CHAPTER 32

4.3K 204 2
                                    

Ontario Airport, California

Dengan wajah masam, Rose berjalan beriringan dengan Nial yang membawakan kopernya. Di belakang mereka juga ada Ben, Rachelle, Darel, Kharel, dan juga Khayla. Sedangkan Hans dan Elina sudah kembali ke New York sejak semalam bersamaan dengan Thomas dan Vanya yang terbang ke London.

"Jaga kesehatanmu." Darel mencium kedua pipi Kakaknya lalu bergantian dengan Kharel.

"Kurangi minuman beralkohol, Rose. Aku tahu kau akan menempati apartement, bukan mansion yang sudah Dad siapkan." pesan Kharel lalu mencium kedua Pipi Rose dan memeluknya sejenak.

"Rose, cepatlah kembali, agar ada yang bisa membelaku selain Kharel." Rose tersenyum saat adik paling kecilnya merengek sambil memeluknya.

"Aku akan segera kembali." Rose mengusap rambut panjang kecokelatan milik Khayla kemudian mendekati Ben dan Rachelle.

"Jaga kesehatanmu dan cepatlah kembali, Rose." ujar Ben memeluk Rose sebentar.

"Aku akan berlibur kesana untuk menemuimu." Rachelle tersenyum lalu memberi kecupan singkat pada pipi kanan Rose.

Dan sekarang adalah yang paling berat dari pada yang lain, Nial. Separuh hatinya. Ia menghela napas lalu berjalan ke hadapan Nial dengan tangis yang siap tumpah. Sampai di hadapan Nial, Rose langsung memeluk pria itu erat.

"Kau tidak boleh macam-macam selama aku tidak bersamamu." ujarnya sambil memukuli dada Nial.

Nial menghela napasnya. "Sampai di Jerman, segera kabari aku." kata Nial mengelus rambut Rose pelan dan juga menciumi puncak kepalanya.

"Aku sangat mencintaimu." Rose mengangkat kepalanya menatap Nial yang lebih tinggi darinya. Dengan sedikit kasar, Rose langsung mencium bibir tipis Nial tanpa memperdulikan orang-orang di sekitar mereka.

"Aku jauh lebih mencintaimu." Nial mencium seluruh sisi wajah Rose lalu kembali memeluknya erat.

"Aku harus segera berangkat." Rose mengusap punggung tegap Nial berusaha menegarkan perasaannya.

"Ya, hati-hati,kau tidak boleh bersama pria lain di Jerman."

"Dan kau tidak boleh bersama Ellisa atau aku akan melakukan sesuatu yang buruk terhadap keluarganya."

Nial menghela napas berat. "Apa yang harus aku lakukan agar kau percaya padaku?"

"Pecat dia, dan jangan ikut campuri apapun yang bersangkutan dengannya." Rose mengambil kopernya lalu berjalan mulai meninggalkan keluarga dan temannya.

Nial mengejar Rose lalu menarik Rose ke dalam dekapannya. "Aku akan melakukannya," Nial mencium puncak kepala Rose. "Doakan agar aku banyak memiliki waktu luang dan bisa sesering mungkin mengunjungimu, cepatlah kembali, aku pasti merindukanmu."

Rose tersenyum. "Aku akan mempersingkat kuliah dan pekerjaanku di sana, dan aku juga pasti merindukanmu."

Setelah melepas pelukannya dan Nial mencium keningnya, Rose benar-benar berjalan menuju pesawat pribadi keluarga Alphard untuk segera ke Jerman.

Nial menghela napas berat, banyak yang harus ia urus. Pekerjaannya juga sudah pasti akan menumpuk mengingat ia langsung mengambil cuti di hari pertamanya. Belum lagi, banyak yang harus ia tanyakan pada Jack di New York sana.

"Ayo pulang, kita juga harus bersiap untuk kembali ke New York nanti sore." Ben menepuk bahu Nial dan mereka meninggalkan Bandara tersebut setelah pesawat yang Rose tumpangi sudah take off menuju Jerman.

🌹🌹🌹

"Aku masih memiliki banyak cara untuk memisahkan kalian."

Dia, gadis berambut cepak sebahu itu tersenyum miring menatap foto dua orang yang berciuman di ponselnya. Ia kemudian mencari panggilan cepat tangan kanannya.

DARK ROSE ✅Where stories live. Discover now