Dengan retractor¹, Renjun membuka sedikit luka Ryujin dan sedikit merasa lega karena lukanya tidak sampai merusak saraf. Namun tetap saja terluka dalam, sehingga bahu Ryujin harus dijahit.

"Ron, kasih aku jarum jahit sama benangnya, sama naald voelder²," pinta Renjun.

Saeron dengan sigap memberi alat-alat yang diminta Renjun, sebelum efek bius yang ia berikan pada Ryujin menghilang.

Dengan cekatan dan rapi, Renjun menjahit luka Ryujin. Sebisa mungkin tidak membuat bahu Ryujin terlihat buruk karena harus dijahit. Sekilas matanya melirik pada bagian bahu pucat Ryujin yang tidak terluka, lalu kembali fokus pada jahitan luka si wanita.

"Gunting Ron," pinta Renjun setelah selesai menjahit, dengan jahitan sepanjang lima senti.

Setelahnya memasang plester luka putih berukuran besar agar tidak kena infeksi. Renjun hanya berharap Ryujin tidak mengamuk saat sadar total dan melihat jahitan pada bahunya saat perban harus diganti nantinya.

"Tangan kamu cepat juga ya. Padahal kamu jarang di ruang operasi," puji Saeron sembari membereskan peralatan dan juga kapas-kapas bekas darah Ryujin.

"Hahaha bisa aja, kamu juga cekatan kok. Enggak salah kamu jadi suster kebanggaan UGD. Pasti junior kamu pada nangis karena ditinggal ke sini," balas Renjun yang tengah mencuci tangannya di wastafel ujung ruangan.

"Oke, kalau gitu kita sama-sama hebat," seru Saeron, yang membuat Renjun tertawa pelan.

"Oh iya Jun, maaf ya, kemarin aku hampir keceplosan cerita soal mereka bertiga ke Ryujin. Enggak aku sebut kok nama mereka, beneran deh!"

Renjun sempat terdiam saat mendengar ucapan maaf Saeron, agak kesal karena sahabatnya itu hampir saja membuka luka masa lalu ke orang luar. Namun setelahnya memilih tak peduli.

"Aku tinggal dulu ngurusin pasien di zona tinggi. Nanti kalau Ryujin sadar suruh diam di sini aja. Jangan dikasih balik ke area pasien. Kalau perlu pulangin aja kepenginapan. Sama bantuin ganti perban setiap abis mandi," titah Renjun.

Meninggalkan ruangan, beserta Saeron yang hanya bisa menghembuskan napas pelan.

Renjun pasti marah padanya sekarang.

Ryujin mengerjapkan matanya perlahan, mengedar sekitar guna mengetahui di mana dirinya berada kini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ryujin mengerjapkan matanya perlahan, mengedar sekitar guna mengetahui di mana dirinya berada kini.

Saeron yang menyadari gerakan dari Ryujin pun berlari mendekat.

"Jin, udah sadar?" Tanya Saeron.

"Hmm. Air unnie," pinta Ryujin.

Saeron dengan sigap membantu Ryujin duduk, lalu berlari ke meja jaga dan kembali dengan segelas air. Dengan sabar, Saeron memegang bagian bawah gelas yang tengah dipegang Ryujin.

"Makasih," balas Ryujin.

"Sama-sama."

"Oh iya, nih ganti pakaian dulu. Baju kamu kan digunting semua tadi sama Renjun. Tuh lihat, jelek banget penampakannya," ucap Saeron sembari mengulurkan kaos dan cardigan pada Ryujin.

verrückt | renryu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang