[8] Please

3.1K 309 193
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca 😘😙😗 Baca abis buka ye, tida menanggung dosa karna dosa w jg udh banyak :")

Pamela's POV

Lelaki panas ini membaringkan tubuhku di atas Sofa ruang kerjaku, lantas Kau terkekeh dan menarik jasnya, dia menyeringai padaku. "Apakah ruangan mu kedap suara?" tanyanya dengan suara beratnya, dapat kurasakan dia sangat terjepit disana, uratnya yang menegang dan wajahnya memerah.

Aku mengangguk, membelai lehernya, terutama uratnya, Aku terkekeh dan mengecup lehernya, "Jangan tegang," bisikku.

"Aku tidak," ujarnya, dia meraih daguku yang tadi bersembunyi di lehernya, menatap mataku sebentar lantas dia mulai menyatukan bibir kami.

Aku mengelus rambutnya, entahlah Aku sangat suka melakukan ini, terkesan lebih membakar dan Aku menyukai rambut lelaki ini, sangat lembut dan kupikir jarang laki-laki dengan rambut lembut indah sepertinya.

Suara decapan kedua bibir kami harus berhenti saat mendengar suara Ponsel Harry yang ada di saku celananya, dirinya mendecak membuatku terkekeh, lantas dia dengan terpaksa harus mengambil ponselnya yang sedang berdering itu. Tangan kirinya sedari tadi bermain-main dibelakang pinggang ku, entah mengelusnya atau memainkan kain bajuku.

"Siapa?" bisikku saat dia mulai mengangkat.

"Maddie," ujarnya dengan gerakan bibirnya saja, tubuhku melemas malas, ugh dia lagi yang menggangu kami. Namun Aku sadar jika Aku tidak boleh marah pada Maddie, bagaimanapun juga Harry lebih menyayangi Maddie ketimbang diriku, tentu saja. Dia terlihat lebih melindungi Maddie daripada diriku dan Aku sadar jika Aku dengan Harry bahkan baru kenal, belum sampai satu bulan, kedekatan kami hanya terlihat pekat karena jiwa jalangku yang selalu menginginkan dirinya.

Aku mendengarkan Harry berbicara, walau tidak mendengarkan Apa yang Maddie bilang dibalik ponsel, setidaknya Aku bisa mendengar suara seksi Harry dari bawah sini. Aku memainkan kerah bajunya, melipatnya, memainkan kancing bajunya atau memilin rambut nya yang berjatuhan disekitaran lehernya. Aku menunggunya untuk selesai berbicara dengan Maddie dibalik ponsel.

Aku memerhatikan wajahnya, dia sangat serius, dan Akhirnya dia selesai dengan Maddie. Lantas Aku memegang kerah bajunya dan hendak menciumnya lagi, namun belum sampai lima detik bibir kami bertemu, Harry langsung saja kembali menarik dirinya. Aku bahkan terasa sudah mengering dibawah sana, "Kenapa?" tanyaku, berusaha menghilangkan nada suaraku yang terdengar kecewa. Pasti dia ingin pergi. Dan Aku rasanya ingin memukul kepalaku saat Aku sangat terdengar seperti Jalang, memang itu kenyataannya, bisik Gadis batinku protes.

"Aku lupa jika ada Janji makan siang setelah Aku meeting, dengan Maddie," ujarnya membuatku mengarahkan mataku pada jam dinding.

"Ini sudah jam 3 sore," ujarku dan memilin kemejanya. Setidaknya jika kami tidak bercinta dia bisa menemaniku disini. Ugh, Aku benci diriku sendiri.

Harry mengangguk, "namun Aku harus makan siang, Aku belum makan siang," ujarnya dan langsung bangkit, lantas Akupun ikut bangkit dan merapikan pakaianku.

"Makan siang bersamaku?" tanyaku dan Harry menggeleng.

"Maaf, Aku tidak bisa. Aku sudah berjanji dengan Maddie jika kami akan makan di Restoran temannya yang baru saja launching," ujar Harry dan Aku lantas mengangguk mengerti, Aku sedikit menyesal kenapa Aku tadi seperti melarangnya pergi. Aku harus ingat jika Aku dan Harry hanya teman biasa, teman dengan keuntungan biasa, itu saja, tidak lebih. Masalah hidup yang lain biar menjadi urusan kami masing-masing.

Cruel [H.S]Where stories live. Discover now