33. Masih di Jauhi

13.4K 461 6
                                    

Asli karya sendiri
Jadi di maklumi
Banyak typo bertebaran

.

.

.

HAPPY READING

____

Sahabat bukan perihal tentang bermain bersama atau hanya bersenang-senang tapi mereka yang akan saling mengerti


____


Sepulang sekolah, Killa masih duduk termenung di depan kantor satpam. Jemarinya sibuk memilin ujung rok abu-abunya karena bosan. Sudah hampir sepuluh menit menunggu gojek. Namun, sampai sekarang dia belum saja melihat batang hidung abang gojeknya.

"Huh lama banget sih tuh abang gojek, apa gue cancel aja," rutuknya dalam hati.

Dengan bibir mengerucut sempurna, dia mengedarkan pandangannya ke segala arah parkiran. Sepi, begitulah situasinya karena mengingat para penghuninya telah meninggalkan tempat itu sekitar sepuluh menit yang lalu.

"Loh, belum pulang?" tanya Ari yang ketika akan melewati pintu gerbang melihatnya sedang duduk didepan pos satpam.

Dirinya hanya menggeleng tanpa menjawab sepatah katapun karena saat ini dia sedang kesal menunggu abang gojek yang tidak kunjung datang.

"Gimana kalo gue anterin lo?" tawar Ari pada Killa dengan menatapnya.

Tidak ingin berlama-lama disekolah akhirnya dia mengiyakan tawaran Ari sebelum Ari berubah pikiran untuk tidak mengantarnya.

Dalam perjalanan mereka benar-benar saling diam tidak ada yang banyak bicara, tidak seperti dirinya yang biasanya terkenal sangat cerewet.

Ari memecahkan keheningan,"Tumben lo kaya patung gini."

Dari belakang Killa hanya menyunggingkan senyum tanpa mau menjawabnya.

"Lo kenapa sih? apa gara-gara gue adiknya ka Ragil jadinya lo gini?"
tanya Ari dengan melihatnya dari spion motor.

Dengan berat Killa menghembuskan nafas kasar, "Enggak!" refleks dirinya membentak.

Ari terlonjak kaget, dia akhirnya diam sampai depan rumah Killa.

"Rumah lo mana?" tanya Ari setelah Killa turun dari motornya yang ragu-ragu karena tidak mungkin rumah sebagus itu miliknya.

"Tuh," tunjuk Killa dengan mukanya menghadap ke arah rumahnya sendiri.

Ari nampak mengerutkan alisnya tidak percaya.

"Gak percaya juga gak papa, lagian gue juga udah nunjukin dan berhenti disini berarti tuh kan rumah gue," ujar Killa yang tau mimik muka Ari yang gak percaya.

"Hah, oh enggak kok. Lo ngomong apa sih, lagian gue juga gak ngomong apa-apa kali," ujar Ari dengan sedikit candanya.

"Sorry tadi gue ngebentak lo diperjalanan," ujar Killa merasa bersalah.

SAKILLA Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu