Bagian 25 - Hadiah

119 17 7
                                    

Bertemu denganmu adalah sebuah takdir yang sudah disusun rapi jauh sebelum aku dilahirkan...

-Damara Hussein-

---


Seminggu yang bikin capek, akhirnya MOS selesai. Aku dan teman-temanku resmi jadi anak SMA. Sepulang hari terakhir MOS, Damara ngucapin selamat padaku. Aku jelas seneng dan ngerasa keren di hadapannya. Damara juga bakalan mengirimiku sesuatu sebagai hadiah peresmianku jadi anak SMA. Awalnya aku menolak, aku bener-bener gak enak hati, Damara selalu saja repot-repot untuk membuatku ngerasa seneng. Tapi Damara bilang bahwa hadiah itu gak dia beli, melainkan dibuatnya sendiri.

Ternyata Damara memberiku sebuah amplop yang dikirimkannya melalui pos dan datang beberapa hari kemudian ke rumahku. Aku ketawa pas dapat amplop itu, aku ngira itu adalah surat dan berpikiran mengapa Damara ngasih aku surat ketika jaman sudah semodern ini dimana sudah ada alat komunikasi cepat dengan hitungan detik sebuah pesan bisa terkirim ke orang yang dituju dan dia bertingkah seolah-olah ini adalah tahun 1900-an. Sungguh orang aneh bin unik.

Segera aku buka amplop itu dengan perasaan riang dan menggelitik teringat perilaku Damara yang gak bisa aku tebak. Dalam amplop itu terdapat sebuah kertas yang terlipat rapi. Pertama kalinya aku membuka amplop itu, ternyata Damara membuat gambaran mukaku memakai seragam SMA yang pernah aku kirim padanya di sobekan kertas bekas novel. Gambaran itu berupa coretan pensil yang membentuk mukaku dengan hasil menakjubkan meskipun gak berwarna. Terakhir, di balik kertas itu Damara menempelkan kertas lain untuk tulisann yang ditulis Damara. Begini isinya:


Bertemu denganmu adalah sebuah takdir yang sudah disusun rapi jauh sebelum aku dilahirkan.

Datangmu gak disangka-sangka.

Masuk dan tembus begitu saja,

lalu membuatku jatuh cinta.

Semua terjadi di luar kehendakku.

Tapi sungguh aku menikmati dan patut mensyukuri.

Terlepas kamu juga gitu atau gak,

kamu harus tau,

Aku pastiin aku selalu ada buatmu, Anindia.

– Damara Hussein–


Ngebaca isi surat itu berhasil bikin aku senyum-senyum sendiri. Hatiku kayak dihantam sesuatu yang hangat. Satu lagi hal yang baru aku ketahui tentang Damara, ternyata dia pandai menggambar.

Segera aku memberinya pesan bahwa hadiah yang Damara katakan beberapa waktu lalu sudah sampai dan sudah aku buka. Aku juga berterimakasih padanya karena hadiah yang diberinya sangat out of the box dan bikin aku seneng parah. Damara kemudian bilang bahwa dia puas jika aku suka. Damara juga minta maaf kalo hadiahnya terkesan sangat sederhana. Tapi menurutku itu bukan hadiah sederhana, tapi sungguh luar biasa!

~~~

Hari-hari berikutnya sampai satu semester kemudian banyak kebaharuan yang aku dapatkan dari segala sisi dan syukurnya aku bisa menyesuaikan diri. Dari kedekatanku dengan Damara, kami masih tetap berkomunikasi seperti biasanya lewat sosial media. Gak jarang aku gak meresponnya karena sibuk dengan semua kegiatanku di sekolah. Tapi ketika Damara sibuk, ia masih bisa selalu sigap membalas semua pesanku meskipun itu gak penting sama sekali. Rasaku juga masih saja seperti awal aku mengenalnya. Penuh. Setiap aku memikirkannya, itu berhasil menghilangkan semua fokusku.

Tentang Kamu dan Rindu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang