69. Malaikat

7.5K 260 2
                                    

Setelah mendengar apa yang dikatakan gadis didepannya, Ragil terus bertanya-tanya tentang apa tujuannya, mengapa saat dirinya mendekatinya terus-menerus malah menghindar dan pada kenyataannya ternyata dia masih menyayanginya.

"Kenapa lo malah menghindari gue? apa lo mau balas dendam?"

Killa mengernyit, "Balas dendam? buat apa? gue cuma gak mau lagi ada hubungan apapun dengan lo."

"Oke, gue sebelumnya minta maaf atas yang pernah gue lakuin sama lo. Gue gak tau kalo lo akan seperti ini, gue gak tau apa yang harus gue lakuin biar lo bisa maafin gue. Mungkin lo akan sulit menerimanyakan?" Ragil sambil menatap Killa begitu dalam.

Killa tersenyum sinis, "Minta maaf? menurut lo, kata maaf cukup setelah semua yang lo lakuin ke gue?"

Ragil membuang nafas kasar, dia merasa bahwa tidak ada harapan apapun untuk bisa dengannya lagi.

"Tapi setidaknya lo harus tau ini, lo mungkin gak akan percaya kalo gue itu..."

"No!! I no longer want to hear anything from you!!" ketus Killa memperingatinya.

"you should know this, please," pintanya.

Killa menatapnya tidak suka, dia merasa semakin lama menatapnya dia akan semakin sakit, "Oke, silahkan kalo memang lo mau ngomong sesuatu ke gue! tapi asal lo tau, mau lo ngomong sepuluh alasan atau seratus alasanpun jika lo nyuruh gue untuk mendengarkan, gue gak akan pernah peduli. You know?"

"Bener lo gak akan peduli?" Ragil yang mulai jengah, dia benar-benar mulai emosi dengan sikap Killa yang keras kepala.

Killa tersenyum sinis.

"Kalo lo itu sebenarnya..."

Killa dibuat penasaran olehnya.

"Gadis kecil yang dulu pernah gue kasih gelang merah," ucap Ragil pada akhirnya lalu memandang reaksi wajahnya.

Killa bingung, "Gelang merah?" tatapnya balik, "apa gue bilang, gak penting!"

"Please, coba lo inget!" ujarnya dengan tinggi sambil memegang bahu Killa.

Killa menyingkirkan kedua tangan Ragil dari bahunya dengan kasar, "Apaan sih!"

"Bahkan sampai kita pisahpun kita gak pernah kenalankan?" Ragil yang terus mencoba mengingatkannya.

Sementara Killa masih saja tidak ingat, dia semakin bingung, "Ngarang aja sih pikiran lo, gak usah ngarang apa-apa deh!"

"Gue ini adidas! cowok adidas yang pakai sepeda itu!" Ragil yang terus mencoba untuk mengingatkannya.

Dengan mengatakan kata adidas, spontan Killa tatapannya menajam. Ragil kali ini benar-benar membuatnya mengingatkan lagi pada laki-laki yang selalu membuat dirinya merasa jauh lebih baik dan membuatnya bahagia saat dirinya diasingkan oleh orangtuanya dulu.

"Lo? kenapa tau adidas?" tanyanya terkejut dengan raut wajah sulit diartikan.

"Karena adidas itu gue, gue orangnya!" ujarnya sambil tersenyum.

Killa menggeleng, "Gak! gak mungkin lo, jawab gue kenapa lo bisa tau adidas!" sambil memukul dada Ragil, "asal lo tau! andai waktu itu dia gak pergi, mungkin sekarang gue gak akan pernah kenal dan taken sama lo!"

Ragil memegang bahu Killa lebih erat, "Gue itu ADIDAS! gue gak lagi bohongin lo dan ini memang kenyataannya."

"Jangan bohongin gue terus! kenapa sih lo harus nyari tau begitu dalam tentang kehidupan gue hah?! dan STOP! jangan ngaku-ngaku kalo lo itu adidas karena di dunia ini gak ada yang bisa nyamain dia sekalipun emang muka lo mirip. Emang gue awalnya ngira kalo lo itu dia tapi sifat lo yang bikin gue yakin kalo lo itu bukan dia!! bahkan lo? lo jauh banget dari dia!" ujarnya tidak terima.

SAKILLA Where stories live. Discover now