0.7 Permulaan

20.5K 740 17
                                    

Selesai berolahraga, kelas sebelas ipa dua baik cewek ataupun cowoknya banyak yang mengistirahatkan tubuhnya didalam kelas. Mereka memanfaatkan waktu tersebut untuk sekedar main gadgetnya. Hingga suara gebrakan meja membuat seluruh pasang mata menatapnya.

Killa yang sedang membaca dunia orennya diponsel mengangkat kepalanya keatas untuk melihat siapa yang sudah menggebrak mejanya.

Ketua kelaspun tak berani melawan Suci, karena dia juga tahu apa akibatnya jika melawan dia. Della dan Airi yang kemarin saja berani melawan, saat inipun mereka pikirannya tidak tenang. Takut Suci akan melakukan sesuatu pada keluarga mereka.

"Kalo ada orang lagi ngomong dengerin, sopan dikit bisakan?" bentak Suci tak terima dirinya diabaikan.

"Yang sopan itu lo bukan gue! lo yang tiba-tiba datang main gebrakin meja gue dan yang seharusnya marah itu gue bukan lo!" Killa yang juga tak terima disalahkan seperti itu.

Tepuk tangan dari Della dan seluruh teman kelasnya yang melihat terdengar dengan begitu menggemanya, karena selama ini belum ada yang berani melawan Suci terang-terangan seperti itu apalagi dia sebagai siswi baru.

"Berani lu sama gue!" bentak Suci tidak terima.

"Ci, nih anak harus diapain berani banget sama lo dari kemarin," tanya Sadisa, teman Suci.

Mereka yang teman kelasnyapun hanya bisa melihat dan menyaksikan. Tak berani untuk ikut campur.

"Lo suruh dia buat ngerjain tugas dari Bu Har, kan mumpung hari ini ada jamnya," usul Sadisa.

"Lu diam! gue yang bakal ngasih dia hukuman," ujar Suci pada Sadisa yang langsung dianggukinya.

"Gue mau lo tiga hari gak berangkat dengan keterangan alpa!" ujar Suci dengan senyum liciknya.

"Heh Suci!! lo gak usah gitu sama dia. Lo harusnya mikir, lo juga tau kan siapapun yang gak berangkat dengan keterangan alpa selama tiga hari akan di keluarin" bela Della akhirnya karena tak ingin temannya di perlakukan buruk seperti itu

Suci melirik Della. "Punya nyawa berapa lo berani ikut campur sama urusan gue!"

"Nyawa? gak usah punya banyak-banyak, satu juga cukup. Emang lo siapa? malaikat? yang kapan-kapan bisa nyabut nyawa seseorang? gakkan? gue ngapain harus takut sama makhluk kaya lo!" tegas Della dan menjauhkan Killa dari Suci Cs.

"Sudah merasa jadi pahlawan lo?!" ujar Amara.

"Woiiii!!! sudah jangan berantem disini, ini tempatnya buat belajar bukan buat bertengkar. Kalian cewek kalo mau nyelesain masalah tuh jangan kaya cowok pakai otot, tapi hati!" ujar Ridho sebagai ketua kelas meskipun dengan rasa takut.

"Gue tau kalian lagi pada ngerebutin gue kan?" ujar Gembul tiba-tiba yang baru saja masuk kelas dengan membawa teh botol ditangannya.

Begitulah Gembul, dia tak pernah perduli siapapun yang sedang dihadapinya. Karena tak ada yang menganggap ucapannya serius.

"Amit-amit!" bentak Sadisa.

"Sudah!!! ini urusan gue sama dia bukan sama kalian jadi jangan ikut campur," ujar Suci memperingatkan sambil menunjuk kearah Killa.

Killa berdiri dari bangkunya dan berjalan keluar namun ditarik langsung lengannya oleh Suci membuatnya merasa kesakitan.

"Gue dari tadi diam bukan berarti gue takut sama lo!" bentak Killa.

"Masih untung lo, gue gak buat lo bertambah miskin. Secara, lihat muka lo saja gue sudah merasa kasihan apalagi kalo nyuruh bokap gue buat bikin hidup lo sengsara,"  ujarnya dengan sangat sombong.

SAKILLA Where stories live. Discover now