[90] McFalley

3.4K 321 333
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca 😗😘😙😚

Pamela's POV

"Matikan kameranya," ujar Harry dan Aku mendecak, menatapnya tajam dengan mata memicing.

"Sabar sebentar!" ujarku dengan tekanan, membuat Harry mendatarkan wajahnya.

Aku mematikan kameraku, meletakkannya dinakas kamarku dan Harry tiba-tiba memelukku perutku dari belakang, membuatku terkekeh dan mengelus pipinya. "Maafkan Aku yang tadi," ujarku dan mengecup bibirnya.

Dia mengelus perutku, lalu memutar tubuhku berbalik kearahnya. Harry menyembunyikan anak rambutku kebelakang telingaku, lantas memerhatikan wajahku dan tersenyum. Dia mengecup bibirku dengan lembut, membuatku memejamkan mataku dan menerima ciuman. Tanpa ada napsu atau apapun, benar-benar terasa tulus.

Tiba-tiba Aku merasa bersalah karena telah melakukan prank kepadanya tadi. Seharusnya Aku tidak melakukan itu hanya untuk sekedar konten. Harry pasti terpukul karena tiba-tiba Aku berbicara jika Bridget bukan anaknya. "Terima kasih atas Bridget," bisikku di sela-sela ciuman Kami.

Harry membuka matanya terkejut, lalu dia terkekeh dan melepaskan ciuman kami. Dia menatapku dengan bingung bersamaan dengan senyuman geli miliknya, "Seharusnya Aku yang mengucapkan seperti itu. Terima kasih atas Bayi kecil yang cerewet itu," ujar Harry dan Aku tertawa, memukul bahunya dan mengangguk. Benar, Bridget memang sedikit cerewet. "Aku benar-benar ayahnya kan?" tanya Harry dan Aku tertawa, mengangguk sambil tersenyum.

"Siapa lagi selain dirimu?" tanyaku dan Harry mengusap kedua wajahnya, wajahnya memerah malu. Astaga, baru kali ini aku melihatnya malu-malu seperti ini, biasanya Dia yang selalu membuatku malu karena kebodohanku sendiri.

"Aku tidak tau harus marah atau apa karena Prank sialanmu tadi," ujarnya dan Aku terkekeh. "Jangan lakukan itu lagi," ujar Harry dan Aku mengangguk, mengecup bibirnya dan memainkan rambutnya yang ikal.

"Lanjutkan yang tadi?" tanyaku dan Harry menyeringai, dia melirik kearah Bridget yang sedang tertidur pulas. Lantas Aku melingkar kan kedua tanganku pada Lehernya dan Dia mengangkat tubuhku, membuat kakiku melingkar di pinggangnya.

"Di kamar tamu."

Sembari ia membawaku ke kamar tamu, Aku mengelus lehernya, menjalankan jari-jariku pada urat-uratnya yang menonjol, mengikuti jalur uratnya membuatku menggigit bibirku, Oh sial lelaki ini.

Aku menyingkap rambutku, membuka satu persatu Kancing kemeja yang menutupi tubuhku. Lantas Aku tersenyum miring, menatap wajah Harry yang sudah sangat merah dan tegang, "Rileks, Sayang," bisikku.

------

Aku memeluk tubuh Harry, sedangkan Ia mengelus punggungku dengan lembut. Mendongak melihat wajahnya, kami sudah melakukan itu dan kuharap Aku tidak menyesal dikemudian hari. Tentu saja. Lagi-lagi rasa cemas muncul di benakku, bagaimana jika Harry kembali meninggalkanku?

"Harry."

"Pamela."

Aku menghela napas, lalu terkekeh dan mengangguk. "Kau dulu," ujarku dan Harry menggeleng, senyuman muncul diwajahnya.

"Kau dulu," ujarnya lantas Aku mengangguk.

Aku menghela napasku, menatap wajahnya serius. Jantungku tiba-tiba saja berdegup kencang, sungguh kencang hingga rasanya Aku ingin muntah, gugup sekali. Selama kenal dengan Harry, Aku tidak pernah menuntut janji padanya jika Ia harus menikahiku atau tidak meninggalkanku, namun Malam ini, setelah kami melakukan hal itu, Aku ingin menuntut janji padanya. Demi Bridget. Demi anakku.

"Berjanjilah jika kau tidak akan meninggalkan ku dengan Bridget lagi," bisikku dan Harry terdiam, Uh Aku benci ini.

Aku menggoyangkan lengan Harry dengan tanganku, "Harry," panggilku dan Harry menoleh. "Berjanjilah."

Cruel [H.S]Where stories live. Discover now