55. Bebas

14.4K 455 64
                                    

Masih hari bebas sepeti biasa. Jarum jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi namun suasana sekolah masih sepi mungkin karena hari bebas setelah ulangan.

Baik Satria maupun Della sudah duduk diteras depan kelas untuk bersiap-siap ke kakak kelasnya, siapa lagi kalo bukan Ragil.

Hingga tepat jam sepuluh mereka berdua mendatangi kelas dua belas iis 1 namun tidak melihat juga batang hidung Ragil dan sahabat-sahabatnya. Mereka mencarinya mulai dari kantin, ruangan FB dan sampai akhirnya mereka melihat Ragil sedang duduk di lapangan bola basket bersama tiga sahabatnya.

Satria menaruh dua tangannya dipinggang, dia berdiri tepat didepan Ragil dan tiga sahabatnya yang duduk. Mereka berempat terpaksa mengangkat kepalanya untuk melihat siapa adik kelas yang sudah tidak sopan lagi dengan mereka.

"Gak diajari etika ya lo?" sindir Ihan yang masih setia duduk.

"Baru kali ini ada adik kelas yang berani sama kita, hmm," sindir Kevin berikutnya.

"Buat apa kita sopan sama orang kaya lo!" Satria dengan menunjuk Ragil tepat diwajahnya.

Ragil kemudian bangkit dari duduknya diikuti ketiga sahabatnya.

"Datang-datang bikin ulah gak jelas!" sindir Ihan.

"Asal lo tau yah! Killa itu bukan seperti apa yang lo pikirin. Dia itu baik, jadi kalo lo nyalahin Killa atas semua ini,, salah. Karena dia gak seperti itu!" Della yang emosi karena mengingat sahabatnya diperlakukan seperti itu oleh cowok yang kini berdiri tepat didepan Satria, "dan semua ini juga karena salah adik lo!"

"Lo diam kalo gak tau apa-apa. Dan gak usah bawa-bawa adik gue, gue tau kok dia emang salah tapi sorry hati gue bukan buat dia lagi jadi percuma kalo dia ngejar-ngejar gue terus!" Ragil dengan teganya.

Satria meninju muka Ragil, "Bangsat lo Gil! asal lo tau yah, dia itu sampai sakit dan masuk kerumah sakit karena lo! apa lo gak punya hati sampai tega ngelakuin kayak gitu ke dia!"

Ragil balik meninju Satria, "Siapa suruh dia cinta gue! kalo dia sadar diri gak mungkin sampai bersikap bodoh kayak gitu!!"

Satria meninju Ragil kembali. Kini semua murid Nusba yang melihatnya melingkari mereka untuk menyaksikan pertengkaran yang jarang sekali the most wantednya Nusba lakukan tentunya Ragil bukan Satria meski Satria juga tidak kalah tampan.

Tiga sahabat Ragil dan Della sudah mencoba memisahkan mereka hingga tiba-tiba mereka berhenti tanpa dikasih peringatan. Mereka berdua terkejut atas kedatangan abangnya Killa.

Semua murid Nusba yang menyaksikan ikut bingung dan pensaran mengapa Ragil kelihatan begitu takut dengan laki-laki berjas hitam dengan dasi tersebut. Gosip-gosip tidak jelas semakin menyebar. Namun kaum hawa tidak henti-hentinya memandang laki-laki bertubuh tegak tersebut dengan tidak berkedip. Bahkan ada juga yang memotretnya.

"Dimana tempat yang tidak ada seorangpun yang berani untuk masuk?" Imja berbicara pelan kepada Ragil.

Mereka sampai diruangan FB. Hanya ada Ragil dan Imja, Imja sudah sangat marah pada anak SMA yang sekarang berdiri depannya. Sementara tiga sahabat Ragil dan juga Satria bersama Della menunggu didepan ruangan FB dengan segala pikirannya masing-masing.

"Kamu apakan Killa?" tanya Imja to the point.

Ragil masih diam, dia tidak mengerti mengapa Imja tiba-tiba datang serta menanyakan hal seperti itu padanya dengan raut wajah marah.

"Semua ini salah kamu! Killa masuk rumah sakit juga karena kamu! kalo dia kenapa-kenapa saya gak akan pernah memaafkan kamu sampai kapanpun, Ragil!" Imja marah dengan tatapan menusuknya kearah Ragil.

"Ini kenapa semua orang menyalahkan saya atas masuknya Killa kerumah sakit?" tanya Ragil yang masih dengan pintarnya menyebunyikan kekhawatiran pada Killa.

"Kamu nanya kenapa? bukannya selama ini kamu gak pernah memaafkan Killa atas batalnya pertunangan kalian yang padahal sama sekali bukan sepenuhnya salah dia melainkan adik kamu sendirikan? lalu kenapa kamu malah membuat adik saya sakit hati? kalo kamu memang benar-benar sayang dan tulus pada dia pasti kamu tidak akan pernah melakukan hal seperti itu apalagi yang membuat dia menjadi terpuruk seperti ini. Asalkan kamu tau sampai kapanpun saya tidak akan pernah memaafkan kamu!" Imja yang sudah sangat marah pada diri Ragil karena menyangkut adiknya.

Ragil memang mengakui perbuatannya salah tapi dia tidak akan menyangka kalo Killa sampai masuk rs. Dia memang menyayanginya tapi dia juga tidak ingin cintanya kian membesar karena ada perasaan yang harus ia jaga untuk orang yang ada dihatinya.

Suasana sekolah semakin siang semakin sepi karena satu persatu dari mereka pulang.

Satria menemui Ragil kembali saat dia bersama tiga sahabatnya dikantin.

"Mau apa lagi lo kesini?" ketus Kevan.

"Urat malu lo udah putus?" Kevin bergantian.

"Gue kesini cuma mau ketemu sama dia bukan lo!" sambil mukanya mengarah pada Ragil.

Namun Ragil tidak mempedulikan kehadiran Satria dia malah memakan mie ayamnya terus dengan mengeraskan suara aerphone yang menempel ditelinga.

Dengan lancangnya Satria melepaskan aerphone tersebut, "Lo boleh gak peduliin gue tapi asal lo tau lo bakal sangat peduli lagi kalo lo tau Killa itu sebenarnya siapa! gue tau lo jatuh cinta, deket sama Killa bukan memang karena hati lo memilih dia tapi karena dia mirip dengan sahabat lo yang dulukan?" Satria yang tiba-tiba perlahan membuka rahasia yang sudah tersimpan rapi dan hanya dirinyalah yang tahu.

Mereka berempat bingung atas ucapan Satria terutama Ragil dia bahkan terkejut mengapa Satria bisa tahu tentang hal itu yang bahkan ketiga sahabatnyapun tidak ada yang tahu.

"Why? lo terkejutkan kenapa gue bisa tahu semuanya? gue tahu lo selama ini pasti nganggap Killa itu dia, perempuan yang selama ini lo cari dan tunggukan?" Satria yang kini menatap Ragil marah.

Kevan tidak terima ucapan ngawur dari Satria hingga dia mengusirnya namun Ragil melarang Satria untuk pergi.

"Bagaimana lo tahu semuanya?" tanya Ragil tanpa ragu.

Semua ketiga sahabat Ragil melongo.

"Ha...? jadi...?" jerit Ihan namun mendapat tatapan dafi Ragil seakan mengatakan untuk diam.

Satria kini malah tersenyum getir, "Bahkan sahabat dari kecilpun lo gak tau apalagi dia yang cuma ketemu beberapa minggu."

Ragil semakin bingung dengan ucapan demi ucapan dari Satria karena semua ucapan Satria benar. Hanya saja yang dibingungkan cuma satu, bagaimana dia tahu.

"Lo benar-benar gak bisa berubah sejak kecil, masih saja gak peduliin sama sekitar lo. Bahkan selama ini sahabat kecil lo ada disekitar lo tapi lo sama sekali gak tau, gue. Gue ini YOGA, YOGA si anak nakal yang selalu bikin ulah."

Ragil masih tidak percaya dengan ucapan Satria karena yang dia tahu cowok yang saat ini mengaku menjadi sahabatnya adalah adik kelas yang sedang berpura-pura saja.

"Kalo menurut lo gue bohong, terus semua cerita tadi gue dapetin dari mana coba?" Satria menyakinkan Ragil.

"Jadi lo Satria Prayoga sahabat kecil gue?" tanya Ragil dengan tanpa ragu lagi.

Satria mengangguk.

Lalu mereka tak butuh waktu lama untuk menyankinkannya lagi, mereka berpelukan layaknya laki-laki dengan laki-laki.

"Sorry banget, gue gak ada maksud buat ninggalin lo Yog. Semua ini terjadi karena faktor pekerjaan bokap gue. Gue udah dateng kerumah lo tapi lo sama keluarga lo udah pindah satu tahun yang lalu ketika gue kesitu. Dan gue udah coba cari tapi gagal. Disitu gue mulai putus asa karena gak ada harapan lagi buat ketemu dia Yog, karena cuma lo yang tahu gue suka dia dan lo satu-satunya sahabat gue yang erakhir kali melihat dia setelah gue pergi," Ragil akhirnya percaya sepenuhnya dan cerita semua apa yang terjadi, "terus... lo tau dia dimana? sampai sekarang gue gak tahu keberadaan dia dimana, gue udah hampir putus asa dan gak kenal lagi dengan namanya cinta tapi..."

Satria menarik nafas dalam-dalam seakan-akan beban hidupnya kian menumpuk, "tapi... lo nyia-nyiain apa yang lo cintai tanpa lo sadari Gil."

Ragil bingung atas ucapan dari Yoga sahabat kecilnya, "Maksud lo...?"

TBC

SAKILLA Where stories live. Discover now