CHAPTER 15 [PRESS CONFERENCE]

7.2K 850 59
                                    

Kei masih duduk termenung sembari menatap Shousuke yang sudah tertidur lelap.
"Kau juga harus istirahat Kei"Ujar sang ibu pelan
"Aku tidak bisa tidur ibu..."ujar Kei pelan
"Jangan terlalu memikirkan berita itu. Shou-kun pasti akan segera..
"Aku mengerti perasaannya bu!!"ujar Kei memotong pembicaraan sang ibu.
"Ia benar-benar bekerja dan berpikir terlalu keras... sedangkan aku hanya bisa bersembunyi dan diam dibelakangnya...apa aku seorang pasangan yang baik untuknya?"ujar Kei sambil menangis.
"Kei, ibu yakin jika ada sesuatu yang bisa kau lakukan pasti Shou-kun akan meminta bantuanmu. Untuk saat ini tenanglah Kei..."ujar sang ibu. Wanita itu kemudian menhentikan kalimatnya ketika menatap Shousuke.
"Mengapa kau menangis? Aku belum mati Kei"ujar Shousuke sembari memegangi kepala Kei.
"Shou-san!"seru Kei sembari mengangkat kepalanya.
"Ya...jangan menangis"ujar Shousuke
"Syukurlah kau sudah bangun Shou-kun...ajak Kei beristirahat"ujar sang ibu dan kemudian segera meninggalkan keduanya.

"Ada apa..."ujar Shousuke sembari menghapus air mata Kei
"Shou-san...
"Ada apa Kei?"tanya Shousuke lagi
"Jangan memaksakan dirimu Shou-san"ujar Kei
"Maafkan aku"Ujar Shousuke pelan
"Katakan padaku apa yang dapat kulakukan untuk bisa membantumu? Jangan memikirkan semuanya sendiri Shou-san..."ujar Kei pelan
"Kau ingin membantuku? Berhentilah menangis...anak ini akan ikut-ikutan menangis. Aku tidak ingin ia yang bahkan belum lahir harus merasakan kesedihanmu, biarkan masalah ini jadi milik kita."ujar Shousuke pelan
Kei dengan sigap menghapus air matanya.
"Aku akan mengadakan konferensi pers dua hari lagi...aku sudah meminta Shouta menyiapkan semuanya. Ikutlah denganku Kei, kita akan mengatakan hal yang sebenarnya pada semua orang"Ujar Shousuke sembari meraih kepala Kei dan mencium keningnya.
"Aku mengerti Shou-san..."ujar Kei pelan
"Kau juga harus istirahat... Ini sudah sangat larut"ujar Shousuke.
Kei hanya mengangguk. Ia menuju ke sisi yang berlawanan dan berbaring di samping Shousuke. Kei yang pemalu itu merebahkan kepalanya dekat dengan Shousuke dan memeluknya erat.
"Kei...
"Shou-san...bagimana jika kita mengganti saja nama a-"ujar Kei 
Shousuke meletakkan Jari telunjuknya di bibir Kei dan meminta Kei untuk diam.
"Ini hak anak ini, walaupun pada Akhirnya tidak berhasil, setidaknya sebagai orang tua kita sudah memperjuangkannya...lebih baik mencoba daripada tak melakukan apapun"Ujar Shousuke
Kei tersenyum kecil.
"Terima kasih, Shou-san..."Ujar Kei pelan
"Untuk apa Kei... Aku tidak melakukan apapun..."

Kei memejamkan matanya dan tersenyum kecil.
"Jika bukan karena Shou-san...aku juga tidak akan berhasil bertahan hidup hingga sejauh ini"ujar Kei
"Apa yang kau katakan Kei? Bertemu denganmu adalah hal yang luar biasa yang pernah terjadi dalam hidupku...aku adalah orang yang paling beruntung di dunia."Ujar Shousuke pelan
Kei kembali membuka matanya dan menatap Shousuke.
"Tidurlah...Jika anak ini kelelahan, aku akan menghukummu"ujar Shousuke sambil tertawa.
Kei yang melihatnya hanya ikut-ikutan tertawa dan kembali memejamkan matanya.
.

.

.

"Jadi, kau ingin bilang mereka akan mengadakan konferensi pers?"tanya Mirai kesal
"Ya,... Shousuke-sama sudah mengumumkan tanggal konferensi pers itu"Ujar Seorang pria
"Aku mengerti. Namun aku tidak akan pernah menyerah untuk bagian itu. Bagian terbesar milik Yanagisawa Mizuki dan itu anakku."Ujar Mirai
"Dan aku menemukan sesuatu yang menarik..."ujar pria itu sembari tertawa
"Apa maksudmu?"tanya Mirai
Seorang pria terlihat memasuki rumah itu. Pakaiannya terlihat tidak terlalu bagus, malah bagi Mirai ia terlihat seperti gelandangan.
"Siapa dia?"bisik Mirai dengan tatapan jijiknya
"Ia paman Kei"bisik pria itu
"Huh?"mata Mirai terbelalak dan kembali melihat pria itu dengan tatapan tak percaya.
"Apakah kalian tahu bagaimana cerita sebenarnya Shousuke-sama dan Kei bertemu? Aku yakin, berita ini malah akan lebih menarik perhatian publik"Ujar pria itu
"Bicaralah dengannya... Biarkan aku menggendong anak ini sebentar"ujar pria itu

Mirai menyerahkan bayi itu para pria tersebut kemudian kembali duduk dan memangku kakinya.
"Duduklah" ujarnya
"Jadi, kau paman Kei?"tanya Mirai dengan nada tak sopannya
"Ya..benar sekali nyonya"
"Aku tidak mengerti bagaimana bisa keponakanmu itu lolos hingga sampai disini. Ia benar-benar menyebabkan banyak masalah"ujar Mirai.
Pria itu menyeringai melihat Mirai. Mirai pun menghembuskan nafasnya kemudian menuju ke kamarnya. Ketika ia kembali ia membuang sebuah amplop cukup tebal dihadapan paman Kei.
"Aku senang anda bisa bekerja sama denganku."ujarnya sambil tertawa
"Katakan padaku"ujar Mirai
"Aku sudah menjualnya untuk orang-orang kepada para penjual budak dipasar gelap. Aku tidak mengerti bagaimana bisa ia berakhir dan menikah dengan seseorang yang begitu berpengaruh... Mungkin karena ia seorang omega."ujar paman Kei sembari menghitung uang yang ada di amplop tersebut.
"Mungkinkah Shousuke membelinya? Hahaha... Ini akan sangat menarik. Siapa sangka disaat aku sedang memikirkan cara untuk melawan mereka, hal seperti ini datang tiba-tiba padaku."
Mirai tersenyum puas sembari melihat ke arah pria itu.
"Aku akan membayarmu lebih dari itu jika kau bersedia hadir dalam konferensi pers esok hari."ujar Mirai.
"Lebih dari ini?"tanya Paman Kei dengan mata berbinar-binar
"Ya. Lebih dari ini"ujar Mirai sambil tertawa
"Aku akan melakukannya. Aku akan melakukan apapun yang Anda minta"ujar Paman Kei sambil ikut-ikutan tertawa.

TOTALLY CAPTIVATEDWhere stories live. Discover now