Bagian 10 - Kepergok!

710 53 6
                                    

Di jalan menuju pulang ke rumah Damara, masih banyak keramaian di gemerlap lampu-lampu Kota Bukittinggi. Ketika sampai di Kota Padang, jalan sepi karena waktu sudah larut. Kami akhirnya tiba di rumah Damara tengah malam.

"Sstttttt! Sini lewat belakang!" kata Damara bisik-bisik pas udah memarkir mobilnya.


"Hah kenapa lewat belakang?" tanyaku.


"Nanti dimarahin Mama sama Mandeh kalo ketahuan jam segini baru balik!"


"Oh, iya, ya! Aku sampe lupa ada Mama." Aku tertawa.


"Astaga, dasar anak durhaka!"


"Naudzubillah!"


"Cepet lewat sini!" Kami berjalan cepat menuju pintu belakang. Belum sampai pintu belakang, kami sudah terciduk Mandeh yang sepertinya sedari tadi memantau kami di jendela lantai dua.


"Kok, lewat belakang, cepet masuk pintu depan Damar!" Mandeh teriak dari jendela lantai dua.


"Mampus, deh!" Damara menemplokkan tangannya ke dahi. Akhirnya, kami berjalan ke pintu depan. Baru masuk ke dalam rumah, kami sudah dihadang Mama dan Mandeh yang masing-masing berkacak pinggang.

~~~

"Kemana aja kalian?" tanya Mama.


"Jalan-jalan, jawabku.


"Kemana? Kok, baru pulang jam segini? Kami khawatir. Ditelpon gak diangkat lagi!" kata Mama dengan nada yang gak enak didenger.


"Hah emang ada, Ma?" Aku cek hpku ternyata Mama menelpon puluhan kali tapi sayangnya hpku mode senyap, "eh ada ternyata. Maaf hp Anin disenyapin." Aku tersenyum masam sambil ngegaruk kepala.


"Anu..." Damara menelan ludahnya lalu melanjutkan omongannya, "Kami tadi abis dari sekolah langsung ke Danau Talang terus baliknya ke Jam Gadang, Ma."


"YA AMPUN KE SOLOK TERUS LANJUT KE BUKITTINGGI DIA!" Mandeh kaget mungkin karena lokasi yang jauh. Sekarang kami harus pasrah saja jika harus dimarahi.

"Padahal besok rencananya kita mau berangkat jalan-jalan ke Solok. Udah booking penginapan juga. Masa kalian udah pergi ke sana? Gak asik!" Mandeh cemberut. Kini giliran kami yang kaget. Kami kira akan dimarahi karena jalan-jalan terlalu jauh.


"Kami cuman ke Danau Talang," kataku.


"Ya udah kalo pengen jalan-jalan besok. Belum semua kami jelajahi, kok, Ndeh." Damara kelihatan sedikit lega.


"Gitu? Ya udah kalian istirahat sana. Ini juga si Damar pasti seharian gak ganti baju. Mandi sana, bau!" Mandeh menjepit hidungnya sendiri seolah Damara bener-bener bau.


"Alhamdulillah gak di marahin!" Damara kompak denganku.


"Ya ngapain marah, kan, Anin baru pertama ke sini wajarlah jalan-jalan dibawa Damar. Tapi Damar gak ngapa-ngapain kamu, kan, Cantik?" Mandeh ngelirik Damara curiga.

Tentang Kamu dan Rindu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang