlalu fokus pada dunianya, Renjun tidak sadar dengan kehadiran Ryujin yang kini duduk di sampingnya. Gadis itu duduk tenang mendengarkan permainan gitar si pria.

Kelihatannya tenang, duduk anteng di sebelah Renjun yang belum sadar oleh kehadiran Ryujin yang sempat ragu untuk mendekat. Sementara dalam hati Ryujin sudah ingin berteriak karena merasa canggung. Canggung setiap Ryujin mengingat bagaimana bibirnya dan bibir Renjun saling menempel.

Ryujin berakhir membiar alunan suara Renjun dan gitar beradu memasuki gendang telinga. Dari liriknya saja, lagu yang Renjun mainkan terasa menyayat hati.

Sesungguhnya apa  sih yang Renjun rasakan akan pemberitaan di media, sampai-sampai menyanyikan lagu sesedih ini? Ryujin tidak bisa menggambarkan karena ia tidak sedang berada di posisi Renjun yang mengalami cobaan.

Berselang dua menit, permainan gitar pun berakhir.

"Aku enggak tahu dokter bisa nyanyi sama main gitar," celetuk Ryujin sembari memberi tepuk tangan. Tentunya untuk menghilang rasa canggung yang terbentuk di antara keduanya.

verrückt | renryu ✔Where stories live. Discover now