8-Ubah strategi

Mulai dari awal
                                    

"Nah ini baru sobat gue!"

***

Keesokan harinya.

Monday atau kerap kali di sebut Monster day. Dimana bagi beberapa orang menyebalkan karena harus berpanas-panasan di lapangan dan tugas menumpuk di hari ini.

Matahari sudah sangat terik namun gadis mungil bernama Nara baru saja  memasuki kelas dengan tas hitam putih ciri khas panda yang di gendongnya. Wajahnya sedikit mengkerut, tidak seperti biasanya yang selalu ceria.

"Noh dedek emesh lo dateng! Siap-siap tutup telinga lo!" Heboh Naufal, ia cepat-cepat menutup telinganya rapat-rapat.

"Makin Deket Ram!"

"Makin makin makin Deket Ram!"

Rama sama sekali tidak terpengaruh oleh ucapan Naufal, ia masih sempat-sempatnya membaca materi olimpiade fisika lewat PDF di layar ponselnya sebelum upacara di mulai.

Langkah Nara terhenti tepat di samping meja Rama, Mata mereka bertemu. Namun Nara melengos, ia memutar bola matanya ke arah lain dan melanjutkan langkahnya ke pojok kanan barisan kedua.

Rama mengerutkan keningnya, entah kenapa ia merasa ada yang aneh dengan Nara. Di tambah Nara tidak membawakannya bekal seperti hari-hari sebelumnya. Rama menggelengkan kepalanya, mencoba tidak memikirkan hal yang tidak berfaedah seperti itu.

"LAH LEWAT GITU AJA? TUMBEN GAK TERIAK-TERIAK!" Teriak Naufal heboh sendiri.

"Udah insyaf tuh anak tuyul?"

"Ram, si Nara kenapa?" Tanya Naufal heran.

"Mana gue tahu." Jawab Rama tenang.

"Jangan-jangan tuh anak udah punya gebetan yang lain!" Ucap Naufal heboh.

Naufal menepuk pundak Rama keras-keras. "Makanya lo jangan sok jual mahal gitu Ram, awas nyesel lo!"

Rama dengan cepat menyingkirkan tangan Naufal dari pundaknya. "Gue gak suka sama dia dan gue gak bakal nyesel!"

Rama berdiri dan memasang topi sekolahnya, ia melangkahkan kakinya menuju lapangan upacara karena upacara akan segera di mulai. Meninggalkan Naufal yang masih heboh sendiri di tempatnya.

***

Sudah 3 hari Rama tidak mendengar celotehan bahkan sapaan dari Nara. Setelah kejadian di kantin beberapa hari lalu Nara selalu menghindarinya. Bahkan Nara juga tidak spam chat seperti biasanya.

Sesekali Rama mencuri pandang Nara, ia terlihat menaruh kepalanya di atas meja saat jam pelajaran di mulai. Beberapa hari ini Nara terlihat tidak bersemangat bersekolah. Rama ingin bertanya, namun egonya terlalu besar.

"Dia sakit atau kenapa?" Batin Rama bertanya-tanya.

Rama menggelengkan kepalanya. "Kenapa gue harus mikirin tuh cewek gila sih." Lirih Rama sangat pelan.

Naufal yang masih bisa mendengar ucapan Rama hanya tersenyum geli di tempatnya.

"Lo kenapa si Ram?" Batin Rama bertanya.

"Bukannya ini yang lo mau kan?"

"Lo bebas Rama!"

"Gak ada yang ganggu hidup lo!"

"Lo harus senang!"

"Ya, lo pasti senang!"

"Pasti!"

***

Kantin sekolah.

Bu suk menghampiri meja Rama dan Naufal, ia membawa dua mangkok mie ayam di nampannya yang menggugah selera.

NARAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang