[3] Siena

3.3K 348 162
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lagi baca ya mweeheh 😚😙😗

Pamela's POV

Aku patut bersyukur pada Tuhan karena hari ini Zoe tidak sedang bersama kekasihnya yang super cupu itu, hari ini kami memutuskan untuk berbelanja di Super market di Swalayan, seperti Mall tengah kota. Isi dapur dari Apartemen ku sedang kosong hari ini begitu pula isi Dapur Zoe.

"Bagaimana, kau sudah bercinta dengan Harry yang kuakui tampan dan panas itu?" tanya Zoe saat kami sedang memilih buah-buahan.

Aku melemparnya dengan sebiji jeruk Australia yang sedang kupilih, "kau pikir setelah bertemu tiga kali Aku sudah bisa bercinta dengannya? Satu lagi Zoe, jangan sampai kau jatuh cinta dengan Harry, setidaknya kau mencari lelaki lain jika menyesal telah merasakan milik Sammy," ujarku membuatnya mendecih.

"Kau jangan sok suci, Pamela Antoinette Crawford. Aku tau kau pernah bercinta dengan lelaki yang baru kau temui lima menit di Club," Aku memutar bola mataku. Tidakkah ia mengerti definisi dari mabuk? Aku mabuk saat itu.

"Tidak dengan Harry. Dia tak semudah itu. Dia tampan, berkelas, kaya dan kau tau? Dia sangat pintar dan cerdik, aku sampai kewalahan dibuatnya, aku sudah malu berkali-kali didepannya padahal kami baru kenal!" ujarku membuat Zoe terkekeh.

"Itu kau yang terlalu bodoh, Pamela. Wajahmu memang seperti wanita haus belaian makanya dia sangat mudah menebak isi otakmu yang mesum itu," ujar Zoe membuatku menginjak kakinya.

"Sialan. Kau pikir wajahmu tidak terlihat seperti wanita mesum?"

"Tentu tidak," Demi Tuhan wajah jalang satu ini benar-benar ingin ku lempar dengan tomat busuk. Namun Aku heran mengapa Aku tetap menyayangi sahabatku yang berwujud Jalang satu ini.

"Maddie itu kekasihnya?" tanya Zoe membuatku mengedikkan bahu.

Kami berdua berjalan menuju timbangan untuk menimbang buah agar mengetahui harga yang harus kami bayar, dan sialnya jaraknya cukup jauh membuat mulut Zoe yang sangat ingin tau itu terus bertanya padaku.

"Kau yakin itu temannya? Tidak mungkin itu hanya teman, mereka makan siang bersama, mesra pula. Memangnya seperti kau dan Harry, itu baru namanya berteman," demi Tuhan Aku benar-benar ingin mengutuk sahabatku satu ini. 

"Kau! Bagaimana jika Aku berhasil mendapatkan Harry? Apa yang akan kau lakukan? Memotong milik Sammy ynag kecil? Atau memutuskannya?" tanyaku dan Zoe memutar kedua bola matanya.

"Kau tidak pernah serius jika berhubungan dengan laki-laki. Kau itu wanita, Pamela. Kau akan menua, mengeriput, tidak punya anak. Kau mau? Jika begini terus kau akan terus menua namun tidak mendapatkan lelaki!" dan Si Zoe ini baru saja menceramahi ku, ceramah singkat. "Lebih baik bersama lelaki cupu ketimbang bersama lelaki tampan namun tidak serius."

"Ayolah, Aku masih muda dan ingin bersenang-senang."

"C'mon, kau 21 tahun, Pamela."

------------

Setelah percakapanku dengan Zoe tadi, pasti kalian berpikir jika Zoe jauh lebih baik ketimbang Aku. Memang benar. Aku pun merasa begitu namun Aku tetap tidak bisa, maksudku belum.

Sekarang Aku dan Zoe berjalan di toko furnitur yang cukup besar dan terkenal, kalian pasti tau. Kami bukan untuk mencari lemari atau apapun, kami hanya menjadi alat dapur! Ya, alat dapur! Zoe memang bodoh, kenapa harus ke toko sebesar ini jika ia hanya mencari alat dapur seperti spatula atau mixer atau apapun.

Saat Aku melihat berbagai alat untuk membuat kue, Zoe tiba-tiba menyenggol lenganku. Dimana membuatku hampir saja kembali menyumpahinya karena barang yang Aku sentuh hampir jatuh, dia kira Aku mau mengganti barangnya? Namun pandanganku terfokus kearah Maddie, ya Maddie.

Cruel [H.S]Where stories live. Discover now