Bagian 23 - Rancak Bana!

121 16 24
                                    

Ketika itu menyangkut masalah perasaan terutama nafsu, orang kadang banyak yang lupa sama logika. Itu wajar banget, Nin. Realistis, kita manusia selain punya logika buat berpikir, kita juga punya perasaan dan hawa nafsu. Contohnya aja nih pas kamu ngeliat suatu barang bagus dan lucu, kamu jadi pengen, tanpa pikir panjang dan mengandalkan nafsu, kamu langsung beli. Padahal kamu tau kalo kamu beli sebenernya barang itu gak penting dan gak berguna.

-Damara Hussein-

---


Sepulangnya Kania dan Winanda dari rumahku, aku langsung video call Damara. Damara pun mengangkatnya. Ku lihat Damara sedang rebahan di kasurnya dan belum ganti pakaian sekolah.

"Haii!" sapaku.


"Eh, kok malah pake baju putih biru SMP? Kenapa gak pake baju putih abu? Kan, tadi kamu ngirim foto selfie pake baju SMA," Damara kelihatannya langsung sadar.


"Itu foto selfie aku waktu nyoba pake baju putih abu, karena sekarang masih MOS, kami disuruh pake seragam SMP. Baru pas hari terakhir pake baju putih abu, katanya biar resminya nanti."


"Ooo... padahal aku pengen liat kamu pake baju SMA."


"YANG BENER?" kataku berbinar.


"Beneran,"


"BENTAR, AKU GANTI BAJU DULU KALO GITU!" secepat kilat aku ngeganti baju seragam putih abu SMA. Setelah selesai, aku langsung memperlihatkannya dengan bangga ke Damara.


"Cantik amat, sampeku kira tadi cewek luar, ternyata cewekku," Damara memulai jurus gombalnya tapi gak ku respon.


"Gimanaaa? Keren gakk?" kataku sambil muter-muter badan.


"Rancak bana Galuh Banjar nio! Sekarang kita punya baju couple, deh," kata Damara sambil memperlihatkan seragam putih abu SMA-nya.


"Saae lu badut," kataku. Damara ketawa.


"Jadi gimana MOS-nya tadi? Lancar?"


"Iya lancar, kok!"


"Gimana temen-temen barunya?"


"Aku baru kenalan sama beberapa orang, tapi aku satu sekolah lagi sama Kania dan Winanda, lho."


"Temen kamu yang waktu itu?"


"Iya... dan yang nyebelinnya, nih, aku juga satu sekolah lagi sama Ardhika." Aku cemberut. Aku langsung ngerasa kesal lagi karena langsung keinget perdebatan beberapa waktu lalu dengan Kania dan Winanda perihal Ardhika.


"Dia masih gangguin kamu?" Damara yang awalnya rebahan kini bangun dan duduk di kursi.


Tentang Kamu dan Rindu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang