Bagian 36 - Kuliah

115 14 10
                                    

Aku ini K3.

Kurus, Kurus, Kece!

-Damara Hussein-

---


Dari sebelum masuk kuliah, aku sudah melakukan banyak hal seru sama Damara, kayak mengelilingi banyak tempat wisata, wisata kuliner, mendaki gunung dan camping sama temen-temen Damara yang mayoritasnya adalah lelaki tapi juga ada dua orang wanita. Mereka bener-bener orang-orang cerdas dan asik, dan masih banyak hal lain yang gak bisa aku sebutin satu-satu. Aku ngelakuinn hal menyenangkan itu hampir tiap hari karena kebetulan Damara juga lagi liburan semester.

Tentu saja aku sangat bahagia. Rasanya, gak ada orang yang lebih bahagia selain aku di dunia ini sampai aku gak pernah lagi mikir buat bikin barcode di tangan apalagi bunuh diri. Damara piawai bikin aku ngelupain semua masa laluku yang cukup mengenaskan. Dia bener-bener bisa ngebuang semua kenangan burukku itu dengan kenangan bersamanya yang tentu jauh lebih mengesankan.

Kalau kamu berpikir kamu adalah orang yang paling bahagia di dunia ini, maka kamu salah besar. Karena akulah, Anindia Rinjani, orang yang paling bahagia di dunia sebab adanya Damara Hussein di sisinya. Saking bahagianya, berat badanku melonjak drastis. Kini badanku kembali berisi, mukaku juga sudah sembuh dari jerawat.

Oh, iya, meski apartemen kami sangat berdekatan, selama aku di sana aku gak pernah ngelakuin hal aneh dengan Damara sekali pun. Berada di dekatnya bikin aku ngerasa bener-bener aman sehingga aku bisa leluasa ngobrol dengannya tanpa kecanggungan. Aku ngerasa jadi manusia yang berharga sehingga aku berjanji pada diriku sendiri apapun masalah yang terjadi dalam hidupku, aku gak akan pernah berpikiran dan melakukan percobaan bunuh diri lagi.

Dan kamu juga harus tahu, ternyata aku ini juga hoki dalam segala hal karena di kampus pun, aku ketemu orang-orang baru baik di dalam maupun luar kampus baik temen maupun dosennya.

Aku pernah denger kebanyakan orang bilang bahwa temen kuliah adalah teman yang gak bisa diajak kerjasama karena masa kuliah itu adalah saatnya jadi individualis. Tapi setelah aku menjalani masa kuliah, aku ngerasa itu gak bener sama sekali karena di kampusku hampir semua temen kelasku bisa diajak kerjasama dan saling bantu dalam berbagai hal. Mungkin juga karena kami adalah mahasiswa yang kalo lulus kebanyakannya bakalan jadi Pekerja Sosial Profesional yang memahami aspek internal dan eksternal orang dalam pembangunan Kesejahteraan Sosial di Indonesia.

Bahkan aku jauh lebih bahagia di bandingkan sewaktu SMA. Memang awalnya aku ngerasa sedih dikit, sih, waktu daftar ujian masuk karena aku gak dapat kesempatan buat jadi mahasiswa di jurusan Sastra, jurusan yang aku pengenin dari kecil, tapi sekarang aku malah bersyukur karena aku ketemu banyak orang baik di kampusku di jurusan yang bahkan baru aku tahu di saat-saat terakhir aku SMA. Itu bener-bener takdir yang luar biasa gak aku duga.

~~~

"Kalo aku udah masuk kuliah, aku minta maaf kalo sibuk dan jadi slow respon, Nin. Aku bakalan sibuk banget," kata Damara minta izin padaku sewaktu kami melakukan camping bersama dengan teman-temannya.


"Ngapain izin ke aku? Gapapa. Santai aja. Aku ngerti kok," kataku.


"Kamu teh jangan kaget kalo udah masuk kuliah nanti bakalan gimana..." kata Asep mewanti-wanti aku.


"Bakalan jadi kalong mulu hampir tiap hari!" kata Zifa. Kami semua tertawa.


Damara memang sudah mewanti-wanti aku dari lama gimana kehidupan kuliah yang katanya bakal kurang tidur. Dan, ya, benar saja, pada saat mulai masuk perkuliahan, aku sudah sibuk dengan adanya Program Pengenalan Institusi atau biasa yang disingkat PPI. Kuliah memang terbilang punya waktu lebih singkat dan cukup santai daripada SMA tapi selalu saja ada tugas-tugas setiap harinya dengan mata kuliah beragam yang kadang bikin aku kurang tidur hanya untuk menyelesaikannya. Tapi aku bersyukur masih bisa meluangkan waktu buat bersantai setiap minggunya.

Tentang Kamu dan Rindu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang