59. Terungkap

15K 485 50
                                    

"Kenapa? adaapa sama lo Killa...? jangan diam gini, makin buat gue cemas aja tau gak sih?" Airi dengan menggerak-gerakkan tubuh Killa.

"Gue... gue, tidak-tidak," ucap Killa dengan lirih.

"Kenapa?"

"Gue gak tau lagi gimana buat hati Ibu sayang sama gue, kenapa rasanya sangat susah sekali? gue udah ngasih yang terbaik buat Ibu , gue juga selalu menuruti kemauan Ibu gue tanpa pernah menolaknya sejak kecil. Karena apa? karena gue ingin Ibu gue sayang sama gue, Ri," ucap Killa tiba-tiba Airi tak percaya dengan apa yang menimoa dengan sahabat yang pernah dirinya khianati.

Airi memegang tangan Killa, mencoba untuk menyalurkan kekuatan kepadanya, "Lo berusaha saja terus, gue percaya kok suatu saat pasti mamah lo bakal sayang sama lo lagi. Eits... jangan lupa do'a juga dong," ucap Airi memberinya saran.

"Gak Ri, rasanya sulit sekali buat gue. Gue gak tau lagi apa yang harus gue lakuin. Bahkan gue lupa kapan terakhir Ibu gue peduli dan perhatian sama gue," tangis Killa pecah yang sedari tadi dirinya tahan.

"Don't cry, Killa... selama gue kanal lo, lo itu kuat dan gak mudah pesimis gini," ungkap Airi.

"Lo gak pernah tau rasanya jadi gue Ri... lo tau? dari kecil Ibu gue udah benci sama gue, bahkan gue sakit dia sama sekali gak pernah peduli Ri, cuma pembantu gue yang peduli sama gue. Tidak dengan Ibu gue! lo taukan, kelas enam sd pasti sedang butuh-butuhnya kasih sayang orang tua apalagi mau ujian Ri, ujian... Ibu gue udah gak peduli sama gue. Gimana lo jadi gue, Ri? lo ngira kalo gue ini kuat, gak pernah pesimis. Lo gak pernah tau sebenarnya, gue emang ingin terlihat kuat didepan semua orang bahkan orangtua gue sendiri karena apa? karena gue gak mau bikin mereka sedih. Gue selalu berdo'a disepertiga malam supaya keduaorangtua gue sadar dan menyayangi gue lagi seperti orangtua pada umumnya. Gue juga setiap mau tidur selalu nangis, gue berpikir... kapan yah mereka bisa sayang sama gue?"

"Meski lo hanya cerita tapi gue bisa ngerasain semuanya Kill, gue paham rasanya pasti sangat sakit."

"Lo tau? kemarin juga gue masuk rumah sakit tapi Ibu gue sama sekali gak jengukin gue bahkan nanya keadaan gue seperti apa juga enggak! padahal gue berharap dia nanyain kondisi gue seperti apa! arght.. gue udah gak tahan lagi, mending gue mati aja, mungkin dengan tidak adanya gue. Ibu bisa jauh lebih bahagia lagi," ungkap Killa yang segera berdiri entah kemana.

Airi terkejut, dirinya curiga kalo Killa akan melakukan sesuatu. Namun dengan cepat Airi menahannya, "Lo mau ngapain?"

"Jangan tahan gue, gue mau mati!"

Airi menampar pipi kanan Killa, "Lo sadar! inget kalo tindakan bunuh diri itu paling gak disukai sama Allah, Killa! apa lo gak sayang sama Abang lo? lo harus memikikirkan perasaan dia juga, dia sangat sayang sama lo kan?"

"Tapi..."

Airi menghapus air mata Killa, "Lo harus tau, sebenarnya juga mamah lo sangat sayang sama lo. Apa pernah mamah lo bicara kasar sama lo?"

Dengan cepat Killa menggeleng.

"Itu tandanya mamah lo emang sayang sama lo cuma ada alasan mungkin kenapa mamah lo bisa sampai seperti ini," balas Airi sambil menatap Killa, "lo dirumah sakit? kapan?" tanya Airi tidak tahu.

Killa mengangguk, "Kemarin udah beberapa hari gue disana, tapi gue kabur."

"Rumah sakit?" tanya Airi sedikit bingung karena tidak sesuai dengan ucapan mamahnya Killa barusan.

"Iyah... emang kenapa? salah yah gue dirumah sakit?"

"Tapi mamah lo, barusan bilang kalo lo kabur dari rumah?" tanya Airi semakin bingung siapa yang sebenarnya berbohong.

"Jadi lo lebih percaya sama mamah gue ketimbang gue? setelah apa yang gue ceritain ke lo, lo masih gak percaya?" cerca Killa sedikit kecewa.

Airi menggeleng, "Bukan gitu Kill, maafin gue. Gue percaya sama lo kok, tapi mamah lo?

Killa mengangguk, "Lihatkan mamah gue juga gak peduli sama gue? mungkin dia ingin gue terlihat buruk didepan teman-teman gue sendiri. Jadi dia bilang gitu," ujar Killa sangat yakin.

Dibalik pintu kamar Killa, Siska mendengarkan semua pembicaraan anatara putrinya sendiri dengan temannya itu. Dirinya memang benci bahkan sangat benci kepada putrinya. Tapi apa dirinya terlalu jahat sampai membuat putri kandungnya sendiri tak pernah mengalami kebahagiaan sedikitpun dalam hidupnya.

*****

Imja pulang bersamaan dengan pulangnya Ayahnya.

"Kok baru pulang?"

"Habis nyari Killa," jawab Imja.

"Nyari? bukannya dia dirumah sakitkan?"

"Dia kabur," jawabnya singkat.

"Loh kok bisa? terus dia kemana? kamu tadi nyari kemana aja? udah ketemu belum?" tanya Ayahnya khawatir.

"Kalo udah ketemu, Imja juga udah bawa Killa pulang. Lagian kenapa a
Ayah gak ikut nyari juga?"

"Gimana mau nyari, kamu aja baru bilang tadi."

"Yaudahlah, Imja capek gak tau lagi mau nyari kemana. Mungkin besok pagi sekali Imja mau lanjut cari. Imja lagi gak mau berdebat sama Ayah," ucapnya lalu pergi.

Brastella memijat kepalanya perlahan, kepeningannya semakin bertambah karena mendengar kabar hilangnya Killa. Dengan segera dia mengambil jaket untuk mencari putrinya namun saat masuk kamar. Brastella terkejut melihat kondisi, istrinya yang terlihat begitu pucat. Dengan tubuhnya yang tertutup rapat oleh selimut tebal.

"Bu?" panggil Brastella.

"Hm..."

"Sakit?" tanya Brastella dengan memegang kening Siska.

"Gak, cuma kecapean saja."

Namun melihat Siska semakin mengginggil membuat Brastella semakin cemas, "Apa perlu kita kerumah sakit?"

"Gak."

"Yaudah kamu cepat sembuh yah... aku mau cari Killa dulu," cerca Brastella.

Siska memegangi tangan suaminya sebelum pergi, "Cari Killa?"

Dirinya mengangguk, "Iya, kamu gak papakan kalo aku cari Killa... jaga diri kamu baik-baik."

"Emang Killa kabur yah? Killa kan ada dikamar," jawab Siska memberitahukan.

Brastella terkejut, dia melongo, "Kamar? bukannya dia kabur dari rumah sakit?"

Siska menggeleng.

"Berati Imja bohongin Ayah dong," ucap Brastella mengadu.

"Imja benar yah, emang Killa kabur dari rumah sakit tapi dia sudah pulang. Sana Ayah bilang sama Imja biar dia gak khawatir lagi cari adiknya," ucap Siska kepada suaminya yang kemudian bangkit dari kasurnya.

"Terus kamu ini mau kemana?" tanya suaminya yang melihat istrinya bangun dari tidurnya.

"Aku mau jengukin Killa dulu dikamarnya," jawab Siska cepat dengan suara masih melemah.

"Kamu serius? mau jengukin Killa?"

TBC

follow ig
rr.liaa

SAKILLA Where stories live. Discover now