CHAPTER 23 [JEALOUSY]

6.4K 706 18
                                    

Kei duduk di atas ranjang sambil memperhatikan Kazuki dan Mizuki yang tertidur pulas. Ini sudah pukul 1 pagi, namun ia masih menunggu Shousuke.
Ia melihat lagi ke arah ponselnya namun kemudian menghembuskan nafasnya pelan.
 "Shou-san..."Ujar Kei pelan. Shousuke terlihat menghindar darinya selama beberapa hari ini. Ia selalu pulang larut malam dan langsung berangkat pagi-pagi sekali. Ia benar-benar membuat Kei kebingungan.
Ketika Kei hendak merebahkan badannya suara tangisan terdengar.
"Kazuki-kun?"tanya Kei pelan dan langsung cepat-cepat menggendongnya agar tangisannya tak membangunkan Mizuki
"Ada apa? Hm? Kau lapar?"tanya Kei sembari mencium-ciuminya
Ia membuatkan susu untuknya dan duduk sambil memberinya susu itu.
"Ayahmu terlambat lagi hari ini..."Ujar Kei
Kazuki yang tidak mengerti apa-apa itu hanya bisa meminum susunya tanpa mempedulikan Kei.
Kei pun segera beranjak dari sofa itu dan kembali kedalam kamar. Setelah sebotol susu itu habis, Kazuki kembali terlelap.
Ia menidurkan kembali bayi itu ke ranjangnya. Ia  kemudian mengusap alis Mizuki pelan.
"Mizuki-kun... tidurmu pulas sekali menggemaskan"Ujar Kei pelan
"Seandainya ayahmu disini ia pasti akan menciummu hingga kau bangun"Ujar Kei
Wajahnya tiba-tiba saja terlihat murung.
"Namun... sepertinya ia tidak ingin kembali lagi..."
Lagi-lagi ia melihat ke arah jam dinding namun tidak terdengar suara apapun di luar.

Saat itu waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi. Suara mobil Shousuke yang baru masuk ke garasi pun terdengar.
Kei langsung saja melompat dari ranjang dan keluar ke ruang tamu.
"Selamat datang Shou-san"Ujar Kei pelan
Shousuke berjalan menuju sofa dan langsung saja menghempaskan tubuhnya ke atas sofa tersebut.
"Aku lelah..."Ujar Shousuke
"Aku sangat khawatir Shou-san...Setidaknya katakan padaku kemana kau pergi..."Ujar Kei 
"hn? "Shousuke mengangkat kepalanya sedikit dan menatap Kei yang terisak sembari duduk ditangga. 
"Apa aku sudah tidak berguna lagi? Katakan padaku jika kau sudah bosan denganku...ataukah kau menungguku untuk lebih tahu diri dan segera meninggalkanmu?"tanya Kei pelan. Rasa sesak didadanya benar-benar dicurahkannya lewat tangisannya saat ini.
Shousuke segera bangun dari sofa itu dan menarik Kei dengan agak kasar kemudian menghempaskannya ke atas sofa.
"Aku sangat sibuk! Aku frustasi! Kei! Jangan bicara apapun lagi!!!"Bentak Shousuke kesal. Nafasnya benar-benar bau Alkohol. Kini Kei menyadari betapa merahnya wajah Shousuke saat ini karena mabuk.
Suaranya terdengar amat keras bahkan sampai membangunkan Kazuki dan Mizuki.
Kei segera mendorongnya dan menuju ke kamar anak-anak itu.
Ia menggendong Mizuki dan menenangkannya. Sedangkan Kazuki sudah tenang sebelum ia menggendongnya. Kei berusaha menghapus air matanya namun tanpa ia sadari mereka kembali mengalir begitu saja. Rasa takut yang menyelimutinya membuatnya tak berdaya.

"Diamlah! Mengapa kau terus menangis!"Ujar Shousuke kesal ketika ia melihat Kei terus menerus menghapus air matanya.
"Kau bisa melakukan apapun yang kau ingin lakukan pada anak-anak ini. Aku tidak akan melarangmu lagi. Lakukan apapun yang ingin kau lakukan"Ujar Kei pelan masih sambil membelakangi Shousuke
"Aku mengerti Shou-san, aku penghalang untukmu...Kumohon jangan membebani dirimu sendiri. Kau bisa menikahkan Kazuki dengan putra Mr. Lim. Kau boleh melakukan apapun...Maafkan aku sudah menentangmu saat itu, aku tidak seharusnya melakukannya"Ujar Kei pelan
Shousuke tidak merespon perkataan Kei sama sekali. Dan langsung menuju ke kamarnya.
"Selamat malam Shou-san"Ujar Kei pelan, entah Shousuke mendengarnya atau tidak.
"Shou-san, kurasa ia terlalu memanjakanku selama aku mengandung hingga aku lupa diri...Lagipula mengapa aku se sensitif ini..."
Kei tersenyum kecil sembari mencium Mizuki yang sudah mulai tenang itu. Ia menidurkan kembali Mizuki di ranjang kecilnya itu.
"Maaf Kazuki..."Kei menunduk sejenak dan mencium anak itu.
Kei pun akhirnya memutuskan untuk menemani Kazuki dan Mizuki, jadi ia tidur di ranjang besar di ruangan yang sama. Walaupun ia benar-benar tidak dapat memejamkan matanya sama sekali hingga matahari terbit.

Kei melihat pantulan wajahnya dicermin kemudian menghembuskan nafasnya pelan.
Ia cepat-cepat menyiapkan sarapan sebelum Shousuke maupun anak-anak itu bangun.
Kei termenung sejenak ketika meletakkan piringnya di atas meja. Entah mengapa perlakuan Shousuke benar-benar membuatnya canggung. 
"Selamat pagi Kei,"Ujar Shousuke pelan
"Selamat pagi, Shou-san"Ujar Kei 
Shousuke pun segera duduk dimeja makan dan meraih garpu dan pisaunya. Namun kemudian ia meletakannya kembali karena Kei justru menjauh dari meja makan.
Shousuke segera bangun dari kursinya dan mengikuti Kei. 
"Kei..."Ujar Shousuke sembari meraih tangan Kei
"Ayo sarapan"Ujar Shousuke pelan
"Aku akan menyusul, Kau harus sarapan lebih dulu Shou-san...Jangan sampai terlambat"Ujar Kei sambil tersenyum dan melepaskan tangannya.
Ia menghampiri Kazuki dan Mizuki. Ia menunggu sejenak untuk melihat siapakah yang akan bangun terlebih dahulu agar ia bisa memandikan anak-anak itu satu per satu.
"Kei... kemari sebentar"Ujar Shousuke yang berdiri dipintu
Kei pun mendekatinya tanpa sepatah katapun.
"Apa yang terjadi?"tanya Shousuke pelan
"Tidak ada apa-apa Shou-san. Kau sudah selesai sarapan?"tanya Kei 
"Kei, Aku melakukan sesuatu?"tanya Shousuke pelan
"Shou-san tidak melakukan apapun...kau hanya terlihat sangat lelah semalam"Ujar Kei
"Kei...aku..
"Jangan khawatir Shou-san... Semuanya akan baik-baik saja... Kau bisa menyelamatkan dirimu dan Yuma-san dari kekacauan ini...aku yakin kau bisa melakukan apapun yang sudah kau rencanakan...tidak perlu menunggu saran dari orang yang tidak berpendidikan sepertiku...Aku tidak tahu apa-apa...aku hanya seorang budak..."Ujar Kei sembari menunduk
Shousuke terbelalak mendengarnya. Ia hendak menarik Kei untuk lebih dekat dengannya namun suara Mizuki terdengar.

TOTALLY CAPTIVATEDWhere stories live. Discover now