[63] Visit

2.8K 348 428
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lagi baca 😗😘😚😙

Pamela's POV

Pulang dari Kantor Harry, Aku memilih mengunjungi Makam Keanu dan Ibuku sebentar. Aku mengadu pada mereka, ya Aku baru saja mengadu dalam artian curhat pada mereka, jika Harry tidak menginginkan Adik Keanu. Namun bagaimanapun juga Aku berjanji pada Ibuku dan Anakku jika kali ini Aku harus menjaga Adik Keanu dengan baik.

Aku sudah sampai di Apartemen, mengumpulkan beberapa Polaroid Keanu saat masih didalam kandungan, foto saat Keanu lahir dan Polaroid Adik Keanu.

Aku tersenyum melihatnya, kedua anakku sangat indah. Aku tak sabar menunggu Anak kedua ku lahir dengan selamat. Tuhan sangat baik padaku, dia dengan cepat memberi pengganti dari Keanu.

Aku mengusap perutku, walaupun belum ada tanda tanda jika Aku hamil, dan perutku belum membesar. Namun Aku sudah dapat merasakan kehadirannya.

Aku duduk diatas Sofa, merilekskan tubuhku. Aku memejamkan mataku sebelum mendengar suara Sandi apartemenku dibuka dengan suaranya yang sudah sangat kukenali. Jantungku berdegup kencang mendengar itu, kemarin malam baru kudengar berita tetangga dua lantai dibawahku mengalami Kebobolan Kunci sandi apartemen membuat barang-barang berharganya hilang dan satu ekor anjingnya mati.

Aku menggigit bibir bawahku, hal pertama yang ku simpan adalah Polaroid-ku ini. Aku menyimpannya di kantong celanaku, lalu berjalan dengan perlahan kearah Pintu dan tersentak saat orang tersebut sudah membuka pintu terlebih dahulu.

Aku memejamkan mataku, kupikir Aku akan membawa bayi ku untuk pergi dari Dunia ini karena tembakan yang penjahat, atau tusukan pada tubuhku atau mendengar suara pekikkan kesakitan Trixie.

Setelah beberapa detik merasa diriku baik-baik saja, Aku membuka mataku dan hatiku berdesir terkejut ketika melihat Harry didepanku. Dirinya menatapku datar dan rahangnya mengeras, lalu Aku mundur menjauhinya. "K-kau---"

"Kemasi barang-barangmu," ujar Harry membuatku menatapnya bingung lalu menggeleng.

Untuk Apa dia menyuruhku tiba-tiba mengemasi barang-barangku secara tiba-tiba seperti ini? "Kemasi sekarang atau Aku membiarkan anak itu besar tanpa tanggung jawabku?!" tegas Harry membuat tubuhku mundur, terkejut mendengar pekikkannya.

"A-apa ma-maksudmu?" tanyaku kecil, Harry mendecak lalu dia menarik tanganku untuk keluar dari Apartemen-ku.

Aku merintih kecil, rasa sakit memenuhi kulit pergelangan tanganku. "S-sakit," cicit ku saat kami sampai di Lift, lalu Harry melepaskannya dan menoleh padaku.

Lift terbuka, Harry melipat kedua tangannya dan menatapku tajam. "Masuk," ujarnya dingin dan Aku dengan malas masuk kedalam Lift.

"K-kau ingin apa?" cicitku, namun Harry masuk dan mengacuhkanku.

Dia meraih ponselnya, lalu menelfon seseorang, "Kemasi barangnya, semuanya. Pastikan Apartemen itu kosong kecuali perabotan yang besar saja," ujar Harry membuatku terkejut.

"K-au akan membawaku kemana?" tanyaku dengan wajah terkejut, Aku menggigit bibir bawahku. Kakiku gatal untuk keluar dari Lift dan menyelamatkan barang-barangku.

Harry diam, dia terus mengacuhkanku. Lalu dirinya menatap lurus pada Lift di depan. Aku menunduk saat ia benar-benar marah padaku, menelan ludah ku pahit, Aku merindukan Harry yang dulu. Saat kami dapat tertawa bersama-sama, tersenyum, saling berpelukan. Aku sudah merusak Harry, merusak hidupnya. Lantas Aku hanya diam, memerhatikan kakiku yang dibungkus Flatshoes hitam yang pernah kupakai ke Makam Keanu.

"Kenapa kau tidak terus terang padaku?" suaranya dengan mencekam membuat darahku serasa berhenti.

Mataku membulat mendengarnya, Aku tidak tau maksudnya terus terang itu apa. Terus terang dalam masalah apa?

Cruel [H.S]Where stories live. Discover now