[71] Never Forgotten

2.5K 331 215
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lagi baca 😙😚😗😘

Pamela's POV

Harry mendekatiku, lalu dia duduk disampingku yang sedang mendengar Detak Jantung milik Anak kami. Aku tersenyum melihatnya, "Pamela," panggilnya dan Aku menoleh padanya.

"Ya?" tanyaku, Tangannya yang memegang alat Fetal Doppler itu bergerak kesana kemari mencari titik detak jantung anak kami.

"Kau ingin menemaniku mengunjungi Makam Maddie? Ini sudah tiga bulan semenjak kepergiannya, sekalian Aku mengunjungi Keanu," ujarnya dan Aku menatap matanya, lalu menunduk dan mengangguk. "Aku merindukan mereka," ujarnya lalu Aku mengangguk mengerti lagi, Aku tidak boleh cemburu atau apapun. Toh, Maddie juga sudah tidak ada, untuk apa Aku cemburu pada Orang yang sudah meninggal?

"Ayo siap-siap, kita belikan Bunga untuk mereka," ujarku dan Harry tersenyum, lalu Ia melepaskan alat Fetal Doppler ini dan berjalan kearah walk in closet untuk mengganti bajunya.

Aku memutuskan untuk membersihkan perutku dari Gel alat ini, lalu menyimpannya dan merapikan nya, menyusul Harry yang sedang memakai Baju di Walk in closet, Aku sejujurnya juga sudah merindukan Keanu dan Ibuku. Semenjak biji jeruk kami hadir, Aku menjadi lebih jarang untuk mengunjungi Keanu, namun Aku tau itu sebuah ketidak bolehan, lantas Aku mengiyakan permintaan Harry untuk mengunjungi Maddie sekalian Keanu dan Ibuku.

"Aku keluar, Aku menunggumu di bawah," ujar Harry dan Aku mengangguk.

Dia berjalan keluar, lalu mataku fokus pada Foto yang jatuh dari celananya yang baru saja tadi ia lepaskan untuk mengganti celana lain. Lantas Aku menunduk dan disana melihat foto Maddie, lagi. Aku menghela napas lelahku, berasumsi Jika Harry belum sepenuhnya melupakan Maddie, walaupun semanis apapun perlakuannya kepadaku dan kepada anak kami ini, itu bukan menjadi jaminan jika Ia sudah kembali sepenuhnya. Lantas Aku memakai bajuku dengan rapi, lalu sedikit memoleskan lip balm dengan bedak tipis, tidak mungkin Aku tampil biasa didepan anakku. Lantas Aku membawa foto Maddie ke Laci nakas dan menyimpannya disana.

Aku turun kebawah, hal pertama yang kulihat adalah Trixie yang sedang makan bersama Dobson. Aku terkekeh, merindukan anjingku ini. Sudah lama Aku tidak bermain dengannya, semenjak kami pindah ke Rumah besar ini. Trixie memiliki teman baru, yaitu Dobson dan mereka selalu bermain bersama.

Trixie menggonggong melihatku, lalu Aku duduk dan memeluknya erat dan menciumi wajahnya. Uh, Aku rindu Trixie, sangat. Trixie menggonggong riang, lalu dia mengendus perutku dan lagi-lagi menggonggong melihat wajahku. Lalu Aku mengangguk dan tersenyum, "Ada bayiku didalam sana," ujarku dan Trixie menggonggong besar yang riang. Bahkan Dobson yang tadi sibuk makan justru mendekat padaku. Mereka berkumpul didepan perutku dan mengendus perutku.

"Oh, disini kalian rupanya," ujar Harry dan berjogkok didepan Kami. Harry mengelus rambut Trixie dan Dobson, lalu terkekeh. "Kalian pasti sangat menyayangi bibit biji jeruk milik ku," ujar Harry dan Aku menatapnya sengit. Ia menjadi kebiasaan untuk menyebut kandungan ku Biji jeruk, setiap saat dia menyapanya, pasti dia selalu menyebut biji jeruk. Tidak ada lagi kata 'Anakku' atau 'bayiku' seperti biasa. Ia justru menyebutnya 'Biji jerukku.'

Aku terkekeh, mereka bertiga sibuk berkumpul didepan perutku dan seperti mendiskusikan sesuatu. Aku bahkan tidak mendengar apa yang dibisikkan Harry pada kedua anjing itu. "Sudah, Sayang. Ayo kita berangkat," ujar Harry dan menggenggam tanganku.

Aku mengangguk, lalu kami berdua berdiri dan menunduk melihat Trixie dan Dobson menatap kearah kami. "Kami pergi sebentar," ujarku.

"Jangan merindukan Biji jeruk kami, okay? Nanti kalian bertiga bisa bermain lagi," ujar Harry dan menggenggam tanganku untuk menuju Pintu utama.

Cruel [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang