Bagian 13 - Homestay

596 47 0
                                    

Kalo doi nanya lagi apa?

Jawab aja lagi sayang kamu.

---

"Udah siang, nih, kalian gak laper?" Mandeh nanya ke aku dan Damara sebelum beranjak balik ke penginapan.

"Lapar!" kataku semangat.

"Udah kenyang karna dengerin mulut komentator yang dari tadi ngatur-ngatur mulu," Damara nampak lelah dan kesal dengan Mandehnya itu.

"Oh, siapa tuh komentatornya, Dam?" Mandeh melirik Damara. Hanya mata Damara yang memberi petunjuk bahwa komentatornya adalah Mandehnya sendiri.

"Ooo... gitu. Ya udah Damar gak usah makan, ya, berarti?" Mandeh mulai menggoda Damara. Damara gak ngerespon, "lha, ni anak ambekan banget, lagi pms?" Mandeh mulai lagi. Damara gak ngegubris lawakan Mandehnya dan mulai berjalan meninggalkan kami.

Bukannya mengejar anaknya itu, Mandeh malah ikut ngambek juga, "Tu anak kenapa. dah. Tadi perasaan baik-baik aja," Mandeh bingung dengan kelakuan anak semata wayangnya itu, "Anin, tolong bujuk Damar, dong, supaya gak ngambek lagi. Nanti balik ke Penginapan Saribu Rumah Gadang, ya. Mandeh sama Mama mau pesen makannya dulu,"

"Oke, Ndeh,"

"Hati-hati, Nin," kata Mama. Aku mengangguk. Aku mulai mengejar Damara yang sudah lumayan jauh dan akhirnya terkejar juga.

"Hei.." Aku memegang pergelangan tangan Damara. Belum sempat aku nanya, Damara sudah menjawab sendiri.

"Apa, Nin? Aku gapapa, kok," kata Damara berhenti sambil tersenyum, "Mandeh sama Mamanya mana?" tambah Damara lagi.

"Balik ke penginapan," jawabku.

"Yah, padahal aku tadi pura-pura ngambek biar dikejar Mandeh, ternyata gak dikejar, ya?" Damara sedikit kecewa.

"Ngapain ngejar kamu. Gak penting," kataku bercanda.

"Terus ini kamu kejar aku kenapa? Berarti aku penting, kan?" Damara tertawa.

"Aku cuman disuruh Mandeh, kok, mon maap ni,"

"Yah! Aku kira kemauan sendiri!" Damara geleng-geleng kepala.

"Sebenernya emang kemauan sendiri, sih," kataku malu-malu.

"Masa?"

"Iya. Dalem hati tapi. Terus kayaknya Mandeh peka,"

"Masa sih?" kata Damara gak percaya.

"Iyaa!"

"Kenapa gitu?"

"Banyak tanya!" kataku yang kemudian kesal.

"Ya udah," Damara ketawa kemudian Damara mulai berjalan lagi.

"Kamu mau kemana lagi?" tanyaku yang berjalan selaras dengannya.

"Kalo aku bilang banyak tanya juga, kamu marah gak, ya?" Damara bercanda.

"Ya maap, namanya juga cewek. Kan, cewek gak suka ditanya-tanya," kataku.

"Bener juga, ya?" Damara mengangguk-angguk.

"Cewek selalu benar,"

"Iya, deh," kata Damara, "kemana aja yang penting seneng," Damara akhirnya menjawab pertanyaanku. Aku mengangguk.

"Oh, iya, kamu beneran kesel, ya, sama Mandeh?" tanyaku.

"Enggak, aku cuman gak enak sama kamu. Tadi main ngangkat-ngangkat aja trus mau aja disuruh ini-itu sama Mandeh, pasti kamu gak nyaman," Damara kini merasa bersalah padaku.

Tentang Kamu dan Rindu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang