CHAPTER 21

4.3K 235 2
                                    

Petang ini, tertangkap dari kamera amatir seorang pengunjung di salah satu restoran Jepang ternama, terlihat Model Rossi Guena Aplhard menyerang seorang wanita. Di ketahui alasan Model yang merangkap sebagai putri pertama Alphard tersebut menyerang wanita yang tidak di ketahui namanya itu karena wanita tadi adalah mantan pacar dari kekasih Rose, Xavier Danial Clark atau biasa disapa Nial sang pewaris tunggal keluarga Billionaire Clark.

Sementara belum ada keterangan lanjut dari pihak yang bersangkutan tersebut mengenai kabar miring ini.

Thomas menghela nafas setelah membaca kabar tersebut dari iPad nya. Ia menatap Nial dan Rose yang duduk bersebelahan di hadapannya. Sejenak, kedua keluarga tersebut saling diam.

Hans berdehem mengalihkan perhatian semua orang yang duduk di ruang keluarga tersebut. Ia menatap Nial dengan tatapan datar. "Aku sudah memperingatkan padamu sebelumnya, nak. Jauhi wanita itu, tapi kau masih saja berurusan dengannya. Sekarang kau tau akibatnya bukan?" Hans tersenyum miring.

"Dad, aku-

"Aku yang salah di sini, Uncle." Rose memotong ucapan Nial sambil berdiri dari duduknya.

Semua memusatkan perhatiannya pada Rose. "Aku yang menyerang dia sehingga membuat keributan ini. Jangan salahkan Nial, Uncle."

"Tetap saja semua berawal dari Nial, sayang. Andai saja Nial menuruti kata - kata Uncle untuk menjauhi wanita itu, tentu saja kau tidak akan cemburu dan tidak akan melakukan semua itu." jelas Hans.

"Tapi aku benar - benar sudah menjauhinya, Dad." Nial membela dirinya.

"Ya, Uncle. Nial sudah menjauhi wanita itu, tapi wanita itu yang terus menerus mengejar Nial." Rose menyanggah.

"Baiklah - baiklah, wanita itu yang bersalah." putus Thomas sambil menghela nafasnya. "Kita akan melaksanakan jumpa pers besok pagi. Aku akan menghubungi asistenku untuk mengurus semuanya." ujar Thomas.

"Yang harus kalian sampai kan adalah, wanita itu terlalu terobsesi dengan Nial, sedangkan Nial dan Rose tidak mengenalnya sama sekali. Ia selalu mengganggu bahkan tidak segan menguntit Nial dengan berpura - pura menjadi pegawai di kantor Hans. Lalu wanita itu akan di tahan beberapa bulan dengan kasus mengancam keselamatan orang lain. Masalah selesai." Hans menjelaskannya panjang lebar.

Nial yang mendengarnya tercekat. Ellisa memiliki seorang anak dan adik, jika Ellisa di tahan, siapa yang akan memenuhi kebutuhan Anak dan adiknya tersebut?

"Dad, kurasa kita tidak perlu membawanya ke jalur hukum." usup Nial.

"Dan membiarkan wanita itu berkeliaran meresahkan Rose maksutmu, nak?" Hans mengangkat sebelah alisnya lalu tersenyum miring. "Tapi aku akan memecatnya dan akan mengirim ke seluruh kerabatku agar namanya masuk dalam daftar blacklist. Sepertinya menyenangkan."

Nial hanya mampu terdiam, ia melirik Rose yang memilin jari - jarinya resah. Nial kemudian menghela nafas kasarnya. "Kita ambil jalur hukum." putusnya.

"Apa kau memikirkan nasib keluarganya, sehingga kau berpikir lebih baik wanita itu di penjara dari pada di pecat?" tanya Elina.

"Tidak, Mom. Aku bersumpah sudah tidak peduli lagi tentangnya."

"Jika kau akhirnya menelantarkan putriku, aku bersumpah akan menjauhkanmu darinya sampai kau tidak bisa bertemu dengannya lagi." Thomas memberi ultimatumnya.

"Aku sangat mencintai Rose. Dan itu adalah sesuatu yang akan terakhir kali aku lakukan jika usiaku telah selesai." Nial menjawabnya tegas dan tanpa ragu.

Dan dari situ Rose tau, jika Nial juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Rose tersenyum tipis mendengar ucapan tegas Nial saat menjawab ultimatum ayahnya.

"Aku sudah mempercayakan Rose sepenuhnya padamu, Nial. Tolong jaga Rose dengan sebaik mungkin."

"Itu sudah kewajibanku, Dad." Nial menatap mantap pada mata Thomas seakan - akan ingin menunjukan kesungguhannya terhadap Rose pada Ayah gadis tersebut.

"Kami akan pulang." ujar Rose beranjak berdiri.

"Ini sudah terlalu larut, dan aku juga yakin banyak wartawan yang sudah menunggu kalian di loby apartemen. Menginaplah disini, Rose." Elina meraih pergelangan tangan Rose.

"Aku bisa mengatasi itu, Mom. Kami tidak ingin merepotkan." Nial tersenyum.

"Kalian masih anak - anak kami. Sampai kalian menikah nanti pun kalian tetap anak - anak kami. Apa yang membuatmu berpikir menginap disini semalam itu merepotkan, bocah nakal." Elina mencibir sambil mencubit lengan Nial.

"Sudahlah, Elina. Mungkin ada suatu hal pribadi yang ingin mereka bicarakan." Thomas memberi pengertian.

"Seperti berapa cucu yang akan mereka berikan untuk kita. Benar Thomas?" ujar Hans membuat para orang tua tertawa.

Rose dan Nial saling pandang dengan wajah yang canggung. "Kami akan mengunjungi kalian lagi besok." kata Nial.

"Jangan lupakan Jumpa Pers kalian besok. Mungkin akan di langsungkan pukul 10, nanti akan ku kabari lagi." ujar Thomas menepuk pundak Nial.

Nial dan Rose pun beranjak meninggalkan kediaman Clark setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya.

🌹🌹🌹

Holaaaa
I'm so sorry for very late update.

Jadi gua kena Writer's Block gitu. Idenya tiba tiba buntu. Dan ini update seadanya, gatau kalo gak nge feel. Please vote dan koment buat part ini. Kasih tanggepan. Nanti kalo emang bener bener kurang ngefeel, gua bakal revisi dan unpub.

Sekian, bye❤

DARK ROSE ✅Where stories live. Discover now