[50] Flowers

2.2K 341 359
                                    

Vote sblm membaca, komen ugha ya 😘😗😙

Pamela's POV

Aku melemparkan Tisu pada lantai, kembali mengelap air mataku dan ingus ku dengan Tisu baru. Aku terisak kuat dan menggigit bibir bawah ku, hampir seminggu lebih Aku mengurung diri di Apartemen. Perutku semakin membesar dan Aku perkirakan umurnya sudah memasuki usia tiga bulan menuju empat bulan.

Aku menatap sedih pada langit-langit. Diriku. Hidupku. Bayiku. Masa depanku. Aku mengusap mataku dan memejamkan nya, apa yang harus Aku lakukan. Hatiku sakit sekali mendengar penuturan Harry pada Maddie, seolah Aku bukanlah hal penting baginya yang sangat gampang untuk ia datangi dan dia tinggalkan, mengingat terakhir kali kami bertemu dan saat itu suasana manis dan romantis tercipta diantara kami, dan sekarang lihat apa, dia berniat melamar gadis lain.

Ditambah bayang bayang kedua orang tuaku, Aku kembali terisak. Orang tuaku menolak Aku dan bayiku, Harry meninggalkanku dan itu rasanya seperti Dunia tidak menerimamu, rasanya seperti Kau tidak memiliki siapapun di Dunia ini yang ingin denganmu. Kau tidak memiliki Tumpuan apapun lagi, kau sendiri, sebatang kara.

Aku terisak sejak senja tadi, membuat tubuh bagian atasku terguncang dan tentunya perutku juga, nyeri ku rasakan di perutku akibat itu. Membuatku menggapainya, Aku mengelusnya, aku tidak ingin tangisanku berdampak padanya.

Aku menarik napasku, berusaha membuat diriku tenang dan tidak menangis maupun terisak lagi, lalu membuang napasku perlahan dan menghirupnya perlahan pula. Aku memejamkan mataku, sembari mengelus perutku yang nyeri dan keram. Berusaha semaksimal mungkin agar kesedihanku ini tidak berdampak buruk bagi janinku.

Aku memejamkan mataku yang sayu dan terasa berat, lalu tak lama setelah itu Aku merasakan gelap dan jatuh ke alam mimpiku yang akhir - akhir ini jarang kukunjungi.

-------

Aku baru saja menyelesaikan pekerjaan Rumahku di pagi hari. Rasanya bahagia ketika kau dapat memerhatikan Apartemenmu, membersihkannya, menghiasnya dan membuatnya lebih indah. Aku berusaha melakukan ini untuk melupakan pikiran-pikiran yang membebaniku akhir-akhir ini, Aku harap dengan menyibukkan diri dengan membersihkan rumah, menghias rumahku perlahan Aku akan melupakan perasaan itu. Lagipula Aku tidak bisa terus berdiam diri di Apartemen, apalagi sekarang Aku tidak bekerja lagi di Perusahaan ayahku, well memang belum secara resmi namun Aku rasa begitu, Aku di pecat di perusahaan Ayahku sendiri.

Aku memilih untuk duduk di sofa yang ada didepan Televisi, lalu mengelap keringatku yang bercucuran dan mematikan Heater untuk sementara agar udara dingin dari luar dapat terasa di Apartemenku. Trixie meloncat untuk duduk di sampingku dengan Mainan tulang favorit nya yang berada diantara rahang atas dan bawahnya yang sedang ia gigit. Lalu Aku tersenyum kecil dan mengelus Bulunya, dia salah satu teman Setiaku setelah Zoe. Dia bukan Temanku, dia Anakku.

Aku menyalakan Televisi, lalu menonton Acara Dekorasi Rumah. Dia seperti merenovasi rumah menjadi lebih bagus dan indah, mulai dari menambah aksesoris atau mengecat ulang, lantas Aku menontonnya untuk menjadikan Refrensi untuk Apartemenku, mungkin Aku bisa menyibukkan diri dengan ini,

Pembawa Acara berambut kecoklatan itu menyarankan jika memiliki Rumah yang tidak berhalaman atau tidak ada taman, seperti Apartemen, kita bisa meletakkan tanaman tanaman hias kecil disekitaran Jendela atau tempat yang terkena sinar matahari.

Aku tersenyum, lalu melirik Jendela ku, sepertinya pas jika Aku meletakkan satu bunga kecil yang gampang hidup di sana. Aku akan membelinya besok di Toko bunga sekalian meminta saran dari Pemilik Toko itu yang pastinya lebih mengerti tentang bunga dan tumbuhan.

Aku menyandarkan kepalaku pada Sandaran Sofa, lalu menumpu pipiku dengan tanganku. Sebenarnya Aku tidak terlalu suka jika harus memiliki anak namun Aku masih tinggal di Apartemen seperti ini. Aku ingin anakku bermain tanpa batas, kaki kecilnya menyentuh rerumputan dan mata bulatnya melihat hamparan luas pemandangan seperti pohon atau hal lain. Tidak dilapisi Tembok disetiap sisinya seperti Apartemen ini, hanya satu jendela besar seperti Tembok yang membatasi pemandangan hiruk pikuk Kota London yang lumayan padat. Aku tidak ingin anakku bosan setiap paginya melihat jalanan padat dan kehidupan Ibu kota dan malamnya hanya bisa melihat lampu warna warni dijalan dari atas sini. Walau patut kuakui jika London Eye atau Jam Big Ben sangat indah jika dilihat dari Atas sini saat malam hari. Lampu lampu kuning dari Jam Big Ben dan lampu warna warni dari London Eye.

Cruel [H.S]Where stories live. Discover now