CHAPTER 17

4.6K 280 11
                                    

Saat matahari mulai mengintip si celah tirai dan masuk kedalam kamar. Salah satu dari dua sejoli itu mengerjapkan matanya. Rose beranjak bangun dan membuka almari Nial, mengambil satu baju kaos milik Nial dan segera pergi ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, ia sudah keluar dengan baju yang tadi ia ambil dari almari Nial. Dan terlihat Nial masih tertidur dengan lelapnya. Ia berpikir untuk mendekat dan membangunkan Nial tapi ia berubah pikiran dan justru keluar kamar lalu pergi ke dapur. Ia akan memasak sesuatu untuk sarapan mereka berdua.

Rose sudah memutuskan untuk membuat panecake dengan sirup maple lalu buah berry sebagai topingnya. Ia mengambil bahan - bahannya lalu mulai memasaknya.

Cukup mudah, dan Rose menyelesaikannya dengan cepat. Ia segera mencuci tangan dan segera kembali ke kamar Nial. Karna sejak tadi ia tidak merasakan kehadiran orang lain di apartement ini. Dan benar, Nial masih bergelung dengan slimut tebalnya. Rose mendekat dan akan membangunkan Nial, tapi ponsel Nial berdering. Ia mengambilnya dan tanpa ragu mengangkat panggilan tersebut setelah melihat Called id nya bertulis Ellisa. Ia melangkah menuju balkon kamar Nial.

"Ini masih pagi dan kau sudah mengganggu kekasihku?" sarkas Rose langsung sebelum Ellisa memulai bicaranya.

"Sebebarnya apa maumu? Kau ingin merebut Nial dariku? Bermimpilah jalang!" lagi - lagi Rose tidak memberi kesempatan Ellisa berbicara.

🌹🌹🌹

"Brengsek!"

Seseorang berdiri dari sofa kumuh tersebut dengan emosi yang menjadi - jadi.

"Turuti semua perkataanku, jika kau membantahnya, maka aku akan mengatakan semuanya pada Nial." Orang tersebut melenggang pergi meninggalkan seorang wanita yang sudah menangis sesenggukan.

🌹🌹🌹

Rose tersenyum miring. Siapapun tidak akan pernah bisa merebut miliknya. Tentu saja. Rose tidak akan tinggal diam jika sesuatu yang sudah menjadi miliknya di rebut oleh orang lain. Melupakan perihal Ellisa, Rose kembali berjalan masuk ke dalam kamar Nial. Ia meletakkan ponsel Nial ke tempatnya dan duduk di tepian ranjang.

Tangannya menyingkirkan rambut berantakan Nial. Ia mulai naik ke atas ranjang dan menaiki tubuh Nial. Rose terkikik sendiri dengan kelakuannya. Mencondongkan wajahnya dan mulai mengecupi seluruh bagian wajah Nial. Ia juga menggigiti hidung mancung Nial sampai Nial mengerang.

"Bangun pemalas." Rose kembali menciumi wajah Nial dan berhenti di bibirnya.

Sedikit melumat dan menggigitnya pelan. Rose merasakan tangan Nial merengkuh pinggangnya lalu membalas ciumannya. Hanya sebentar dan Rose melepasnya.

"Morning." Nial duduk dengan Rose masih di pangkuannya dan memegangi sisi wajahnya.

"Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita." Rose meletakkan dagunya di puncak kepala Nial.

"Ayo kita sarapan." Nial bangkit masih menggendong Rose di depannya seperti koala.

"Hari ini kau tidak ada jadwal bukan?" Rose bertanya sambil menyurukkan wajahnya pada ceruk leher Nial dan mengendusnya.

"Dari mana kau tau?" Nia menurunkan Rose pada kursi meja makan.

"Ini weekend. Dasar kau ini." Rose mulai memotong panecake nya.

"Kau yang membuat ini?" Nial bertanya dengan mulut penuh.

"Kau pikir aku membelinya?"

"Hei, aku hanya bertanya. Ini lezat."

DARK ROSE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang