2-Karena terpaksa

Mulai dari awal
                                    

"Ngarep"

"Wajar dong salting, kan orang cantik yang ngeliatinnya" ucap Nara dengan suara yang di imut-imutkan.

Rama terdiam sebentar lalu menatap Nara malas. "Di lihat dari sedotan!"

"Ih Rama nyebelin!" Ucap Nara kesal.

"Udah sekitar 5 tahun loh kita gak ketemu, Emang lo gak kangen gue?" Tanya Nara penasaran.

"Gak, jangan sok kenal deh!" sahut Rama dingin.

"Masih aja sombong ya, gak inget pas SD kita udah ngapain aja?" Tanya Nara ambigu.

Kerutan muncul di kedua alis Rama. "Emang ngapain?"

Nara senyum senyum sendiri membayangkan masa SD-nya

"Pas kecil, gue tiap pagi nyamper ke rumah lo buat berangkat sekolah bareng, gue selalu duduk di samping lo pas jam istirahat, gue selalu usir cewek yang ngedeketin lo, bahkan gue selalu nungguin lo di depan kamar mandi supaya gak ada yang ngintipin lo ganti baju. So sweet kan!"

Rama masih mengingat hal gila yang di lakukan oleh Nara semasa SD, hal gila yang membuat ketenangannya mulai terganggu.

"Kelakuan lo bikin gue ilfeel apalagi pas lo nembak gue pas SD" ucap Rama tanpa merasa bersalah.

Rama ingat, ia menolak pernyataan cinta cewek ini dengan mengatakan "hormon Lo meluber ya, sampai-sampai kelas 6 udah berani nyatain cinta". Namun respon cewek itu malah nyengir tak berdosa dan malah makin giat mengejarnya. Untung saja setelah SD, Rama tidak pernah mendengar kabar dari Nara.

"Gue mah tipikal orang yang gak mau mendem perasaan, gue pengennya langsung nyatain perasaan gue sama lo"

"Itu cuma cinta monyet!"

"Enggak, itu cinta monyet yang berevolusi jadi cinta beneran!"

Rama hanya menghela napas, berdebat dengan cewek ini tak ada habisnya. Nara akan semakin cerewet saja.

"Rama udah berubah pikiran gak?" Tanya Nara dengan semangat 45.

"Apa?"

"Rama mau jadi pacar Nara?" Tanya Nara tak tahu malu.

Kedua alis Rama berkerut, kapan cewek ini akan sadar bahwa ia jelas-jelas tak suka padanya.

"Lo dengerin gue baik-baik"

Nara menganggukkan kepalanya, bersiap mendengarkan dengan baik.

"Pertama, gue gak suka sama lo"

"Kedua, gue gak akan pernah bisa suka sama lo"

"Dan ketiga, lo bukan tipe gue"

Nara terdiam, senyum cerianya perlahan memudar.

"Rama juga dengerin baik-baik"

"Pertama, gue suka sama lo"

"Kedua, gue akan selalu suka sama lo"

"Dan Ketiga, gue gak bakal nyerah buat luluhin hati batu lo"

Rama mengacak rambutnya prustasi, cewek ini pantang menyerah dan tidak punya urat malu.
Rama heran mengapa ada spesies semacam Nara di dunia ini dan sialnya spesies ini kenal dengannya.

***


Rama mencoba untuk fokus mengerjakan beberapa soal ulangan harian kimia di depannya, namun teman sebangkunya yang banyak bacot ini terus aja merecokinya membuat Rama tidak bisa konsentrasi.

"Ram jangan diemin gue dong!" Rengek Naufal dengan mencolek lengan Rama.

"Sorry ram, iya gue ngaku salah!" Aku Naufal akhirnya.

NARAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang