Bagian 14 - Video Call

887 47 2
                                    

HAI!
Jadi di sini aku udah masukin audio youtube. Tapi muternya pas part yang ku suruh puter ya supaya nuansanya jadi lebih berasa. Hehe.
Happy reading! ✨

---

"Habis ini Mandeh jadi ke Danau Talang?" tanya Damara ke Mandeh.

"Iya jadi. Ini pas udah selesai makan, langsung berangkat," jawab Mandeh, "Damar sama Anin serius gak mau ikut aja, nih?" tanya Mandeh ke aku dan Damara buat memastikan keputusan kami tadi pagi.

"Enggak, Ndeh. Damar sama Anin mau ke Seribu Rumah Gadang lagi buat ngeliat sunset di sana,"

"Oh gitu. Yaudah hati-hati ya kalian. Jangan pada macem-macem pokoknya!" kata Mandeh tegas.

"Siaap, Ndeh!" kataku dan Damara kompak. Setelah selesai makan, aku dan Mama kembali ke kamar buat bersiap-siap.

Sebelumnya, aku mau mendeskripsikan dulu gimana penginapannya, supaya kamu bisa membayangkan dan gak penasaran aja, sih.

Di luar, penginapan yang aku tinggali sementara ini banyak memiliki ukiran di dindingnya. Atapnya berbentuk melengkung dan lancip yang biasa disebut Gonjong. Penginapan ini punya dua buah kamar dengan ruang tengah sebagai ruang santai sekaligus ruang makan dan satu kamar mandi. Ruangan dan lantainya berbahan dasar kayu yang dicat mengkilap dan berbagai barang atau aksesoris khas Minangkabau.

Sebagai tambahan informasi, kamar Damara dan Mandeh terletak paling depan sedangkan kamarku dan Mama paling ujung dekat kamar mandi.

Ketika memasuki kamar, ruangannya dipenuhi aroma pengharum dari kopi, terdapat sebuah kasur besar kapuk yang muat dua orang, bantal, selimut hangat dari rajutan berwarna coklat campur kuning keemasan yang dipadukan tirai kelambu berwarna putih yang ditaruh di atas kayu penyangganya. Selain itu, ada juga meja hias, lemari, kipas angin, beberapa lukisan yang menggambarkan Sumatera Barat pada jaman dahulu, dan sebuah jendela yang kira-kira tingginya dua meter lengkap dengan dua kursi di pinggirnya bersama hiasan beberapa tanaman. Semua itu terbuat dari kayu yang mengkilap. Terlihat klasik dan bener-bener punya pesona sendiri. Persis seperti gambaran rumah gadang pada jaman dulu yang ku bayangkan. Kira-kira begitu maksudku.

"Kenapa gak ikut Mama sama Mandeh aja ke Danau Talang? Pasti sunset-nya lebih bagus di sana, lagian tadi Anin juga udah ke Seribu Rumah Gadang," tanya Mama.

"Mau liat sunset di Seribu Rumah Gadang aja," jawabku.

"Yaudah, deh. Tapi hati-hati, ya, jangan ngelakuin hal-hal aneh!" Mama menatapku serius.

"Iya, gak bakalan. Coret Anin dari KK kalo macem-macem!" kataku meyakinkan Mama.

"Yaudah," Mama cuman bisa ketawa kecil mendengarnya, "oh, iya, itu makeup-nya jangan lupa dibersihin, ya. Nanti mukamu jadi jerawatan kalo gak dihapus," kata Mama lagi. Aku akhirnya baru sadar kalau aku masih pakai makeup.

"Oh iya lupa, untung Mama bilang. Yaudah, nanti Anin hapus," kataku.

"Oke deh. Kalo gitu Mama siap-siap dulu ya mau ke Danau Talang sama Mandeh,"

"Oke, Ma. Mama hati-hati juga ya!"

"Iya, sayang," Mama pun bersiap diri buat ke Danau Talang dengan aku yang guling-guling kesenengan karena sudah gak sabar lagi nunggu sore.

~~~

Kami semua akhirnya keluar dari kamar masing-masing buat melepas Mama dan Mandeh yang bakalan pergi ke Danau Talang.

Tentang Kamu dan Rindu ✅Where stories live. Discover now