19-kesalahpahaman dan kepergian

523 69 523
                                    

Aku mundur bukan menyerah.
Aku pergi bukan tak mau menetap.
Aku sudah lelah berjuang dan ingin rehat sejenak.

-Nara Pramudita Nareswari


Part ini lumayan panjang. Jangan bosen hehe.

Happy reading!

_____

How how how you like that.

How Gon like that that that that that that that that that.

Lagu itu terdengar sayup-sayup dari lantai dua rumah Rama. Penasaran, Rama menaiki tangga lantai dua, suara itu semakin terdengar nyaring ketika Rama sudah manapakkan kakinya di sana.

Tidak salah lagi, suara itu berasal dari ruangan dance kakaknya. Rama memutar kenop pintu itu pelan, agar tidak menimbulkan suara.

Ah, kakaknya ini! Bukannya melanjutkan kuliah, malah memilih joget seperti cacing kepanasan.

Rama mendekat, ia menatap aneh penampilan Indira dari atas sampai bawah. Mulai dari topi yang bertuliskan blink, lalu di lanjut dengan rambut yang di ombre menjadi black pink sampai baju yang bertuliskan how you like that.

Indira masih fokus dance di depan ponselnya, sepertinya belum menyadari kehadiran Rama. Hingga Rama menepuk pelan pundaknya, baru dia tersadar.

"Eh ayam, eh ayam." Indira menutup mulut dengan kedua tangannya, kebiasaan latahnya sulit di hilangkan.

Indira beralih menatap Rama tajam, anak keras kepala ini suka sekali mencari masalah padanya.

"RAMA! GUE LAGI LIVE DI INSTAGRAM!"

"Jauh-jauh sana." Indira mendorong tubuh Rama kuat-kuat sampai sudut tembok. "Diem di situ!"

Tersadar akan sesuatu, Indira kembali ke ponselnya. "Maaf banget ya guys, tadi ada sedikit kendala."

"Yang lalu biarlah berlalu. Gue lanjut lagi tutorial dancenya ya."

Indira mulai menggerakkan tubuh dan lengannya sesuai alunan musik yang di putar. Tak lupa untuk menjelaskan setiap gerakan yang di lakukannya.

Sebelum dengan santainya, Rama lewat di depan Indira. Tak lupa melambaykan tangannya seraya tersenyum, seolah-olah sang aktor yang menyapa fansnya.

"RAMAAA!!!"

Pipi Indira tampak memerah. Bukan karena blushing, tapi dirinya sangat marah. Mungkin, jika di film kartun akan keluar asap di hidungnya.

Tanpa sepatah kata apapun, Indira mengakhiri siaran langsung Instagramnya. Sungguh, Indira tidak keberatan jika dirinya menghilang sejenak. Hanya sejenak, bukan selamanya.

"RAMA! LO BENER-BENER BIKIN GUE MARAH!" Geram Indira.

"Tahu apa kesalahan lo?"

Rama menganggat bahunya acuh, lalu mendudukkan tubuhnya di sofa.

Indira mendengus, respon Rama menambah kemarahan Indira. Sepertinya, Indira harus banyak-banyak bersabar dengan anak keras kepala ini. Jangan sampai dirinya terkena darah tinggi karena adiknya lagi. Itu sangat tidak lucu untuk di ulangi.

"Lo dengan santainya lewat di depan gue! Padahal lo tahu sendiri gue lagi siaran langsung di Instagram!"

"Langsung loh! Langsung!" Indira menekankan kata langsung.

"Demi boxer pink punya lo, gue malu banget!"

"Bodo amat, gak peduli," sahut Rama tenang.

Mata Rama berbinar saat melihat jus jeruk yang terletak di atas meja. Tak mau membuang waktu, Rama meraih gelas itu dan meminumnya sampai tandas. Rama tidak tahu itu punya siapa, tapi ia butuh itu untuk menghilangkan dahaganya.

NARAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang