CHAPTER 22

4.4K 231 11
                                    

Sepulang dari kediaman Clark, Nial dan Rose kembali mampir ke minimarket 24 jam untuk membeli sesuatu. Mereka masih berdiri di depan rak berisikan pembalut dan mengambil beberapa dari rak tersebut. Kalian pasti paham siapa yang membutuhkan pembalut itu.

Setelah selesai di rak pembalut, mereka berjalan menuju ke lemari pendingin dan mengambil beberapa minuman.

"Rose, kau kah itu?"

Rose membalikan badannya merasa ada yang memanggil. Nial pun ikut berbalik setelah meletakkan minumannya pada keranjang yang ia bawa.

"Oh, Frans." Rose tersenyum. "Dan Noura." lanjutnya masih dengan tersenyum.

"Ku dengar, kau membuat keributan tadi?" tanya Frans sambil merangkul Noura dengan mesra.

"Kalau kau sudah tau, aku tidak perlu menjawabnya bukan."

Frans terkekeh. "Siapa yang di sebelahmu? Kenapa tidak kau kenalkan pada kami?"

"Ah ya, perkenalkan Frans, Noura, dia calon tunangan ku, Nial." Rose merangkul lengan Nial. "Dan sayang, mereka teman kuliahku di harvard dulu."

Nial tersenyum tipis. "Kau akan mengundang mereka ke pertunangan kita kan, sayang?" tanya Nial.

"Oh aku hampir melupakan itu. Kalian, datanglah ke pertunangan kami. Undangannya akan aku susulkan dan sekalian baju untuk kalian kenakan. Karna aku ingin di pesta ku semua orang terlihat berkelas." ujar Rose dengan tersenyum miring.

"Terima kasih karna sudah mengundang kami, Rose." Noura tersenyum palsu sambil menekan amarhanya yang sudah di ubun - ubun. "Kami juga akan segera menikah." terlihat Noura mengambil sesuatu dari tasnya.

"Oh benarkah? Selamat ya untuk kalian, semoga hubungan kalian baik - baik saja sampai anakmu lahir ya, Nou." Rose menyalami tangan Noura dengan semangat. Matanya melirik ke perut Noura yang terlihat membesar dari terakhir kali ia melihatnya.

"Datanglah ke resepsi pernikahan kami." ucap Noura sambil memberikan undangannya dan tersenyum miring.

"Tentu kami pasti datang. Kalian kan teman terbaikku." Rose tersenyum sumringah.

"Terima kasih atas undangannya." Nial menerima undangan tersebut. "Kami duluan, masih banyak urusan yang harus kami selesaikan. Permisi." Nial menggandeng Rose dan berlalu meninggalkan Frans dan Noura.

"Bye." ucap Rose tanpa suara dan melambaikan tangannya pada Frans dan Noura yang terlihat sangat marah.

🌹🌹🌹

"Kau tidak apa - apa mereka menikah?" tanya Nial setelah masuk dan memasang seat beltnya.

"Memangnya aku harus bagaimana, sayang?" Rose balik bertanya sambil memiringkan tubuhnya menghadap Nial.

"Aku mencintaimu, kenapa aku harus keberatan dengan pernikahan mereka?" ujar Rose sambil balas menggenggam tangan kiri Nial yang sudah menggenggamnya sejak tadi.

Nial yang sedang fokus menatap jalan menoleh dan tersenyum tulus. "I love you more."

Jantung Rose terasa seperti di pompa kencang. "Ya Tuhan, aku benar - benar sudah mencintai Nial." Rose mengulum bibirnya sambil merasakan rona panas menjalari wajahnya. Oh, tidak. Rose tersipu.

Namun tiba - tiba senyumnya hilang di gantikan oleh ringisan Rose. Ia menekan perutnya dengan tangan kiri.

"Kau baik - baik saja, Rose?" tanya Nial khawatir.

"Ini adalah period hari pertama ku, aku sudah biasa seperti ini. Jangan khawatir." ujar Rose masih meringis merasakan nyeri semakin menjalari perutnya.

DARK ROSE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang