CHAPTER 26 [TANAKA'S FEELING]

5.4K 609 18
                                    

"Pagi ini juga mendung...walaupun sudah beberapa hari ini selalu turun hujan.... kuharap tidak untuk hari ini..."Tanaka turun dari ranjang dan langsung berjalan keluar dari kamar itu.
"Selamat pagi..."Ujar Tanaka pelan sembari mencium kepala bocah kecil yang tengah duduk di sofa dan masih menggunakan piyamanya itu sembari menonton film kartun favoritnya.
"Selamat Pagi, Ei-chan"Ujar Bocah itu sembari balik mencium pipi Tanaka.
Nama depan Tanaka adalah Yumeji, namun Kazuki dan Mizuki selalu memanggilnya dengan Eiji sehingga semua orang dalam keluarga itu memanggilnya dengan nama Eiji.
"Aku akan menyiapkan sarapan kau bisa membantuku?"tanya Tanaka pelan
Kazuki mengangguk.
"Tolong bangunkan Shirasaki-san"Ujar Tanaka sambil tersenyum
Tanpa banyak bicara, Kazuki langsung saja berlari menuju ke kamar Tanaka dan Shirasaki.
"Ia semangat sekali .... Haha...ia selalu seperti ini. Mungkin karena baru saja bangun ia tak banyak bersuara...Namun, dasarnya ia sangat cerewet"
"Aku dan Shirasaki-san menikah 5 tahun yang lalu. Aku seorang beta, agak sulit untuk memberikan seorang anak untuk Shirasaki-san, dan memang aku juga tidak begitu yakin aku bisa mengandung. Namun, syukurlah, Kei-san dan Shousuke-san mau membiarkan kami merawat Kazuki. Walaupun agak sedih, hingga saat ini, ia bahkan enggan memanggilku maupun Shirasaki-san dengan sebutan ayah ataupun ibu" pikir Tanaka.
Ia tersadar dari lamunannya ketika ia mendengar erangan Shirasaki.
"Serangan super Kazuki-kun sudah dimulai"Ujar Tanaka sembari tertawa dan segera berjalan menuju ke dapur.
"Seperti biasa, jika Shirasaki-san belum juga bangun, aku akan menyerahkan semuanya pada bocah kecilku untuk membangunkannya. Hahaha...ia akan naik ke ranjang diam-diam kemudian melompat ke atas Shirasaki-san...aku senang ia menggunakan jurus terbaiknya untuk membangunkan tukang tidur itu"

"Selamat pagi"Ujar Shirasaki sembari menggendong Kazuki yang tertawa puas itu
"Eiji pasti menyuruhmu membangunkanku lagi"Ujar Shirasaki sembari mencium kening Kazuki
Kazuki hanya tertawa melihatnya dan segera meminta untuk diturunkan. Setelah Shirasaki menurunkannya, ia pun kembali ke ruang keluarga dan duduk di atas sofa sembari melihat acara kesayangannya itu di televisi.
"Haha...ia sudah besar saja...Dan makin Aktif"Ujar Shirasaki sambil tertawa
"Ia semakin mirip denganmu, Shirasaki-san"Ujar Tanaka
Shirasaki melirik Tanaka sejenak kemudian segera melingkarkan kedua tangannya di pinggang Tanaka dan menciumi tengkuknya.
"Terima Kasih, Eiji-chan"Ujar Shirasaki pelan
"Shirasaki-san... Aku harus menyiapkan sarapan"Ujar Tanaka
Shirasaki tersenyum kecil, namun sebelum ia pergi, ia berhasil mendapatkan ciuman paginya dari Tanaka.
"Aku menang lagi"Ujar Shirasaki
Wajah Tanaka seketika memerah. Sebenarnya ia malu, namun ia juga kesal.
"Seharusnya ia mengatakan padaku jika ia ingin dicium setiap pagi...namun, salah sendiri, ia selalu saja bangun terlambat!"pikir Tanaka
"Kazuki-kun?"
"Ng?"
"Ingin mengunjungi Mizuki setelah pulang dari sekolah nanti?"tanya Shirasaki pelan
Kazuki pun mengangguk dengan penuh semangat.
"Saki-san akan menjemputku?"tanya Kazuki dengan suaranya yang begitu menggemaskan itu
Shirasaki menghembuskan nafasnya pelan.
"Kazuki...coba panggil aku dengan sebutan papa!"ujar Shirasaki yang mulai gemas dengannya.

Kazuki menggelengkan kepalanya, dan menjulurkan lidah kecilnya itu pada Shirasaki.
"Kazuki-kun..."ujar Shirasaki sembari menggelitikinya.
"Yaah...sudahlah...dipaksa pun ia tidak akan mau. Pertama kali ia belajar bicara, kami senang ia memanggil kami dengan sebutan papa dan mama, namun begitu ia berusia 4 tahun... Ia malah memanggil Kei-san dan Shousuke-san dengan sebutan itu, betapa hancurnya hatiku dan Shirasaki-san saat itu"
"Kazuki, Shirasaki-san...kemarilah"Ujar Tanaka sembari meletakkan piring terakhir di meja.
Lagi-lagi keduanya muncul dengan penuh semangat dihadapan Tanaka.
"Kazuki?"tanya Shirasaki ketika melihat putranya itu enggan menyentuh makanannya.
"Hmp! Eiji-chan menyembunyikan wotrel!"teriak Kazuki
"Itu bukan wortel, makanlah Kazuki-kun"Ujar Tanaka berusaha meyakinkan Kazuki.
"Dan lagi, Wortel... bukan wotrel"Ujar Shirasaki sambil tertawa
"Salah satu kelebihan Kazuki-kun... Ia sangat membenci wortel. Walaupun sudah kuhaluskan ia masih saja tahu kalau disana ada wortel..."pikir Tanaka yang juga mulai gemas melihatnya.
"Benar-benar tidak ada wortel disana, percayalah padaku"Ujar Tanaka sembari mengangkat kedua tangannya seperti isyarat menyerah.
Sementara itu Shirasaki sibuk menertawakannya.
"Isyarat ini berubah... Mungkin karena terlalu banyak menonton acara televisi, ketika ia melihat orang mengangkat dua jari atau tiga jari mereka untuk bersumpah, ia selalu bertanya mengapa mereka melakukannya. Jadi Shirasaki-san mengatakan padanya, bahwa mereka sedang bersumpah. Aku yakin ia tak paham...Namun kemudian ia kembali bertanya, bagaimana jika mengangkat dua tangan dengan sepuluh jari ke atas?"Tanaka tertawa sejenak mengingat kejadian itu.
"Eiji, kau yang memulainya..."Ujar Shirasaki sambil ikut-ikutan tertawa.
"Kalian bohong..."Ujar Kazuki dengan cemberut
"Aku tidak berbohong. Aku benar-benar tidak menggunakan wortel"Ujar Tanaka sembari kembali mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi.
Kazuki mengerutkan keningnya kemudian kembali mengintip makanan itu. Ia memegang sendoknya dan memasukan sesendok makanan itu ke mulutnya.
"Mm...Enak Ei-chan"Ujar Kazuki sambil tertawa dan memakan makanan itu dengan lahapnya.

TOTALLY CAPTIVATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang