CHAPTER 9 [ABDUCTION PART 1]

9.6K 1K 40
                                    

Beberapa hari kemudian, Kei pun keluar dari rumah sakit. Shousuke bahkan tak berniat memberitahukan apapun pada keluarganya.
Kini Shousuke terlihat sedang sibuk meletakkan seluruh barang-barang Kei ke dalam kamar. Apartemen baru itu tidak sebesar apartemen sebelumnya, dan hanya ada satu kamar disana, namun kamar itu terbilang sangat luas, dengan ekstra ruang tamu dan kamar mandi di dalamnya.

"Aku akan tidur di sofa, Shou-sama bisa menempati tempat tidur"Ujar Kei
Shousuke segera memeluk Kei dan menggendongnya seperti sedang menggendong seorang anak kecil dan menurunkannya di ranjang.
"Ranjang ini terlalu luas bahkan untuk kita berdua...kau juga harus tidur disini"Ujar Shousuke lagi

"Maafkan Aku Shou-sama... Jika saja anak itu baik-baik saja,..
Shousuke langsung saja memeluk Kei erat.
"...Kei, ini bukan salahmu..."Ujar Shousuke pelan. Ia menciumi kening Kei berulang kali. Ciuman kecilnya itu turun hingga ke bibir Kei dan semakin dalam.
"M—maafkan Aku..."Ujar Shousuke yang baru saja sadar ketika melihat mata Kei.
"Istirahatlah.."Ujar Shousuke kemudian keluar dari kamar itu meninggalkan Kei sendiran di sana.

Kei hanya mengangguk. Ia berusaha memejamkan matanya namun tetap saja ada rasa yang begitu menyakitkan yang sedang menderanya.
"Anda seolah-olah memberiku harapan Shou-sama"

.

.

Kehidupan keduanya berjalan seperti biasa, dan kembali seperti ketika Kei hanya berstatus sebagai 'hewan peliharaan' Shousuke.
Hubungan mereka sama sekali tak berkembang walaupun mereka sudah kembali bersama.
Heat Kei kambuh beberapa kali, namun Shousuke pun sepertinya masih enggan untuk berhubungan dengannya. Ia lebih memilih meminta Yuma untuk datang dan memberikan injeksi untuk Kei.

Seperti halnya hari ini, tepat sebulan tiga minggu setelah Kei mengalami keguguran, heatnya mulai kembali menyerang.
Yuma hanya menggelengkan kepalanya ketika melihat Shousuke yang sedang duduk di sofa seperti orang frustasi.
"Aku menyarankanmu untuk melakukannya"ujar Yuma sembari duduk di sofa yang berada dihadapan Shousuke
"Aku tidak tahu... Belakangan ini Kei tersenyum seperti biasanya, namun senyumannya hanya membuatku takut..."Ujar Shousuke

Yuma menghembuskan nafasnya pelan.
"Ia sangat menyayangimu Shou...kau harus ingat itu" ujar Yuma kemudian mengangkat tasnya dan segera meninggalkan Shousuke.
Shousuke beranjak menuju ke kamar dan berbaring disisi Kei.
"Bagaimana keadaanmu?"tanya Shousuke pelan
"Aku baik-baik saja Shou-sama"Ujar Kei sembari tersenyum.

Shousuke kemudian mengangkat Kei hingga berbaring diatas tubuhnya.
"Apa kau keberatan jika kita melakukannya?"tanya Shousuke pelan
"Aku akan sangat bahagia jika Shou-sama masih membutuhkanku"
Tanpa banyak bicara, Shousuke segera mencium bibir Kei.
"Aku akan melakukannya dengan cepat..."Ujar Shousuke sembari menciumi sekujur tubuh Kei.
"Apa yang sedang kau pikirkan Kei...bahkan disaat seperti ini...
Shousuke membalikkan posisi mereka dan menciumi leher Kei.
"Ngh... Shou-sama...
"Maafkan aku, bertahanlah sebentar"

Hal yang paling ditakutkan Shousuke pun terjadi, ia benar-benar tak terkendali. Walaupun ia mengingat pernah menyakiti Kei, namun saat ini ia tak dapat menghentikan dirinya sendiri.
Shousuke terus melakukannya berulang kali.
"Apa aku ini... monster? Tubuhnya sudah tak kuat, namun aku pun tak bisa berhenti... Bertahanlah Kei, ini salahmu, aku tidak bisa meninggalkanmu..
"Nnh.. Shou-sama....hah...ha...ng.. hentikan seben..tar..ngh...
Shousuke tidak peduli dan mengangkat tubuh Kei yang sudah tidak kuat itu duduk diatasnya dan memeluknya erat.
"Maafkan aku, bertahanlah sebentar lagi..aku sangat menginginkanmu Kei...Aku ingin agar kau bisa segera mengandung lagi..."ujar Shousuke sembari menciumi leher Kei.

Kei terdiam. Ia senang Shousuke menginginkannya, namun jauh di dalam hatinya,entah mengapa ia tetap merasa amat terluka.

.

TOTALLY CAPTIVATEDWhere stories live. Discover now