CHAPTER 40 || FINAL CHAPTER

10.2K 250 4
                                    

Kehamilan Rose sudah memasuki bulan ke sembilann, dan itu membuat Nial berubah menjadi suami yang sangat protektif. Bahkan ia sudah berhenti berangkat ke kantor hanya untuk menjaga Rose jika suatu waktu terjadi sesuatu padanya sejak bulan ke delapan kehamilannya. Seperti sekarang, ia sedang merebahkan kepalanya di paha Rose sambil mengelusi perut buncitnya.

"Hai, Baby. Daddy's here with you again. Do you miss me?" Tanya Nial dengan lembut sambil tersenyum.

Tak lama kemudian terasa tendangan kecil beberapa kali dari perut Rose. Baby dalam kandungannya sedang aktif bergerak sejak bulan ke tujuh, dan Rose sangat menyukai sensasinya. Seperti saat pertama kali mereka mendengar detak jantungnya lewat USG, Rose bahkan sampai menitikan air mata bahagianya.

"Kau juga merindukan Daddy, ya?" Tanya Nial lagi membuat Rose tersenyum sambil mengusap rambut Nial yang terlihat lebih tebal dari biasanya. Jambang-jambang di rahangnya juga belum di cukur rapi, sehingga lebih memperlihatkan sosok dewasanya.

"Sayang?" panggil Rose halus membuat Nial mendongak menatap sang istri dengan lembut.

"Ada apa? Kau ingin sesuatu?"

"Sebenarnya perutku sudah mulai berkontraksi sejak semalam," ugkap Rose dengan sedikit ketakutadi wajahnya.

"Kenapa kau baru memberi tahuku sekarang?" Tanya Nial langsug duduk menatap Rose tajam.

"Aku hanya tidak ingin kau khawatir, Nial. Lihat dirimu sekarang, kau membentakku." Mata Rose sudah berkaca-kaca.

Okay, mood swing lagi. Nial menghela napasnya pelan lalu berkata, "Honey, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya takut terjadi sesuatu denganmu atau baby, okay? Sekarang kita akan ke rumah sakit."

Nial sudah lebih dulu berdiri dan mengambil kunci mobilnya lalu membantu Rose berdiri dan menuntunnya keluar kamar. Sejak perut Rose sudah terlihat membesar, nial memindah kamar mereka sementara sampai Rose melahirkan ke lantai bawah karna takut jika ia kelelahan naik-turun tangga.

"Kita tidak menyiapkan sesuatu?" tanya Rose setelah Nial memasangkan sabuk pengamannya.

"Kabari Mommy dan Daddy sekalian katakana pada mereka untuk membawakan keperluanmu, katakan saja kau baru akan memasuki pembukaan, agar mereka tidak khawatir dan tergesa-gesa," jawb Nial sambil mulai mengemudikan mobil menuju rumah sakit keluarga.

Sampai di rumah sakit, dress yang di kenakan Rose sudah basah menandakan bahwa ketubannya baru saja pecah. Nial seketika panik dan berteriak meminta agar para perawat segera membawa Rose ke ruang bersalin. Nial bingung ketika para perawat itu justru membawa Rose ke ruang rawat biasa dan melakukan beberapa pemeriksaan.

"Mr. Clark, Mrs. Clark sudah mengalami pecah ketuban atau memasuki fase awal sebelum melahirkan, kontraksinya belum terlalu kuat dan sebisa mungkin anda selalu membuat Mrs. Clark nyaman dengan keadaanya seperti berjalan-jalan di taman atau mendengarkan musik dan hal-hal lain yang membuat Mrs. Clark rileks. Kami akan selalu sedia jika sewaktu-waktu kontraksi pada Mrs. Clark bertambah kuat," jelas dokter yang baru saja memeriksa Rose.

Nial hanya mengangguk lalu mendekati Rose yang terlihat mengeluarkan banyak keringat. Melihat Rose seperti itu rasanya Nial sangat tidak tega. "Kau ingin jalan-jalan? Mendengarkan musik? Atau aku pijit?" tanyanya lembut dengan tangan mengusap kepala Rose pelan.

Rose tersenyum lemah. "Aku ingin berdansa denganmu, boleh?" tanyanya.

"Tentu, sayang." Nial membantu Rose untuk turun dari bangsal. "Kau ingin lagu apa?"

"Perfect, aku terlihat cantik kan sekarang?"

"Kau selalu cantik, dan sekarang kau terlihat lebih cantik," ungkap Nial sambil menyentuh pipi chubby Rose.

DARK ROSE ✅Where stories live. Discover now