0.2 Ragil Restu Sanjaya

37K 1.1K 36
                                    

Siapa yang tidak tau Four Boys genk yang sangat famous disekolahannya terutama si ketua dengan penampilannya yang selalu terlihat cool bagi para kaum hawa.

Namun mereka tidak seperti genk anak laki-laki jaman now yang kerjaannya tawuran.

Mereka mempunyai bakatnya masing-masing sehingga dari siapapun yang baru saja melihatnya akan tergila-gila.

Pada hut Nusba yang ke-29 akan diadakan lomba mulai dari LCC, story telling, human leader, drama bahkan ada acara pensi yang dilaksanakan dua hari berturut-turut. Sedangkan four boys akan menampilkan dancenya dipensi saat malam hari.

Ragil selalu sibuk untuk berlatih dance bersama tiga sahabatnya. Mereka tidak bisa dipisahkan ibarat anak dengan ibunya.

Lagu yang dipilih DNA , menurut mereka lagu itu enak buat dance.

Selesai berlatih, mereka pergi kekantin untuk mengisi perutnya. Seperti biasa saat keempat laki-laki itu berjalan, ada saja siswi yang meminta untuk fotbar bersamanya. Maklum kegantengan mereka begitu wow. Ya bisa dikatakan seperti artis-artis korea. Eh gak juga sih.

Para siswi di Nusba banyak yang menyukai the four boys karena kegantengannya meski mereka gak bisa dikatakan murah senyum. Ya seperti itulah mereka. Ramah tapi begitu.

Kring ....

Menandakan semua murid Nusa Bangsa untuk pulang.

The four boys mempunyai acara sendiri hanya untuk sekedar bermain play station atau push rank dirumah Ragil, siketua FB.

Namun Suci yang merupakan pacar Ragil, dia memintanya untuk menemaninya belanja di Mall tapi Ragil menolak dengan alasan akan menemani mamahnya check up ke rumah sakit.

Meski dengan perasaan tang kesal, mau gimana lagi. Suci tidak bisa memaksa Ragil karena dia tidak mau Ragil malah memarahinya.

Sampai dirumah Ragil, baik Raihan, Kevan, dan Kevin langsung masuk kekamar sahabat nya seperti biasa yang mereka lakukan.

Bi Inah datang dengan membawa cemilan dan minuman untuk teman-teman Ragil kedalam kamar.

"Makasih Bi Inah ... yang baik gak kaya Ragil," celetuk kevan.

Bi Inah hanya tersenyum lalu kembali ke dapur untuk menyelesaikan tugasnya.

Ragil yang memang sedang bermain gadgetnya langsung melemparkan bantal ke muka Kevan. "Enak aja lo kalo ngomong, yang nyuruh bawa makanan juga gue. Harusnya lo terimakasih sama gue."

"Tuh kan emang bener gue ngomong, gak kaya Ragil. Lo tadi bilang, lo yang nyuruh Bi Inah berarti lo kualat. Kan dia ortu," balas Kevan tak mau kalah.

"Mending gue main gitar sampai pagi dari pada nanggepin lo ngomong," ujar Ragil yang kemudian meminum minuman yang baru saja Bi Inah berikan.

Merasa bosan dirumahnya, Ragil keluar sebentar. "Ada yang mau nitip gue apa gitu? mau keluar nih," tawarnya sebelum pergi.

Kevin yang main play station melirik Ragil. "Mau kemana lo? kitakan di rumah lo masa iya lo pergi." Kemudian mengambil cemilan. "Tau nih, yaudah deh kalo lo mau pergi, pergi aja. Gue nitip bakso larva versi jumbo," pintanya.

"Niatnya mah gue basa-basi, kok malah serius? Ya sudahlah gue juga gak tau dimana yang jualan tuh bakso." Lalu pergi begitu saja.

Ihan yang dari tadi diam juga akhirnya mengeluarkan kata-kata, "Barang siapa yang sudah menawarkan sesuatu kepada sesamanya maka dia tidak boleh mengingkarinya."

Serempak mereka bertiga menatap Ihan dengan tatapan seperti biasa saat Ihan menjadi uztad dadakan.

"Noh denger apa kata pak Uztad, kulot lo!" Kevan mengingatkan Ragil dengan tawanya.

"Kualat kali!"

"Iya maaf Pak Uztad, bawel lo lama-lama kaya cewek!" Lalu pergi meninggalkan mereka yang asik-asikan bermain dikamarnya.

Entah mau kemana tiba-tiba dia berhenti tepat di Indomaret dan membeli beberapa makanan ringan untuk para temannya sebelum pergi membeli bakso titipan Kevin, namun langkahnya berhenti ketika dia merasa ada yang kurang namun saat akan mengambil, barang tersebut sudah lebih dulu diambil oleh tangan mungil milik seorang gadis.

Ragil meliriknya kemudian dia menunjuk kemuka gadis itu, mencoba mengingat sesuatu. "Bukannya lo ..." menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Wah benar lo gadis yang udah ngerjain gue wak ...."

Belum juga menyelesaikan ucapannya, Killa sudah lari keluar dan meninggalkan barang makanan yang sempat akan diambilnya.

Begitupun dengan Ragil, dia berlari mengejar gadis itu. Namun larinya begitu cepat membuat dia kehilangan jejaknya.

geu pastikan lo gak bisa lari dari gue

Sampai dirumah, Ragil melempar jaket army yang dikenakannya diatas kursi kamarnya.

"Sial! Lo curang banget Han! gak terima gue, kuy lagi pasti lo kalah nanti," omel Kevin tidak terima dengan kekalahannya.

Tawanya keras bahkan Ihan memegangi perutnya karena melihat reaksi Kevin yang tidak bisa menerima kekalahannya yang padahal baru lima menit bermain, "Lo mah emang gak bisa main, mending main barbie aja sama adik gue deh. "Ihan masih dengan tawanya, dia melirik Ragil sebentar. "Lah lo kok cepet banget baliknya? Mana baksonya? Gue juga mau dibeliin kali Gil."

"Lah iya bocah kok gak bawa bakso larva pesanan gue sih? Lo kaya tapi pelit banget Gil!" Kevin yang ngata-ngatain sahabatnya begitu saja tanpa mikir.

Nafas Ragil begitu terdengar keras. "Tadinya gue mau beli tapi setelah gue ketemu cewek songong itu gak mood buat beliin kalian."

Kevan lebih memilih diam dengan komiknya. Yang baru saja dia twmykan di rak buku Ragil.

"Ngomong aja gak mau beliin kita, susah banget. Kita tuh tamu Gil!" omel Kevin yang begitu ngidam bakso larva.

Lemparan bantal mampu membuat Kevin merasakan sakit dikepalanya. "Sialan lo, sakit bodoh!" Balik melempar bantal kepada Ragil.

"Mulut lo mau gue sekolahin ke paud? Atau gue laporin atas ketidaknyamanan dan ketentraman hidup? Jadi gue bisa senang gak lihat lo didepan gue lagi." Ragil tanpa menatap Kevin. "Rengek sono ke Ihan, kakak lo Kevan bukan Ihan," ledeknya yang melihat Kevin sudah memegangi lengan Ihan.

Seperti itu lah Kevin dia akan selalu meminta bantuan pada Ihan karena dia tau kalo Ihan akan lebih baik dan membelanya ketimbang kakaknya sendiri.

"Serah gue dong! Lagian emang Ihan tuh kakak gue, dia mah saudara tiru gue!"

"Awas lo kalo minta dibayarin gue lagi! kalo mau nebeng gue lagi! gak akan gue kasih! noh sama Ihan! lagian gue juga lebih seneng gak ada lo!" Tatapnya menajam kepada Kevin dengan meberikan cengiran khususnya.

Ihan dan Ragil bertepuk tangan dengan semangat empat limanya, mereka memberikan suport sebagai tanda pertengkaran akan siap dimulai.

"Eh temen gak guna lo! kalo ada orang bertengkar tu dilerai bukan malah gini!" Dengan melempari jaket-jaket mereka yang kebetulan disamping Kevin.

Bukannya marah Ragil dan Ihan tertawa dengan terpingkal-pingkal.

"Sialan!"

Kevan kembali lagi ke komiknya namun dia mengingat sesuatu. "Lo tadi bilang apa?"

Mereka bertiga melirik Kevan dengan tatapan bertanya.

"Lo Gil? Tadi lo bilang apa sebelumnya?"

"Lah bicah nape ya?" Bingung Ihan.

Ragil begitu Kevin juga mengangjat bahu, serempak merkea berkata mana gue tau.

Kevan mendengus. "Lo tadi katanya habis ketemu cewek, siapa maksud lo? Benarkan gue kata?"

Ragil mengangguk. "Oh ... gue kira apa, iya tadi gue baru ketemu cewek kemarin loh. Yang numpahin minuman sama yang ngotorin mobil bokap," jelasnya.

Dengan terus makan cemilan, Kevin masih sempat kepo. "Siapa cah? Cewek yang kemarin?"

"Alright." Dengan memetikan jarinya.

"Jodoh lo berati sama tuh cewek."

"Galak sama lo yang cuek, apa jadinya."



V o t t e a n d c o m m e n t

SAKILLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang