Bagian 21 - MOS

91 21 0
                                    

Gak jelas banget fotonya, gimana kalo video call aja?

---


Setibanya aku di rumah, aku langsung ngecek hpku. Benar saja, beberapa pesan dari Damara sudah menghiasi notifku.

Damara: Kamu di mana? Udah sampe?

Damara: Kalo udah sampe, kabarin ya.

Anindia Rinjani: Halooo aku udah sampe!^^ Kamu sekarang di mana? Udah sampe rumah juga?


Setelah aku membalas pesan itu, Damara langsung membalas dalam hitungan detik.

Damara: Syukur deh, aku udah di rumah dan bener ternyata, rumahku rasanya sepi banget.

Anindia Rinjani: Masa, sih? Coba kamu nonton Kak Ega sama Kak Radit tanding biar ada aktivitas di luar rumah,


Ting! Ting! Ting! Hpku berbunyi karena Damara langsung menelponku setelah aku membalas pesan itu.

"Gak, ah. Males. Aku mau denger rencana aktivitas kamu aja pas udah balik ke Banjarmasin boleh, gak?" Damara langsung to the point.


"Emang mau dengerin?" Aku meyakinkan pilihannya.


"Dengan seneng hati!" jawabnya di seberang sana.


"Aku abis ini mau istirahat dulu, baru beres-beres, nyuci baju, terus nanti nyari keperluan sekolah sekaligus buat *MOS nanti."

*Masa Orientasi Siswa


"Waduh.. udah jadi anak SMA aja, nih,"


"Iya dong!" Aku merasa bangga, "Kamu sendiri abis ini mau ngapain?" tanyaku.


"Aku mau lanjut ngegame aja lah," katanya singkat "oh iya, aku boleh gak denger cerita gimana sekolahnya, gimana aktivitas keseharian kamu? Setiap hari. Nanti aku juga cerita keseharian aku, kita saling cerita supaya kita selalu terhubung. Itu harapanku," lanjutnya.


"Hmm.. boleh, kok. Tapi aku gak janji setiap hari cerita dan hubungin kamu, Dam. Aku sama kamu, kan, juga punya kesibukan dan aktivitas lain, gak cuman megang hp doang tiap hari," kataku. Aku takut keasikan dan itu menyita waktuku yang harusnya ku pakai untuk hal lain yang mungkin jauh lebih penting.


"Oke. Kalo gitu semangat terus, ya, sekolahnya. Baik-baik!" Damara ngasih semangat.


"Okee! Kamu juga harus!"


"Dengan senang hati," kata Damara lembut, "kalo kamu ada apa-apa jangan segan buat hubungin aku, aku bakal bantu semaksimal mungkin, oke?" tambahnya lagi.


"Aku pun bakal begitu!" Setelahnya telepon diakhiri. Aku merebahkan badanku ke kasur. Seneng rasanya balik ke rumah dan ke kamarku, tapi sekaligus juga masih menyisakan rasa sedih ninggalin Sumatera Barat. Hari segera berakhir dan aku tidur nyenyak, aku yakin itu efek kecapekan.

~~~

Tiba waktu di mana aku memulai hal baru, lingkungan baru, dan jenjang yang baru. Hubunganku dengan Damara tetap baik, Damara selalu ngehubungiku hampir tiap hari. Entah itu cuman nanya hal-hal sepele, sampai hal gak penting seperti kucing di sekolahnya yang bereproduksi di tengah lapangan sewaktu mereka upacara. Tapi secara keseluruhan aku seneng kami masih bisa saling berhubungan meskipun harus terpisah karena jarak yang jauh.

Tentang Kamu dan Rindu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang