Bagian 46 - Khusus Buatmu, Dam.

151 13 11
                                    

Damara Hussein,

Ternyata kamu cuman jadi sebuah cerita yang dulu kamu janji bakalan membuatnya bersamaku. Tapi pada kenyataannya sekarang, tidak akan pernah menjadi realita.

Dan pada akhirnya aku harus menerima kenyataan pahit karena harus tetap hidup meskipun tanpamu lagi.

-Anindia Rinjani-

---

Setelah ninggalin Sumatera Barat aku banyak belajar hal-hal yang selama ini gak pernah terpikir olehku. Aku juga kembali kerutinitasku sebagai seorang mahasiswi dan melanjutkan hidupku yang lama namun terasa baru karena tanpa kehadiran Damara lagi. Tentu saja amat berat buatku pada awalnya. Tapi mau gak mau aku harus terus melangkah, meninggalkan masa lalu demi masa depan meskipun dilanda beberapa kekhawatiran dan juga penderitaan.

Seorang Anindia yang perlahan-lahan memapah kakinya dan terus bangkit untuk menjadi lebih baik daripada sebelumnya hingga akhirnya tumbuh dewasa. Sejak saat itu juga, aku gak pernah mencoba buat bunuh diri dan bikin barcode lagi. Aku perlahan bisa melihat hal-hal baik di sekitarku selain kebaikan dari Damara dan mensyukuri hal-hal kecil yang dulu rasanya selalu aku sepelein.

Kini sudah sangat lama aku hidup tanpa Damara di sisiku. Sesuai apa yang aku katakan kepadanya dulu, aku bener-bener fokus ke pendidikan. Aku mulai aktif di kegiatan kerelawanan dan juga berhasil lulus dengan predikat cum laude. Gak cuman itu, beberapa tahun setelahnya aku mendapatkan kesempatan buat melanjutkan studi S2 di Jepang sembari mulai menyiapkan cerita ini.

Aku terus berkelana, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, aku di pertemukan dengan beragam orang di dunia yang tentu lebih luas. Sayangnya hingga kini aku belum menemukan orang seistimewa Damara lagi.

~~~

"Yeay! Akhirnya selesai juga ceritanya. Sekarang aku gak perlu khawatir lagi kalo tiba-tiba lupa kenangan kita. Kamu abadi dan bakal di kenang. Aku yakin." Aku terdiam sejenak dan melihat sekeliling dengan perasaan sedih yang tersisa.

"Sekarang ceritanya udah bener-bener tamat, ya, Dam?" Aku tutup mataku mencoba merasakan kehadiran Damara.

"Suatu saat nanti kayaknya aku mau buat yang baru, deh."

"Isinya bukan lagi tentang kita, tapi tentang aku dan orang baru."

"Jadi di surga kamu juga harus buat yang bagus, ya?" setelah itu hanya sunyi yang aku rasa bersamaan dengan turunnya hujan deras yang membuat tangisanku gak terdengar.

~~~

Damara Hussein,

Terimakasih dulu bahumu sudah selalu siap sedia ketika aku rapuh.

Kamu harus tahu,

menjadi orang terakhir yang kamu cintai, setidaknya di dunia, adalah pengalaman terbaik sepanjang sejarah hidupku.

Tulus dari hati terdalamku untukmu,

Anindia Rinjani Prasetya.

-selesai-

Tentang Kamu dan Rindu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang