Bagian 34 - Fitnah

106 12 14
                                    

Ucapan adalah doa.

Jadi kamu harus hati-hati.

---


"Nin! Kamu ngapain kemaren sama Gani?!" kata Ishaq pas aku sampai di kelas besoknya. Semua teman kelas menatapku tajam.


"Ada apa?" tanyaku. Tanpa menjelaskan, Ishaq langsung ngelihatin foto dimana Gani memelukku. Foto itu diambil pas aku dan Gani sama-sama jatuh karena Kania yang memukul-mukulkan pot ke belakang tubuh Gani sehingga Gani yang masih memelukku terlihat seperti sedang melakukan hal yang gak sepantasnya denganku.

"Gak kayak gitu! Gani malah nyelamatin aku waktu aku hampir mati karena mau dipukul Kania pake pot keramik kemaren!" kataku langsung menangkis foto yang kelihatan gak senonoh itu.


"Kamu liat grup gak kemaren malem, foto ini udah kesebar di seluruh grup angkatan!" kata Ishaq padaku. Mendengar itu tubuhku langsung lemas. Bagaimana aku bisa menjelaskan dengan semua warga sekolah bahwa aku dan Gani gak melakukan hal itu? Mereka pasti gak akan percaya!


"Aku gak masuk grup angkatan karena hpku kemaren rusak dan aku gak pake akunku yang itu lagi. Siapa yang nyebarin pertama?" tanyaku sambil menahan amarahku.


"Kemaren malem tiba-tiba ada yang join grup angkatan, namanya gak ada, cuman titik. Terus dia ngirim foto itu. Pas udah ngirim, dia langsung hapus akun," jawab Ishaq.


"Mana Winanda?!" tanyaku mencari Winanda di sekeliling kelas. Aku yakin pelakunya adalah Winanda karena kemarin Winandalah satu-satunya orang yang hanya memperhatikan sambil menggenggam hp di tangannya. Ternyata Winanda izin sekolah hari ini. B*ngsat! Aku langsung mendatangi kelas Kania. Semua orang menatapku dengan tatapan merendahkan dan berbisik-bisik pas aku ngelewatin mereka. Kania yang melihat kedatanganku itu langsung berteriak heboh.


"GAK NYANGKA ORANG INI MESUM DI SEKOLAH! BIKIN NAMA BAIK SEKOLAH JADI JELEK AJA!" teriak Kania.


Mendengar teriakan Kania itu aku langsung menarik kerah baju Kania kasar sampai Kania tertarik mendekat ke mukaku lalu bilang, "Apa lagi yang mau kamu lakuin kali ini? Belum puas nyerang fisik? Pas dibiarin malah makin jadi ternyata!" teriakku di hadapan mukanya. Kania nampak gugup.

"JANGAN KASAR, DONG! HARUSNYA LU TUH MALU UDAH BIKIN SEKOLAH KITA DICAP JELEK!" kata salah satu teman kelas Kania, Gita.


"NGAPAIN MALU? AKU GAK NGELAKUIN HAL ITU!" teriakku.


"Anindia! Ikut saya ke kantor sekarang!" kata Bu Vina tiba-tiba dari luar kelas. Aku langsung melepaskan genggamanku di kerah baju Kania dan mengikuti Bu Vina yang kelihatan geram denganku. Kania terselamatkan karena awalnya aku sudah mau menghantamnya sampai babak belur!

~~~

"Saya sama Gani gak ngelakuin hal kayak gitu, Bu!" kataku tanpa basa-basi setibanya di Ruang Kepala Sekolah. Di sana juga sudah ada Gani yang duduk sambil nundukin kepalanya.


"Kamu tau, kalian sudah mencemarkan nama baik sekolah?!" kata Bu Vina memarahi aku dan Gani. Mendengar tuduhan itu, aku dan Gani tentu saja gak tinggal diam, kami menjelaskan apa yang sebenernya terjadi. Akhirnya Kania ikut dipanggil ke Ruangan Kepala Sekolah.

Tentang Kamu dan Rindu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang