0.5 Salah Bicara

21K 796 11
                                    

Sosok yang menghangatkan
Namun tak pernah mengerti tentangku, sekali lagi sang kelam menyerah, ia membiarkan takdir berjalan entah untuk bahagia atau terluka.

*****

Sakilla Aurellia Brastella, dia tertidur ditaman sampai matahari terbit, sinarnya membangunkan dirinya. Dilihatnya sekeliling taman. Saat terbangun dari tidurnyapun pikirannya langsung tertuju dengan kejadian tadi malam. Dia tidak seharusnya mengatakan hal itu kepada orangtuanya. Karena bagaimanapun dia tidak ingin melihat mereka bersedih apalagi kecewa karenanya.

Sampai dirumah, dia mencari ayah dan mamahnya namun tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kalo mereka berada dirumah. Saat bertanya pada Bi Sri, Mamah dan Ayahnya menitipkan surat untuk dirinya. Dia tidak berminat membuka surat itu, karena jam sudah menunjukkan setengah tujuh. Dirinya harus bersiap-siap untuk berangkat kesekolah. Karena dia juga merupakan murid baru disekolahannya saat ini.

Sampai disekolah, dia bisa mengikuti pelajaran selama dua jam namun setelah jam berikutnya. Dia tidak lagi bisa mengikuti pelajaran dengan pikirannya yang sangat kacau.

Killa meminta izin ke Satria supaya diizinkan pada guru mapel berikutnya untuk ke uks.

Sampai diuks, dia duduk dengan bersender didinding. Dibukanya surat dari orang tuanya.

Hai.. anakku, Killa. Kami minta maaf jika selama ini selalu mengatur hidupmu tanpa peduli kamu bahagia atau tidak. Kami selalu membanggakan abangmu didepan mu seakan kamu tak pernah ada, bahkan sampai detik inipun kami tidak pernah memikirkan kebahagiaanmu.

Killa mencoba untuk menahan air matanya ia menyeka dengan jari-jemarinya.

Tapi ingatkah kamu? ketika kecil, kamu bernaung dalam pelukanku, membiarkanku melindungi, mengarahkan, mengajarkanmu hal-hal yang perlu kamu tau dalam menghadapi dunia ini.

Kami berusaha memberikan cinta dan perhatian kepadamu, meski terkadang kamu tidak dapat mengerti cara kami melakukannya. Dan selama ini kami selalu mementingkan pekerjaan dibanding dirimu, seakan kamu tak dianggap oleh kami. Tapi percayalah kami ingin yang terbaik untuk dirimu meski dengan cara yang menyakitkan.

Dirinya tak kuasa menahan air matanya, terlihat ada bekas air mata dikertasnya itu. Mungkin orang tuanya menulis surat ini sambil menangis. Tak bisa dipungkiri orang tua yang dianggapnya tak pernah peduli, ternyata mereka ingin yang terbaik. "Mah, Yah.. maafin Killa," dibacanya surat itu lagi.

Saat beranjak dewasa, kamu mulai memiliki pendapatmu sendiri. Namun kamu tetap menuruti permintaan kami tanpa membantahnya. Disatu sisi Mamah sama Ayah merasa bangga karena kamu tak pernah melawan tapi ternyata kamu tersiksa atas keinginan-keinginan kami. Dan kami selalu melarangmu melakukan hal-hal yang kamu sukai hanya kami tidak suka. Apa kamu masih ingat? kejadian saat Ayahmu mengunci kamu dikamar?

Flashback on

Dirinya pergi untuk berlatih dance bersama teman-temannya. Mereka berempat sudah menyiapkan uang dari hasil tabungannya untuk menyewa pelatih. Namun ayahnya mengetahui kalo putrinya berlatih dance, dia mengirim bodygard untuk membawa putrinya pulang secara paksa.

Killa mencoba menolak bahkan dia sangat frontal tapi bagaimapun juga tenaganya tak sebanding dengan para bodygard suruhan ayahnya.

Tempat dance yang sudah mereka rapikan dibuat berantakan oleh para bodygardnya.

Killa menangis dan mencoba menghalangi mereka yang menghancurkan tempatnya untuk dance.

SAKILLA Where stories live. Discover now