9. Ice Cream

19.6K 761 13
                                    

Melihat Killa yang terus mencari orangtuanya, Bi Sri akhirnya mengatakan pada Killa kalo orangtuanya sebenarnya pergi ke London.

"Bibi bingung mau bilang apa, tapi setelah melihat non seperti ini bibi ngerasa kasihan. Maafin Bibi yah non," ujarnya menatap Killa dengan rasa bersalah.

Killa terdiam mendengar penuturan dari Bi Sri.

Tak ingin terlihat sedih didepan Bi Sri, Killa naik keatas kamarnya dan menenangkan diri setelah mengetahui orangtuanya pergi ke Abangnya di London. Bukan maksud dirinya egois tapi hanya saja Killa merasa bingung dengan mereka.

Seharusnya orangtuanya disini, menemaninya setelah mereka mengatakan minta maaf dan merasa bersalah atas semuanya. Tidak ingin berperasangka buruk, Killa memilih untuk segera mengistirahatkan tubuhnya.

Semburat cahaya masuk, membuat gadis yang sedang tertidur pulas terbangun. Dan segera pergi untuk mandi.

Setelah semuanya siap, Killa pergi untuk berangkat ke sekolah. Sesampainya disana, terlihat sekolah sudah penuh dengan siswa-siswi yang siap untuk belajar.

"Hai Killaa?" sapa Airi begitu melihatnya.

"Hai juga, kesiangan yah?" tanya Killa dengan ramah karena tidak biasanya temannya itu berangkat siang.

"Iya nih, sekalian berangkat bareng sama kakak gue, soalnya dia mau pergi ke Amrik," tutur Airi.

Sampai dikelas Killa dan Airi duduk dimejanya tepat mereka duduk bel berbunyi.

Pak Day yang mempunyai panggilan Mas Day memasuki kelas membuat semua penghuni Ipa dua diam dan membaca tadarus Al-qur'an seperti biasanya setiap mengawali pembelajaran di pagi hari.

"Mampus gue. Kill, lo udah ngerjain pr Mat belum? gue lihat dong," pinta Satria.

Satria merupakan teman sebangku Killa dan dia juga selalu meminta jawaban kepada teman kelasnya.

"Nanti gue lihat yah," pintanya.

Mas Day yang melihat Satria mengajak bicara saat tadarus berlangsung, memberikan peringatan kepada Satria supaya dia tidak mengobrol.

Satria diam dan melanjutkan membaca Al-qur'annya.

Selesai membaca, mereka langsung disuruh untuk mengumpulkan buku tugasnya didepan tidak ada alasan apapun.

"Bapak hitung sampai tiga kalo gak dikumpulin, siap-siap Bapak kurangin nilainya. Satu.." ujar Mas Day.

Beberapa dari siswa saling bertanya dan kebingungan pasalnya mereka kemarin saat jamkos tidak mengerjakan malah sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

"Dua...." ujar Mas Day membuat mereka yang tidak mengerjakan kebingungan.

"Kill, Kill... plis gue lihat buruan," Satria merebut buku Killa dan saat dia hendak menyalin, hitungan dari Mas Day sudah habis.

Langsung dia dengan berat hati mengumpulkan.

"Mampus gue," ujar Satria pada dirinya sendiri.

Banyak ribut-ribut dari teman kelasnya karena sebagian dari mereka belum mengerjakan hanya orang-orang pintar saja.

"Kemarin jamkos kalian ngapain? Kenapa kalian malah ribut disuruh ngumpulin?" tanya Mas Day pada siswanya.

Semua terdiam tidak ada yang berani menjawab.

"Kalian ini sudah kelas sebelas jangan seperti ini terus, beri contoh yang baik pada adik kelas kalian," ujar Mas Day menceramahi.

"Kalian buka lks hal tujuh pelajari ulang materinya, minggu depan kita ulangan harian," ujar Mas Day dengan santainya tanpa ada penolakan.

SAKILLA Where stories live. Discover now