CHAPTER 13 ---- [GIVE UP]

8.4K 880 43
                                    

Shousuke tengah duduk dikursi ruangan rapat itu sembari memijat kepalanya. Orang-orang sudah bubar sedari tadi dan hanya menyisakan dirinya dan Kei yang masih menunggunya.
"Padahal aku baru saja ingin keluar dari masalah ini, apa yang sudah ayah lakukan?"
"Shou-san..."sapa Kei sembari menepuk pelan pundak Shousuke
"Duduklah Kei...anak ini, belum juga ia lahir ia sudah bergelimang harta. Membuat kepalaku semakin sakit"ujar Shousuke pelan
"Maafkan aku Shou-san. Ayah dan Ibu memberikannya padaku ketika aku mengandung pertama kali, namun aku meminta mereka tetap menyimpannya. Aku sudah tidak mempedulikan tentang hal itu lagi...aku juga tidak menyangka hari ini akan ada pengumuman seperti ini"Ujar Kei
Shousuke menghembuskan nafasnya perlahan kemudian menatap ke arah Kei. 
"Ayo pulang Kei..."Ujarnya sembari beranjak dari kursinya.
"Maaf Shou-san.."Ujar Kei pelan
"Tidak perlu minta maaf Kei... Ini bukan salahmu"Ujar Shousuke sembari meraih tangan Kei.

"Aku ingin marah padanya karena tak mengatakan hal sepenting ini padaku...namun aku tidak dapat melakukannya"
"Shou-san!"Jerit Kei ketika ia meremas tangan Kei dengan erat
"Maaf"Ujar Kei pelan sembari menarik tangannya
"Aku lelah Kei! Aku lelah mendengarmu minta maaf!"bentak Shousuke
Kei menunduk. Ia tidak menyangka lagi-lagi Shousuke akan membentaknya.
"Aku sedang memikirkan apa yang harus kulakukan untuk melindungi kalian. Ini tanggung jawabku, jadi tolong jangan minta maaf terus menerus....aku merasa seperti orang asing"Ujar Shousuke sembari memeluk Kei
"Aku akan baik-baik saja Shou-san...aku juga akan menjaganya"
"Jangan bicara seolah-olah ini mudah Kei.. aku masih tidak bisa melupakan hari itu... Hari dimana anak itu pergi didepan mataku"Ujar Shousuke
Kei memeluk erat Shousuke sesekali sembari menepuk punggungnya pelan.
.

.

.

"Lihatlah apa yang sudah ayahmu rencanakan..."ujar Mirai
Shirasaki tidak bergeming. Ia bersandar di sofa sembari memejamkan matanya.
"Kita tidak akan bisa merubah apapun kecuali Jika Shousuke-kun dan Anak itu sudah tiada"Ujar Mirai lagi
"Mengapa kau diam saja, kau bahkan tidak bisa mewarisi sebagian besar saham ayahmu"Bentak Mirai
"Apa kau tidak bisa diam? Bukankah semua salahmu!? Jika memang sebagian besar milik Anak Shou, tidak ada lagi yang bisa dilakukan...Aku lelah..."Ujar Shirasaki pelan masih sambil memejamkan matanya.
"Apa maksudmu?!"Teriak Mirai. Ia tak ragu-ragu meninggikan nada suaranya walaupun pelayan dirumah itu menonton mereka sedari tadi.
"Jangan membentakku!"Ujar Shirasaki sembari menatap ke arah Mirai dengan sangat kesal
"Kau yang merencanakan semuanya! Kau bahkan tidak bisa punya anak ketika Kei mengandung saat itu! Kau ingin protes?! Aku..."Bentak Shirasaki
"Kau menyinggungnya sekarang"Ujar Mirai
"Kau terlalu terobsesi  akan harta keluarga ini, "Ujar Shirasaki
Mirai langsung saja bangun dan menampar Shirasaki keras.
Seisi rumah itu menjadi hening seketika.
"Sebaiknya kau pergi dari sini. Akan lebih baik jika kita bercerai"Ujar Shirasaki ketus sembari meraih jasnya dan meninggalkan Mirai sendirian.

"A-apa yang baru saja ia katakan?"MIrai duduk di sofa sembari menunduk dan memejamkan matanya.
Tak butuh waktu lama, Shirasaki keluar dari kamarnya membawa sebuah amplop cokelat kemudian membuangnya tepat dihadapan Mirai.
"Sebaiknya kau tandatangani surat itu dengan cepat, dan pergilah dari sini"Ujar Shirasaki
Mirai meraih Amplop itu dan segera mengeluarkan isinya. Ternyata itu adalah surat cerai yang sudah disiapkan Shirasaki semenjak Insiden penculikkan Kei itu.
"Kau brengsek!!!"Bentak Mirai sembari menyobek Amplop dan surat-surat itu.
"Kau menceraikanku setelah kau meninggalkan anak ini dalam kandunganku?!"Ujar Mirai kesal
"Aku bahkan tak yakin jika anak itu milikku!"Bentak Shirasaki
"Apa yang kau katakan!!! Ini anakmu!Kau pria brengsek"Bentak Mirai
Shirasaki mengangkat tangannya hendak menampar Mirai, namun sebuah suara menghentikannya.
"Apa yang kalian lakukan?"Ujar sang ibu
Keduanya terdiam dan hanya menunduk.
Sang ibu meletakan tasnya di sofa kemudian memungut potongan-potongan kecil kertas yang berserakan dilantai itu
"Apa ini?"tanya sang ibu

TOTALLY CAPTIVATEDWhere stories live. Discover now