[SasuSaku 'One shot/series' ]

1. Zona Aram

Mereka berdua merasakan sebuah kegiatan usang yang sudah lama tak mereka lakukan lagi, duduk diantara tanah dan rumput, menatap langit sambil sesekali melihat jurang terjal di bawah sana, ternyata semakin lama waktu berjalan semakin jauh juga langkah mereka menjauh, apalagi tak ada alasan yang cukup penting untuk bertahan, jangan tanyakan mengapa dua sosok itu tak pernah menampakan diri di sini, padahal dulu setiap ada waktu luang, tempat inilah pertimbangan paling berat untuk pergi melepas penat di sekolah, maupun di rumah.

"Sejak kapan kau ada di sini?" tanya Sasuke pada gadis yang sedari tadi duduk di sampingnya sambil bernapas dengan teratur, tak lupa baju putihnya yang kotor karena terkena sedikit tanah basah, pertanyaan Sasuke cukup masuk akal, tempat ini sudah tak mendapat ruang lagi di hidup mereka, lantas?

"Hanya sedang mencari udara segar,"

"Apa kabar?" perempuan itu terkekeh pelan, enggan menjawab dan membahas ini terlalu jauh, karena untuk apa juga, tak akan merubah rasa sepi dan perih yang ia tanggung.

"Mana Sasori?" tanya Sasuke berusaha membunuh sepi dan benar saja, perempuan itu terkekeh lagi dengan wajah meledek, mereka ini adalah teman sejak kecil bahkan dulu bisa dibilang dengan sahabat, dimana ada Uchiha Sasuke disitu ada Haruno Sakura, bagai dua benda yang tak bisa di pisahkan, bagai dua sosok yang saling bertumpu, tapi sekarang? Sasori meninggalkannya pun dia tak tau 'kan?

"Sudah putus," jawaban dengan suara ceria itu tak membuat Sasuke merasa senang, dia cukup mengerti tentang sebab dan akibat pertemanan mereka hancur, dan nada bicara yang seperti ini membuat Sasuke sedikit muak.

"Kau tak pandai berpura-pura, Sak," tak ada suara lagi, mereka hanya sibuk pada objek yang terpampang indah di depan sana, sejenak Sasuke menyadari mereka kini sudah terlalu jauh, bumi dan langit pun tak sejauh ini jaraknya, hanya kebetulan mereka bisa bertemu di sini, sungguh di luar dugaan.

"Dia bilang dadaku datar," tak ada getaran di suaranya tapi mengapa ini terdengar menyedihkan? Jika posisinya masih sama seperti beberapa tahun yang lalu Sasuke pasti akan marah, akan memberi perhitungan pada laki-laki itu berbicara tentang fisik seenaknya, tapi dia tak bisa, Sasuke menyakiti Sakura lebih daripada itu, lebih daripada ucapan 'dadamu datar,'

"Ah tapi memang benar sih, seharusnya dia tak usah denganku dari awal, kurasa saat itu pun dadaku segini-segini saja," dua bahunya tertarik menaik menandakan 'ya mau bagaimana lagi' tapi tentu saja Sasuke tetap diam.

"Maaf,"

"Hei kenapa minta maaf? ini bukan salahmu kok, ini salahku kenapa kurus dan berdada rata,  jangan meminta maaf, kurasa Sasori pun tak akan semerasa bersalah itu," suasananya makin tak nyaman tapi mereka berdua masih duduk di tempat yang sama, enggan beranjak walaupun hanya menggerakan kaki, semua masa itu sudah lewat, tak apa sekali-kali satu udara dengan Sasuke lagi.

"Karena aku meninggalkanmu,"

"Oh iya bagaimana kabar kak Rin?" terbesit satu dugaan bahwa Sakura akan mengalihkan pembicaraan, dan benar saja, apa ini masih sebegitu menyakitkan untuknya?

"Kau tidak meninggalkanku kok, kau hanya memilih wanita yang kau sukai,
hanya saja dulu aku tak bisa menerimanya, sulit sekali untuk sadar bahwa kau dan aku bukanlah apa-apa, dan semua hal yang kita lakukan hanyalah hmm bisa disebut dengan pertemanan biasa? Aku saja yang berlebihan saat itu ...maaf," tadi kakinya diam, tadi tak ada suara bergemelatuk, Sakura melakukannya, entah dengan alasan apa, Sasuke tak ingin tau, jika dia tau, pasti seperti saat itu, ada yang terasa sakit.

"Aku tak tau kabar Rin." sosok wanita ideal, kakak kelas yang diminati oleh semua lelaki di sekolah, tubuhnya semampai, dadanya besar, dia juga cantik, tak sulit untuknya mematahkan hati banyak kaum adam, termasuk mematahkan hati Sakura juga, dulu dia menangis sampai pingsan, dulu Sakura sakit sampai tak sekolah satu tahun, dulu memegang sendok saja rasanya seperti di terkam pisau, begitu sesak, begitu perih.