#17 - Sebuah Rahasia Terpendam (2)

1.5K 265 4
                                    

Sesungguhnya, ia tak berbohong ketika mengaku sebagai roh jahat. Ia memang pernah kabur dan berhasil bersembunyi selama sekian waktu setelah melukai Pesuruh Hyang Yama yang menjemputnya. Dalam persembunyian, ia tak henti menyalahkan dunia atas nasib malang yang menimpa Angreni. Ia bahkan sampai mengutuk para dewa. Kebencian dan amarah yang menumpuk di hati perlahan mengubahnya menjadi iblis penuh dendam.

Beberapa waktu berlalu, Dharmaja yang telah mendapatkan kekuatan terkutuk pun keluar dari persembunyiannya. Tujuannya hanya satu, yaitu balas dendam kepada siapa saja yang ia anggap sebagai dalang kematian Angreni. Di tengah pekatnya malam, ditemani lolongan binatang, Dharmaja melangkah mantap. Energi gelap penuh kebencian tumpah ruah dari sekujur tubuhnya, menyapu tiap sudut tempat yang dilaluinya. Ia berjalan layaknya teluh yang mampu membinasakan dalam sekejap.

Langkahnya kemudian terhenti di depan gapura berukir yang tinggi. Dari tempatnya berdiri ia mampu mencium wangi manis bunga dan cendana. Samar-samar gamelan mengalun lembut bersama dengan suara nyanyian wanita. Dharmaja menyeringai. Ia telah sampai di tujuannya yang pertama, antahpuri.

Bagi semua orang, antahpuri layaknya surga yang dihuni oleh bidadari-bidadari berbudi luhur pilihan maharaja. Menjadi salah satu penghuni tempat itu merupakan impian gadis-gadis dari seluruh penjuru negeri, meski mereka tahu sekali masuk ke dalamnya, persaingan liar lah yang akan mereka dapatkan.

Dulu sekali, di tempat ini tak ada yang mampu mengalahkan keelokan paras serta perangai Angreni, pun begitu dengan ilmu pengetahuan yang ia miliki. Semua penghuni tunduk dan patuh padanya. Namun, semua itu berubah kala fitnah yang digaungkan Janggala menyebar. Angreni bak bidadari yang terjatuh dari surga ke kubangan lumpur. Ia ditendang keluar dan diasingkan. Ia dicap pengkhianat.

Dua tangan Dharmaja mengepal kuat sampai kuku jarinya yang tajam merobek tangannya yang keunguan. Amarah di dadanya meletup-letup mengingat hal-hal keji yang dilakukan beberapa penghuni antahpuri pada Angreni.

Pintu antahpuri pun menjeblak terbuka, menampilkan deretan bangunan indah. Dua selir yang tengah berjalan menuju kamarnya terperanjat begitu melihat sosok mengerikan Dharmaja. Rambut lelaki itu tergerai berantakan. Mata merahnya dihiasi kilat kebencian dan dendam. Wajahnya pucat, bibirnya menghitam dan bernoda darah sampai ke dagu. Di dada telanjangnya terdapat lubang menganga yang menembus hingga punggung.

Dua selir itu syok setengah mati. Begitu mereka hendak melarikan diri, sosok Dharmaja sudah lebih dulu menghadang. Sambil memamerkan senyum bengis ia meraih leher salah satu selir lalu mencekiknya kuat-kuat.

Wanita itu meronta-ronta. Napasnya tersengal dengan muka membiru dan lidah terjulur. Selir lain yang menyaksikan itu pun jatuh terduduk sambil menangis dan menjerit-jerit ketakutan. Dharmaja yang melihat itu langsung menghadiahinya tendangan di kepala. Selir itu pun mati dengan kepala pecah.

Dharmaja lalu beralih pada selir yang berada dalam cengkeraman tangannya. Ia ingat betul wanita itu adalah salah satu selir kesayangan maharaja. Ia juga sering terlihat membantu merias wajah atau rambut Angreni. Namun, di balik semua kebaikan itu, ada rasa dengki yang membuatnya tega bersekongkol dengan Janggala untuk menjatuhkan Angreni.

Di saat yang bersamaan, akibat suara ribut-ribut yang terjadi, berbondong-bondong selir serta cethi mendatangi pekarangan Antapuri. Mata mereka semua terbelalak menyaksikan kejadian yang ada di hadapan mereka. Terlebih lagi dengan kehadiran sosok roh jahat Sang Rakryan Kanuruhan. Tawa mengerikan Dharmaja berkumandang. Sudah berapa lama ia tak mendengar jabatan itu? Ia bahkan lupa kalau ia pernah menjadi orang penting dalam tatanan kerajaan. Namun, sebutan itu lenyap setelah ia berusaha membela Angreni.

Bunyi tulang patah menggema. Wanita di tangannya itu mati dengan kepala terpelintir. Pemandangan itu sontak membuat para selir menjerit histeris dan menangis sambil memohon-mohon ampunan. Dalam benak mereka, roh jahat Sang Rakryan Kanuruhan* pasti sedang membalas dendam!

Ketika Cahaya Rembulan Mengecup LautanWhere stories live. Discover now